AISHAKAR [09]

1.4K 98 1
                                    

HAPPY READING

Memasang wajah tanpa ekspresi, Aishakar tidak menghiraukan orang-orang yang hadir saat ini di kediaman tuan Hayes. Mengabaikan keberadaan mereka, Aishakar lebih memilih untuk memejamkan matanya dengan tangan yang sebagai tumpuan guna meredakan emosi yang ingin meluap.

Sedangkan orang-orang yang di abaikan kehadirannya, menggeram marah melihat perilaku Aishakar. Apa iya tidak menganggap kami? Ingin rasanya mereka memukul wajah tersebut, tapi mereka tidak memiliki keberanian karena latarbelakang pemuda tersebut ditambah saat ini mereka sedang berada di kediaman tuan Hayes. Orang yang akan membantu mereka untuk mencari keberadaan seseorang, jadi mereka harus menahan emosi saat ini.

Keheningan pun terjadi di sekitar mereka. Aishakar yang acuh dan para pemuda tersebut yang diam seribu bahasa membuat Hayes yang tadi diam memperhatikan menghela nafasnya lelah.

"Kalian ada urusan apa?" Mendengar suara pemilik kediaman, para pemuda tersebut menatap ke sumber suara.

Ada rasa takut yang menerpa mereka saat mendengar suara tersebut. Apalagi wajah yang memperlihatkan tak bersahabat itu membuat nyali para pemuda itu menciut.

Entah salah apa mereka pada kakek Hayes, biasanya kakek temannya itu tidak memperlakukan mereka dingin seperti ini. Justru sebaliknya, mereka di sambut hangat bahkan disuguhkan berbagai macam hidangan.

Tapi saat ini, jangankan hidangan senyuman pun tak terpancar saat melihat kehadiran mereka.

Menatap temannya-Karang, mereka mengkode agar memberitahukan tujuan mereka. Mendapatkan tatapan dari temannya, Karang menarik nafasnya dalam-dalam dan memperbaiki postur duduknya.

"Kek, kami ingin meminta bantuan kakek untuk-" ucap Karang yang terpotong dan itu membuat Karang beserta temannya menjadi was-wa. Bahkan kakek tak ingin mendengarkannya terlebih dahulu pikir mereka kalut.

"Stop!!" potong Hayes yang sudah mengerti arah pembicaraan mereka. Menatap intens satu-persatu pemuda dihadapan nya, lalu pandangan Hayes terhenti pada pemuda yang sedang menajamkan matanya.

Farka bahkan ingin mengompol saat di tatap intens seperti itu karena saking takutnya ia saat ini.

"Kalian ingin meminta bantuan kakek untuk mencari gadis itu??" Tanya Hayes dan langsung mendapatkan anggukan oleh Karang beserta temannya.

"Lalu gunanya geng motor kalian itu apa? Hanya pajangan?" Bukan jawaban seperti ini yang mereka harapkan.

"Kami sudah mengerahkan nya kek, tapi sama sekali belum mendapatkan hasilnya sampai saat ini," ucap Karang yang membantah bahwa geng motor mereka bukan pajangan.

"Benarkah? Berarti geng motor kalian tidak berguna!" hardik Hayes menatap nyalang sang cucu.

Mendengar kalimat yang seperti penghinaan tersebut anggota inti geng motor Gryzer yang hadir pada saat ini hanya mengepalkan tangannya kuat-kuat. Ingin membantah tapi apa yang di bilang kakek Hayes bilang benar adanya.

Buktinya saat ini mereka malah meminta bantuan untuk mencari gadis kesayangan mereka.

"Sampah," timpal Aishakar dengan mata yang masih terpejam.

"Tau apa Lo?" tanya Langit yang tersulut emosinya.

"Lo lebih sampah, bahkan sampai sekarang Lo belum bisa nemuin anak pungut itu," sambung Langit dan itu sukses membuat mata amber itu terbuka dari tidur nya.

Aishakar terkekeh pelan, belum menemukan gadis nya dia bilang, lalu saat ini yang sedang tertidur pulas di kamarnya itu siapa? pikir Aishakar.

"Karang, aku kasian liat Lo yang punya kawan tolol dan bermuka dua."

AISHAKAR : [Transmigrasi Boy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang