onze; the new guard

24 3 3
                                    

Baru saja memasuki lautan, minhee dapat mendengar sesuatu yang bergerak. Ia melihat ke sekitarnya selama perjalannya menuju ke kubah, minhee tidak melihat ada bebatuan yang bergerak.

Kini penglihatan dan pendengarannya lebih tajam, gelembung yang pecah pun terdengar di telinganya.

Saat hampir sampai, barulah minhee teringat, ia tidak bisa masuk ke dalam tanpa ditemani mermaid. Minhee memutuskan untuk berenang tidak jauh dari kubah, turun ke kiri, jalur yang ia gunakan menuju bangunan tua itu.

"Sepertinya liz hanya mempermainkanku dengan bujukan orang tua. Tapi di sini tidak lebih buruk daripada di bumi, aku seperti mendapat liburan secara cuma-cuma" ucap minhee pelan selama berenang. Ia tidak benar-benar suka berada di sini, tapi sudah terlanjur, maka ia harus melanjutkannya.

"Apakah kyujin sudah berangkat sekolah? Biasanya dia terlambat datang ke sekolah jika aku tidak menyuruhnya mandi pukul 7"

"Ah, aku juga merindukan hana. Sudah lama aku tidak bermain dengannya" hana, anjing ras bichon frise peliharaan pak dongho yang sudah dianggap sebagai anak sendiri. Saat baru masuk kos, minhee selalu disambut baik oleh anjing putih itu.

"Bagaimana kabar yeseo dan wonjin? Aku harap mereka sudah mendapat pekerjaan baru"

"Adik-adikku yang ada di panti juga, aku datang tiga hari sekali. Apakah mereka mendapat donatur lain? " walaupun kondisi ekonominya yang masih kurang, setelah minhee keluar dari panti, ia menjadi donatur di sana. Uang yang ia keluarkan tidak sebanyak donatur yang lain, oleh karena itu minhee menggantinya dengan waktu bermain bersama anak-anak itu.

Tanpa sadar, minhee sudah berenang terlalu jauh, "baiklah, dimana aku sekarang? " tanyanya pada diri sendiri, air di sekitarnya terlihat menggelap.

"Aku harus keluar dari sini" minhee mendengar sesuatu sedang mendekatinya, ia segera berenang menjauhi area itu.

"Kubah, dimana kubahnya? " matanya tidak melihat kubah yang beberapa hari ini menjadi tempatnya berlindung.

Minhee memutuskan berenang naik ke daratan, hewan apalagi siren tidak akan naik ke permukaan untuk mengejarnya.

Sesampainya di area dangkal, minhee segera berlari menuju daratan. Ia pun tersadar, ia mencari kubah begitu cepat. Tempat yang biasanya ia pijaki masih jauh ada di sebelah kirinya.

Minhee tertawa kecil menyadari kebodohannya, ia lalu berlari ke arah kiri, ia harus mulai berenang dari sana.

Di saat ia tengah berlari, rubah besar melompat dan menghadangnya. Tapi sepertinya kali ini, minhee harus menghadapinya sendirian.

Liz yang seolah mempunyai banyak mata pun tidak bisa menemukan sang penjaga minhee.

Ia tahu minhee dihadang oleh rubah besar, liz berhenti mencarinya dan diam di atas minhee.

Liz hanya memperhatikan minhee. Tujuannya agar si penjaga kembali dan membantu minhee.

Sementara itu, minhee bertatapan dengan rubah besar di depannya, "liz, tolong aku" ucapnya pelan.

Tak ada jawaban. Di kepalanya terbesit ide untuk berenang, tapi ia bisa saja masih masih dikehar oleh makhluk tadi.

Baiklah, minhee lebih baik menggunakan sihirnya. Ia membuat tikus yang sudah mati lalu ia lempar ke hadapan rubah itu.

"Rubah makan tikus, bukan? " tanyanya pada sang rubah, tapi rubah itu tidak tertarik dengan tikus yang minhee berikan.

"Oh, baiklah" minhee berjalan mundur lalu mencoba untuk tenang. Sihirnya yang dapat mengontrol bisa dikeluarkan dengan ketenangan.

ARCUNA; Aiterleux MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang