vingt-et-un; little glimpse

26 3 6
                                    

Chanhee dapat melihat dan merasakan ledakan yang terjadi di tempat minhee berada, "lepaskan aku atau aku akan membencimu! " mendengar itu, pelukan itu melonggar.

Dengan segera chanhee berlari cepat menuju tempat ledakan. Sesampainya di sana, ia ternganga kaget melihat minhee yang tampak baru.

"Liz tidak bercanda, aku benar-benar menurunkan sihirku kepada minhee" ucapnya terharu.

Namun sayang, penampilan baru juga memperbaharui sifat minhee. Mata biru layaknya permata itu menatap semua orang di depannya sebagai musuh, tak terkecuali chanhee.

Sifat itu didapatkan dari sifat cahaya chanhee dan sifat bayangan sangyeon yang sama-sama kejam dan egois.

Bumerang itu ia lempar ke arah mereka, chanhee memantulkan senjata itu dengan sihir cahayanya sedangkan ke empat pria itu segera menghindar.

Saat bumerang itu kembali ke tangan minhee, sebuah tangan besar berwarna hitam muncul di belakang minhee dan mencengkram tubuhnya dengan kuat.

"Sangyeon! " chanhee membulatkan matanya terkejut dan berlari menghampiri minhee.

"Berhenti melukai anakmu! " sambungnya, namun sangyeon tidak mengubrisnya dan semakin mengeratkan cengkramannya.

Setelah dirasa aman, sangyeon melepaskan cengkramannya. Minhee pun terjatuh ke salju dengan bumerang yang sudah terpisah dari tangannya.

Keduanya menghampiri minhee. Chanhee segera membawa tubuh minhee ke pelukannya, sementara sangyeon mengambil bumerang itu.

Manik minhee kembali berwarna coklat kehitaman seperti semula, "apa kau terluka? " tanya chanhee khawatir.

Namun belum sempat minhee menjawab, kegelapan menyelimuti mereka.

✧─✧

Suara itu kembali terdengar, suara yang seolah memanggil namanya berulang kali.

Hal pertama yang minhee lihat adalah langit gelap yang seperti terbagi dua, sebelah kirinya terisi penuh oleh titik-titik terang, sementara sebelah kanannya sangat kosong.

Tubuhnya yang semula terlentang pun bangkit untuk duduk. Ia tidak sendirian, di kedua sisinya terdapat dua anak kecil.

"Chanhee! " anak yang berada di sebelah kirinya menengok ke belakang, "kenapa kau berada di luar? Ini sudah pukul 11 lebih" seorang wanita datang dan berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan chanhee.

"Bibi sooyoung? " minhee menatap ibu pantinya yang menghampiri chanhee.

"Angin malam terasa lebih baik, bibi" jawab chanhee sambil tersenyum, "tidurlah, chanhee, esok pagi kau akan dijemput oleh orang tua asuhmu" balas bibi sooyoung.

Chanhee menutup matanya sebentar, membiarkan angin malam mengenai wajahnya. Setelah itu, ia dan bibi sooyoung berdiri, mereka pergi sembari bergandengan tangan.

Minhee menolehkan kepalanya ke sebelah kiri, menatapi kepergian chanhee. Sampai suara telapak kaki terdengar dari sebelah kanannya.

Ia berganti menoleh ke sisi kanannya, mendapati seorang pria dewasa yang berdiri di belakang anak kecil.

"Sangyeon, pulang! " perintah pria itu. Bukannya menurut, sangyeon malah berjalan ke depan, menjauhi pria itu.

"Anak nakal! Pulang atau akan kuadukan kepada ibumu?! " ancam pria itu. Minhee yang melihat itu segera mengejar sangyeon.

"Beritahukan kepada ibu, aku tidak peduli" balas sangyeon membuat minhee merasa iba dengan pria yang lebih tua.

"Pulanglah, kau beruntung memiliki orang lain yang peduli kepadamu" ucapan minhee seperti angin lalu.

ARCUNA; Aiterleux MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang