prologue, ouvreur

279 8 0
                                    

"Mama dimana? " satu-persatu air matanya berhasil keluar, membasahi wajah manisnya.

"Mama! " panggilnya lagi, namun tidak ada sang mama di sini.

Orang-orang hanya berjalan melewatinya dengan wajah kebingungan.

Sekali-kali ada orang yang mendekat padanya, namun ia terus menghindar, seolah semua orang yang mendekatinya adalah monster.

Teriakan demi teriakan ia keluarkan agar sang mama dapat menemukannya dikerumunan orang dewasa itu.

Hingga matahari terbenam, hanya ada beberapa orang yang lewat dengan ponsel di tangan masing-masing.

Ia terduduk di depan tempat sampah, masih menunggu sang mama yang belum kembali.

Sudut matanya menangkap seorang pria berbaju hitam dengan permen di tangannya.

"Hai adek, daritadi nungguin siapa? " tanya pria itu berjongkok di sebelahnya.

Ia pun menjauhkan tubuhnya, tidak mau berinteraksi dengan orang di depannya ini.

Tapi semakin ia menjauh, orang itu tetap mengejarnya. Ia pun bangkit berdiri lalu segera berlari tanpa arah.

Pria itu mengejarnya di belakang dan berhasil menangkap tubuh mungilnya.

"Minhee" panggilan itu membuatnya menoleh pada di pemanggil, "lo lagi sakit? " tanya orang berambut hitam di depannya, wonjin namanya.

"Gak, kak. Memangnya kenapa? " balasnya, "lo ngelamun daritadi, muka lo juga rada pucat gitu" jawab wonjin.

"Ah, kemarin gue di panti sampai jam 12. Mungkin cuman kurang tidur, kak" balas minhee.

Wonjin pun menggelengkan kepalanya, "hari ini jangan tidur malem-malem" ucapnya dibalas anggukan oleh minhee, "siap, kak"

"Minhee, wonjin, gue duluan ya! Kunci kafe ada di meja pak chanyeol, jangan lupa matiin lampu sama ac" itu seunghun, satu-satunya wraiter shift malam yang tersisa malam ini.

"Hati-hati, kak! " ucap wonjin dan minhee bersamaan.

Sudah hampir pukul 10 malam dan tidak ada pelanggan yang datang kemari.

Wonjin pun mendekat ke arah pintu lalu membalik tulis open menjadi close.

"Kita tutup lebih cepet, kak? " tanya minhee, "iya, gue juga ada keperluan buat ulang tahun adek gue. Ga enak kalo ninggalin lo sendiri" jawab wonjin.

Minhee mengambil kain lap untuk membersihkan meja kasir, "besok gue gantian sama chaewon, lo gapapakan? " tanya wonjin, minhee pun menganggukkan kepalanya, "gapapa, kak" jawabnya lalu menaruh kain lap di laci.

Wonjin berjalan ke ruangan pak chanyeol untuk mengambil kunci sementara minhee mengganti seragamnya di ruang penyimpanan sekaligus mengambil tasnya.

"Udah? Ga ada yang ketinggalan? " tanya wonjin saat minhee keluar dari ruang penyimpanan.

"Ga ada kok, kak. Ayo pulang! " jawabnya antusias.

Setelah mematikan semua barang elektronik, mereka keluar dari cafe kecil itu.

"Hati-hati ya, kalo sampe ada apa-apa telpon gue atau pak chanyeol sekalian" ucap wonjin, "lo juga hati-hati ya, kak" balas minhee lalu keduanya berpisah arah.

Minhee melangkahkan kakinya menuju ke rumah kos-kosannya, melalui sebuah taman yang selalu terbayang-bayang di pikirannya.

"Malem, pak" sapa minhee pada bapak pemilik kosannya, "malem, dek minhee, tumben jam segini sudah pulang? " tanya pria dengan kaus merah dan celana pendek selutut itu.

ARCUNA; Aiterleux MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang