sept; the blue creatures

30 3 0
                                    

Minhee memutuskan untuk meninggalkan unpaix hari ini. Ia diantar oleh hao setelah berpamitan dengan semua warga di sana.

"Kemana kita pergi? " tanya minhee, "roacengle, tempat mermaid dan siren" jawab hao membuat minhee meremang.

"Siren kedengarannya berbahaya" ucap minhee sembari menelan ludahnya, "aku tidak pernah bertemu dengan mereka, tapi aku yakin kau bisa melalui ini" ucap hao penuh keyakinan.

"Ah, kenapa kau tidak membawaku ke celeste? " tanya minhee, seingatnya celeste adalah wilayah yang aman.

"Makhluk yang memiliki sihir mempunyai tiga atau lebih jenis sihir. Di roacengle, kau bisa menemukan sihirmu yang lain" jelas hao. Tujuan hao adalah membiarkan minhee mendapatkan sihirnya.

Mereka berjalan melalui hutan yang menyambung ke roacengle, hao hanya mengantarnya dan akan kembali ke unpaix.

"Kenapa kau tidak menemaniku seperti kau menemani chanhee? " tanya minhee. Ia masih ragu untuk melanjutkan tugasnya sendirian.

"Tidak bisa. Alasan pertama, ini tugasmu. Alasan kedua, aku hybrid kucing yang tidak ingin menyentuh air" jawab hao, minhee pun mengulum bibirnya.

"Jangan takut, semangatlah! Siren dan mermaid adalah makhluk yang bertentangan, mereka akan menjagamu dari satu sama lain" hibur hao, ia tidak mau membuat minhee takut karena keputusan sepihaknya ini.

"Di roacengle, grequilie dan celeste, kau mempunyai satu kubu baik yang akan melindungimu. Tapi di voirita, kau mungkin bertahan sendiri" ucap hao.

"Kenapa aku bertahan sendiri? " tanya minhee sambil menatap hao bingung, "vampir dan werewolf hanya melindungi kawanan mereka yang sejenis dan sedarah, karena itu kau harus melatih sihirmu" ucap hao sembari menatap pada awan-awan di atas mereka.

Pada siang hari, mereka sampai di roacengle, "masuklah dan dapatkan kristal, sampai jumpa di lain waktu" ucap hao menepuk pundak minhee. Mereka berpelukkan sebentar, "terima kasih kau sudah mengantarku" ucap minhee.

Mereka masih ada di dalam hutan, hanya dalam satu langkah, minhee berjalan keluar meninggalkan hao yang tersenyum padanya.

Di depannya adalah hamparan lautan luas. Airnya sangat tenang, mengingatkan minhee pada sungai yang ia kunjungi sebelum masuk ke sini.

Ia menatap ke pada air laut, mencoba mencari duyung yang berkeliaran di dalam lautan. Tapi yang bisa minhee lihat hanya bayangannya sendiri dan matahari di atasnya.

"Aku tidak bisa bernafas dalam air, bagaimana caranya aku bisa mendapatkan kristal di bawah air seperti ini? " keluh minhee lalu menghela nafas.

'Kenapa kau tidak masuk? ' tanya liz, "masuk ke dalam air? Aku tidak bisa bernafas di dalam air" jawab minhee pasrah.

'Menyelam saja ke bawah, kau akan selamat' ucap liz namun minhee masih merasa tidak sanggup.

'Sebelum kau masuk, bertanyalah padaku tentang apa saja yang ingin kau tahu. Di dalam sana, aku tidak bisa berkomunikasi denganmu" lanjut liz membuat minhee semakin takut.

Ia berhasil menangkap kristal pertamanya karena bantuan liz, bagaimana jadinya jika tidak ada liz yang membantunya?

'Ingin kuberitahu cara untuk menemukan kristal? ' tanya liz, "kau tahu caranya? Lalu kenapa kau membawaku ke sini? " tanya minhee balik.

'Kau kubawa ke sini karena alasan terbesar dalam hidupmu' ucap liz dengan nada datar diikuti gerutuan kecil dari minhee.

"Baiklah, beritahu aku caranya! " jawab minhee, 'mudah, kau hanya harus menerapkan ini dalam dirimu. Percaya diri dan ikuti naluri hatimu' jawab liz membuat minhee mendecak kesal.

ARCUNA; Aiterleux MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang