HAPPY READING
Wajah yang baby face, bibir kecil yang berwarna merah seperti ceri, hidung mancung namun kecil, mata bulat dengan netra hazel, bulu mata lentik, alis yang tertata rapi. Sungguh Aishakar sangat mengagumi keindahan yang tepat berada di depan wajahnya.
Memperhatikan seorang gadis yang dengan telaten mengobati lebam di wajahnya, semburat senyum terpatri di wajahnya.
Quella yang menangkap senyuman Aishakar mengerutkan kening bingung.
"Ada apa?" tanya Quella penasaran dan menghentikan kegiatannya saat melihat senyuman Aishakar. Apa suasana hatinya lagi baik? Pikir Quella yang menerka-nerka.
"Tidak ada, lanjutan." ucap Aishakar menggenggam tangan Quella.
Menghiraukan senyuman pemuda di hadapannya, Quella melanjutkan kembali kegiatan yang sempat tertunda.
Apa yang terjadi di sekolah sampai pemuda ini mengalami luka-luka. Seingatnya pemuda di hadapannya ini tidak akan pernah mengalami hal seperti ini, justru ia akan membuat lawannya tak berkutik di tempat.
Jadi apa alasan pemuda yang saat ini sudah berstatus sebagai kekasihnya mendapatkan luka-luka.
"Siapa yang membuat kamu seperti ini?" tanya Quella kepada pemuda di hadapannya. Sedangkan Aishakar menggelengkan kepalanya sebagai reaksi dari pertanyaan sang gadis, "tidak." Jawab Aishakar.
Mendengar hal tersebut membuat Quella bertambah bingung. Entah apa yang di maksud dari jawabannya itu, yang jelas rasanya Quella ingin menabok wajah yang sialnya sangat tampan.
Mendengus nafas kasar, Quella melanjutkan mengobati wajah Aishakar. Selang beberapa saat Quella sudah selesai dengan kegiatan nya.
Melihat Quella yang sudah selesai mengobati nya, Aishakar menarik tubuh ramping tersebut agar lebih dekat. Kemudian menyandarkan kepalanya pada ceruk leher gadis tersebut.
"Tadi di sekolah gue di pukul sama orang karena udah bikin cewek itu malu," adu Aishakar dengan suara seperti anak kecil. Sebagai pendengar Quella menganggukkan kepala paham, tentu ia tau siapa cewek yang di maksud Aishakar.
Tentu saja cewek yang selalu ngebully nya di saat Aishakar tidak masuk sekolah atau bahkan di saat kesempatan tak berada di dekat pemuda tersebut saat sekolah.
Sebuah senyum terbit, mengetahui bahwa setelah ini ia akan aman saat bersekolah untuk beberapa hari saja.
"Lo nggak boleh seperti itu, di juga perempuan -"
"Iya, seharusnya dia paham perasaan sesama perempuan karena dia juga perempuan tapi, nyatanya tidak. Dia terus menindas Lo saat kesempatan datang." potong Aishakar yang tidak suka gadisnya membela perempuan yang sudah jahat terhadap nya.
Hening tidak ada yang bersuara, bahkan Quella tidak bisa berkata apa-apa seolah pemuda tersebut akan terus membenarkan perbuatannya.
Sekali lagi Aishakar tersenyum puas, inilah salah satu yang di sukai Aishakar. Gadisnya memahami situasinya saat ini.
"El, nikah yuk."
Membolakan matanya lebar Quella terkejut dengan kalimat ajakan tersebut.
"Gila!! Yang benar saja. Mereka masih berstatus pelajar dan dia mengajak menikah? Lagian mau di kasih makan apa dia nantinya?" pikir Quella dan bergerak untuk memberikan jarak keduanya tapi pelukan tersebut malah semakin erat dan terus semakin erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
AISHAKAR : [Transmigrasi Boy]
Science FictionKesempurnaan akan membawa bencana dalam hidupmu-Nakula Aishakar Agnibrata [PART TER-ACAK]