douze; forest to the next

24 3 2
                                    

Minhee kembali disambut oleh pepohonan rindang. Yang berbeda adalah tingginya yang jauh lebih tinggi dan jarak antar pohonnya yang berjauhan.

Ia berjalan setenang mungkin sembari mengucapkan kata-kata penenang dalam hatinya.

Grequilie adalah tempat para peri dan naga. Ia hanya bisa membayangkan jika seekor naga tidak sengaja menginjaknya.

Saat tengah berjalan, tiba-tiba sesuatu seolah menarik tangannya menuju ke belakang pohon.

"Siapa itu? " tanya minhee kaget, "ini aku, jangan takut" chanhee rupanya.

"Apa yang kau lakukan? " tanya minhee bingung, pasalnya ia tidak melihat naga atau pun peri.

"Ada makhluk yang tidak seharusnya berada di sini, mereka bisa saja menjadi ancaman untukmu" jawab suara itu, minhee pun menegang lalu semakin memepetkan tubuhnya pada pohon.

"Siapa mereka? " tanya minhee pelan, namun suara itu tidak menjawabnya, "apa kau meninggalkanku? " tanya minhee sedih.

"Aku tidak akan meninggalkanmu, kumohon diamlah" ucap chanhee pelan, minhee menurut. Ia menolehkan kepalanya mencari makhluk yang dimaksud oleh chanhee.

Tiba-tiba sebuah ide muncul di kepalanya, minhee menggunakan sihirnya untuk menciptakan batu besar lalu melemparnya jauh ke samping.

"Minhee, makhluk aeternum lebih cerdas daripada manusia" ucap chanhee lalu pria misterius itu muncul di hadapannya.

Ia menggunakan kupluk dari jubahnya dan merapatkan jubahnya, "tetaplah di belakangku, jangan membuat suara atau gerakan yang tiba-tiba" ucap chanhee lalu berdiri membelakanginya.

Mendengar langkah kaki yang mendekat membuat minhee takut, tubuhnya merosot hingga ke tanah.

"Kau yang di sana, siapa kau? " minhee menutup matanya mendengar suara itu, ia tahu pertanyaan itu diajukan pada pria di depannya.

Lalu sekelompok orang itu berjalan ke hadapan pria di depannya, "apa kau mempunyai telinga? " ejek salah satu dari mereka.

Minhee lalu membuka matanya dan mendapati 4 pria dengan tatapan remeh, "dia sepertinya peri penyihir, mereka sangat aneh" balas pria yang ada di ujung.

Salah satu pria itu membuka paksa kupluk pria misterius di depannya lalu keempat pria itu tertawa, "kau benar, dia seorang penyihir" ucap pria yang membuka kupluknya.

"Kau juga terobsesi dengan chanhee rupanya, kenapa kau tidak bergabung dengan kami? " mendengar itu, minhee menatap punggung pria di depannya.

"Chanhee? " ucapnya pelan, otaknya memproses sebuah ingatan masa lalu.

"Sudah berapa kali kau menggunakan serbuk ajaibmu untuk mendapat wajah seperti chanhee? " ucap pria itu mengejek, namun yang diejek hanya menunjukkan ekspresi datarnya.

"Hyunjae, sudahlah. Kita akan menertawainya lagi setelah menangkap ailux itu" ucap pria yang sedaritadi diam, minhee yang tengah berpikir pun menegang dibuatnya.

"Sampai jumpa, wanita tua" ucap pria yang disebut hyunjae itu lalu mereka pergi menjauhinya.

"Kalian tidak pernah berubah, aku membenci itu" ucapnya kecil, namun minhee masih bisa mendengarnya.

Minhee berdiri "apa kau chanhee? Kau adalah orang yang hilang? " tanyanya.

Saat minhee masih kecil, bibi sooyoung, sang ibu panti yang membesarkannya pernah bercerita tentang seorang pria, chanhee namanya.

Bibi sooyoung mendeskripsikan chanhee sebagai anak yang pintar dan terampil namun sangat penyendiri. Dulunya chanhee dititipkan ke panti oleh seorang wanita berumur 50 tahun yang merupakan neneknya karena ibu dan ayahnya masih duduk di bangku sekolah.

ARCUNA; Aiterleux MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang