"Aku akan merindukanmu" minhee mengusap wajah noir dengan sedih. Noir mengantarnya hingga ke depan hutan masuk celeste.
Setelah noir pergi, barulah minhee masuk ke dalam hutan itu. Beberapa saat ia berjalan, ia sudah melihat hamparan rerumputan luas di depan sana.
"Chanhee, apa kau yakin ini adalah tempat para pony? Tempat ini sangat sepi" tanya minhee, ia tidak mendapati satu pun pony.
"Para pony tidak hidup di dekat hutan, mereka hidup di tengah celeste" jawab chanhee, minhee pun mengangguk mengerti.
Sembari berjalan, ia mengobrol dengan chanhee, "dimana kristal itu berada? " tanya minhee.
"Flauge, kota di atas awan" minhee pun membulatkan matanya kaget, "ada kota di awas awan? Bagaimana aku naik ke sana? "
"Mintalah bantuan pada para pegasus untuk mengantarmu ke flauge" balas chanhee, minhee mengangguk mengerti.
"Kenapa kau tidak menampakkan dirimu? Aku merasa lebih baik jika kau ada di sampingmu" ucap minhee.
"Aku tidak dapat melakukannya sekarang" jawab chanhee membuat minhee sedikit sedih.
Tak lama, minhee dapat melihat sebuah tempat layaknya perkotaan di bumi. Bukan karena alat elektronik atau pun layar besar, melainkan banyak pertokoan.
"Kau tidak pernah mengatakan kepadaku jika pony hidup dengan manusia di sini" ucap minhee pada chanhee, ia mendapati banyak makhluk seperti manusia dengan ponynya masing-masing.
"Mereka bukan manusia, dan jangan berbicara dengan mereka kecuali pendamping ratu pony" balas chanhee, "ratu pony? " tanya minhee bingung.
Namun chanhee tidak menjawab. Minhee memilih untuk masuk lebih dalam, memperhatikan lebih dekat para penghuni celeste.
Terdapat pertokoan yang sepertinya menjual makanan atau perlengkapan. Lalu angin menariknya ke belakang salah satu pertokoan itu.
"Siapa itu? " tanya minhee kaget, ia menengok ke sekitar, tak mendapati siapa pun di dekatnya.
"Apakah di dunia ini juga berhantu seperti di bumi? " tanya minhee takut. Bila chanhee menampakkan dirinya, mungkin hanya wajah datar dan helaan nafas yang akan minhee lihat.
Sementara itu, chanhee menariknya agar menghindar dari hyunjae dan teman-temannya yang berada dekat dengan minhee.
Walaupun para pendamping pony mirip dengan manusia pada umumnya, kelompok hyunjae dapat membedakan mana ailux dan mana pendamping pony.
Chanhee pun menampakkan dirinya lalu menarik tangan minhee untuk berlari, "kenapa kita berlari? " tanya minhee.
"Kau tidak aman berada di sana" ucap chanhee. Saat ia tinggal di voirita, ia dijaga ketat oleh sangyeon yang memiliki penciuman lebih tajam daripada werewolf lain.
Selama ia berpergian jauh, sangyeon akan mengirimkan beberapa werewolf untuk menjaganya. Tapi tidak satu pun dari werewolf itu dapat mencium aromanya, hanya sangyeon yang dapat melakukannya.
Hyunjae dan juyeon sama seperti werewolf biasa, penciuman mereka tidak sehebat sangyeon.
Maka chanhee akan membawa minhee pergi sejauh mungkin agar kedua werewolf itu tidak dapat merasakan aroma minhee.
Tidak lupa ia menggunakan tudung jubahnya agar ada yang mengenalinya.
Hingga malam tiba, minhee menciptakan sebuah rumah namun hanya terdapat ruang tidur di dalamnya.
"Tentang kota di atas awan, apakah mereka menjual pakaian? Atau mungkin ponsel dan semacamnya? " tanya minhee pada chanhee yang ada di sampingnya.
"Tidak, kota di atas awan adalah kerajaan ratu pony. Lagipula, apa yang ingin kau lakukan dengan ponsel? " tanya chanhee balik.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCUNA; Aiterleux Mission
Fantasy─ rembulan terus menjadi saksi bisu baginya, membiarkannya dibawa pergi untuk menemui orang tuanya di tempat yang terlalu jauh.