Pagi ini, aeternum telah dilanda oleh gempa yang berhasil membuat seluruh makhluk aeternum terganggu dari aktivitas mereka.
Setelah aiterleux kembali, pintu tak terlihat sudah muncul untuk menjemput minhee. Namun dengan sihirnya, chanhee menutup pintu itu.
Tangannya menyentuh batu yang menyelimuti kristal merah itu, "minhee akan membuatmu mekar, segera" ucapnya.
Lalu air danau itu mulai surut, kuda yang saat itu membantu minhee muncul di sebelah kanan chanhee.
"Berhenti mengikutiku! " chanhee menghembuskan angin pada kuda itu, namun kuda itu tetap kekeh berada di posisinya.
"Veart! " kuda itu tampak sedih mendengar suara chanhee yang meninggi.
Tapi chanhee juga tahu bahwa kuda itu dikirim oleh liz untuk mendatanginya.
Kakinya pun melangkah menjauhi kuda itu, kembali ke voirita dengan langkah angkuhnya, persis seperti sangyeon.
"Sihirmu adalah segalanya chanhee, bagi aeternum dan dirimu sendiri" liz hanya menatap sedih.
Sementara itu, peperangan terjadi di dasar laut. Kubah besar itu masih dapat melindungi mereka dari serangan para siren, namun kini yang dapat mereka lakukan hanya diam di rumah masing-masing.
Setiap kali mereka keluar dari rumah atau berbicara, kubah itu selalu bergoyang karena siren yang mengintai kubah mereka.
Satu-satunya cara adalah dengan berbisik dengan lambat dan menggunakan sihir dari mutiara.
Isa terus-menerus mengusap mutiaranya, kini ia berada di royallane bersama sang ratu, "isa, tenanglah" ucap sang ratu melihat isa yang gelisah sejak semalam.
"Suyun pasti akan segera kembali" semalam, sebelum peperangan terjadi di kubah para mermaid, suyun pergi keluar istana untuk mencari rumput laut yang ada di dekat kubah.
"Ratu, aku tidak bisa tetap diam di sini, aku akan mencari suyun" ucap isa, ia memeluk mutiaranya dan berenang keluar dari istana.
Sekarang royallane dilindungi dengan kekuatan mutiara dan hanya dapat dilalui oleh para mermaid yang membawa mutiara.
Keadaan di luar sangat hening, seperti biasanya. Tapi isa bisa merasakan sesuatu di sekitarnya.
"Mutiara, buat perisai pelindung untukku" ucapnya pelan dan mengusap mutiaranya.
Ia berenang pelan menuju ke kubah, daerah yang sekiranya suyun kunjungi.
Dari kejauhan, ia melihat beberapa siren yang mengelilingi kubah membuat nyalinya perlahan ciut.
"Senang melihatmu lagi, isa" isa terkejut dan membalikkan tubuhnya, mendapati siren dengan ekor berwarna silver keputihan dan sisik yang tajam.
"Kau berani juga berenang di luar" ucap siren itu, "wah, kau masih menjaga mutiara itu rupanya" lanjut siren itu membuat isa mengeratkan pelukkan mutiaranya.
Sungguh tak terduga, bertemu dengan teman lamanya, mungkin lebih tepatnya mantan temannya.
"Aku di sini hanya untuk berjaga, aku tidak akan melukaimu" ucap siren itu lagi, tapi dengan gigi yang tajam itu, isa tak yakin.
"TANGKAP MERMAID ITU! " suara itu terdengar dari belakangnya.
Tangan siren itu menggenggam tangan kiri isa lalu membawanya berenang pergi menjauh dari para siren itu.
"Yujin, lepaskan aku! " namun yujin tak mendengarkannya dan berenang semakin cepat.
"Jangan keluar saat siang hari seperti ini kecuali jika kau ingin bertemu denganku" ucap yujin setelah mereka sampai di dekat royallane.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCUNA; Aiterleux Mission
Fantasi─ rembulan terus menjadi saksi bisu baginya, membiarkannya dibawa pergi untuk menemui orang tuanya di tempat yang terlalu jauh.