Minhee mengintip lewat jendela, warna oranye sudah menyeruak ke seluruh penjuru langit, pertanda pagi sudah datang.
"Uh! Aku menghabiskan sepanjang malamku hanya untuk hasil yang sia-sia! " ia menendang pintu yang terbuka di hadapannya.
Di saat itu juga, minhee melihat langit aeternum tampak memudar. Yang semula berwarna oranye perlahan menjadi hitam pekat.
"Minhee! " minhee pun menengok pada chanhee yang memanggilnya.
"Kemana saja kau? " tanya minhee namun chanhee tidak merespon pertanyaannya itu.
"Kau mempunyai tugas besar hari ini" ucap chanhee sambil tersenyum senang, namun sepertinya minhee harus panik sekarang.
Dinding aiterleux telah runtuh dan kini menunjukkan wajah asli aeternum.
"Sebelum itu, ini" potongan kristal terakhir itu melayang di tangan chanhee, potongan kristal yang asli.
Kantung pemberian hao kembali muncul, namun kali ini semua kristal itu melayang keluar satu persatu lalu semua kristal itu tiba-tiba melayang pergi ke suatu tempat.
Minhee dan chanhee pun mengejar kristal-kristal itu hingga mereka sampai ke jembatan aeternum.
Semua kristal itu menyatu dan batu pelindungnya pun keluar dari dalam sungai, menciptakan aiterleux kembali.
"Dimana kau menemukan kristal terakhir itu? " tanya minhee penasaran.
"Kau tidak perlu tahu dimana kristal itu berada, tapi ayahmu yang membantuku menemukannya" jawab chanhee dan minhee hanya diam, ia yakin sangyeon ingin membantu chanhee, bukan minhee.
"Kemana kau akan pergi? " tanya minhee melihat chanhee yang pergi tanpa mengajaknya.
"Ikutlah denganku" ucap chanhee, mereka pun berjalan beriringan, entah kemana chanhee akan membawanya pergi.
Melewati hutan dengan perasaan yang tidak enak, minhee merasa asing dengan tempat ini.
"Minhee! " suara liz memanggilnya, dinding pelindung itu telah hilang. Ia pun menengok ke belakang, tak terkecuali chanhee.
"Minhee, berhenti mengikuti chanhee! " ucap liz terdengar marah.
"Kenapa? " tanya minhee bingung, ia menatap liz dan chanhee secara bergantian.
"Bila kau pergi bersama chanhee, aku tidak yakin kau akan kembali" balas liz, minhee pun menatap chanhee meminta penjelasan.
"Ikut bersamaku, aku akan membawa kembali ke istana" ucap liz lagi, namun minhee masih tak mengerti apa yang harus ia lakukan sekarang.
"Minhee" panggil chanhee, "kau tahu aku selalu melakukan hal yang terbaik untukmu" ucap chanhee lalu melanjutkan perjalanannya, membiarkan minhee bersama liz.
"Maaf, liz, ini terlalu tiba-tiba. Dan dia ibuku, aku mempercayainya" ucap minhee pada liz lalu mengejar chanhee.
"Chanhee, tunggu aku! "
Liz pun menghela nafas, "chanhee, kau gila dengan membawa putramu dalam bahaya" ucapnya.
Sementara chanhee tersenyum mendengar suara minhee yang mengejarnya, ia berhasil menjadikan minhee sebagai alatnya.
✧─✧
Chanhee membawanya kembali ke air terjun darah, namun kali ini mereka menerobos air merah itu untuk masuk ke dalam gua.
Minhee pun mengusap-usap seluruh tubuhnya yang terkena air sembari berjalan masuk.
"Apa yang kita lakukan di sini? " tanya minhee namun chanhee tak menjawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCUNA; Aiterleux Mission
Fantasy─ rembulan terus menjadi saksi bisu baginya, membiarkannya dibawa pergi untuk menemui orang tuanya di tempat yang terlalu jauh.