EPISODE 15 (misi : kepercayaan)

619 27 0
                                    

Assalamualaikum teman - teman selamat malam. Eh dah lama tak update ini kisah karin masa lampau nih sila lah baca jangan lupa vote dan komen dekat bawah ye terima kasih

Misi : kepercayaan

"Ayah, ibu kenapa ?" tanya seorang anak kecil berumur 10 tahun. 

Ayah dari anak itu hanya tersenyum kecil menatap manis putra kecilnya. Anak kecil itu tidak mengerti perasaan ayahnya kemudian kembali menatap ibunya yang terbaring di kasur. Seorang gadis berumur sekitar 15 tahun mengenggam tangannya kuat sambil menahan air mata. Lelaki kecil yang merupakan adik dari perempuan itu menatap kakaknya yang sedang terisak – isak menangis.

"Kakak baik – baik saja ?" Karin hanya mengangguk dan berusaha tersenyum.

Nindi liyani seorang ibu rumah tangga yang ditemukan tertidur di ruang tamu tak sadarkan diri. Ayahnya alexander riyanda sedang bersedih menatap istrinya yang tertidur tak sadarkan diri. Menurut warga sekitar ibu nindi ditemukan pada siang tadi disaat anak – anaknya pulang dari sekolah. Sang ibu sudah dibawa ke dokter dan tempatnya sudah diperiksa detektif dan para polisi.

Alex tidak bisa berkata apa – apa ketika detektif mengatakan bahwa sang ibu diracuni dengan dibungkam mulutnya dengan racun berbentuk gas hingga kehabisan nafas dan kemudian meninggal. Waktu kejadian yang paling fiks ialah 1 jam sebelum anak – anaknya pulang. Reaksi racunnya sudah menjalar ke organ dalam. Mereka bertiga harus rela kehilangan sosok ibu tercinta.
Keesokan harinya pemakaman pun berlangsung. Karin masih tidak percaya jika ibu yang sangat ia sayangi meninggalkannya begitu saja tanpa sepatah kata apapun. Dia begitu menyesal saat dia dan ibu berdebat sesaat sebelum ibu meninggal.

"Bukankah aku sudah bilang, ibu tidak perlu mengantarkan bekalku !"

"Tapi nak ibu khawatir atas kesehatan mu."

"ARGH konyol, aku bukan anak – anak lagi !"
Murid lain hanya menatap karin dengan tatapan aneh.

Karin pun mengusir ibu nya pergi ke luar sekolah. Saat itu karin berusia 14 tahun malu atas perlakuan ibunya yang masih memanjakan dirinya.

Tapi kali ini karin sangat menyesal sudah membentak, mengusir, dan memperlakukan ibunya secara kasar. Di dalam kamarnya karin hanya menangis sekencang – kencangnya sambil berteriak meminta maaf kepada ibunya. Ayahnya yang kebetulan lewat mendengar tangisan keras karin dan masuk ke kamarnya.

Karin hanya menangis kemudian berlari dan memeluk ayahnya, meluapkan semua kesalahannya kepada ibunya. Ayahnya berusaha menenangkan putrinya dengan mengusap lembut rambutnya. Di raut kesedihan karin terdengar bisikkan halus di telingannya. Karin terkejut kemudian menoleh ke belakang di mana sumber bisikkan itu berasal.

"Ibu memaafkanmu nak !"

Karin hanya menangis mendengar ucapan bisikan terakhir ibundanya. Dengan semua perlakuan kasar yang ia lakukan kepada ibundanya masih tetap memaafkannya.

Sekarang karin harus lebih mandiri karena dia juga adalah salah satunya perempuan yang berada di rumah. Ayahnya harus bekerja dan adiknya yang masih kecil harus sekolah.

1 tahun semenjak kematian ibundanya karin mulai membiasakan diri dengan pekerjaan rumah. Tapi karin tetap menjalankan tugas nya yaitu sekolah dan belajar. Di sekolah SMA nya, karin sering dibully karena pendiam dan miskin.

Semenjak ibunya tiada karin lebih sering diam  daripada ketika ada sosok ibundanya. Ekonomi keluarga karin juga kian menurun. Penghasilan ayahnya lebih banyak digunakan untuk biaya sekolah, jadi untuk biaya sehari - hari mereka harus sehemat mungkin. Namun dengan sifat karin yang pendiam ada seseorang yang membuka hatinya.

MATA DAN TAPOPS (Ejen Ali X Boboiboy) {LANJUT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang