_HAPPY READING _
BUGH
Tiba-tiba saja satu pukulan mendarat di pelipis Aishakar. Melihat si pelaku Aishakar hanya menatapnya dingin karena sudah di tebak apa yang akan terjadi pada dirinya saat melihat seorang pemuda beserta temannya menerobos kerumunan tersebut.
Kenapa tidak mengelak? Alasannya cukup sederhana, karena Aishakar hanya ingin melihat emosi pemuda tersebut setelah memukulnya.
"Aakhh!!" teriak para gadis saat melihat kejadian yang terjadi di depan mata mereka dan dengan cepat mereka menghindar sehingga menciptakan ruang yang cukup besar di tengah-tengah.
"Brengsek Lo jadi cowok!!" teriak Karang di depan wajah Aishakar sambil mencengkram kuat kerah baju pemuda tersebut. Ya, pemuda yang tiba-tiba memukul Aishakar itu Karang diikuti teman-teman pemuda tersebut yang sudah berada di belakang nya.
Menatap lurus ke depan, Aishakar sama sekali tidak merasakan sakit pada pelipisnya.
"Apa?!" entah itu pertanyaan atau pernyataan namun yang sangat jelas itu seakan menantang lawan bicaranya.
BUGH
Satu pukulan lagi dilayangkan Karang pada wajah Aishakar tapi ditempat yang berbeda, seperti sudut bibir pemuda tersebut.
"Itu ulah Lo kan? Lo yang udah bayar berandalan itu buat ngerjain gadis itu kan? Ga punya hati Lo!!" teriak Karang lalu melayangkan beberapa tinjunya ke Aishakar.
BUGH
BUGH
BUGH
Marah, Karang sangat marah saat mengetahui perbuatan kembaran nya tersebut. Darimana Karang tau siapa pelakunya? Tentu saja dari percakapan yang ia dengar saat dirinya buang air kecil di kamar mandi.
Beberapa saat sebelum berkelahi ...
"Gue mau ke kamar mandi," ucap Karang tiba-tiba pada temannya saat berada di lorong yang akan menuju lantai 2 tepat kelas mereka berada.
"Oke, kita tunggu di anak tangga." Karang hanya menganggukkan kepala dan bergegas pergi menuju toilet.
Setelah beberapa saat menyelesaikan kegiatannya, Karang keluar dari salah satu bilik toilet dan hendak mencuci tangannya.
Bersamaan Karang yang mencuci tangan, 3 orang pemuda memasuki toilet tersebut dengan salah satu memegang kantong plastik lalu di buangnya di tong sampah yang berada dalam toilet.
"Gue nggak nyangka bakal dapat duit sebanyak ini, padahal cuma ngelakuin hal seperti itu," ucap Ikbal antusias. Mendengar itu Dava dan Okta menganggukkan kepalanya setuju.
"Betul, padahal ceweknya cantik tapi kok tega dia ngelakuin kayak gitu," sambung Okta dan ketiga pemuda itu saat ini sudah berada di dekat karang. Mengetikkan bahunya acuh, ketiganya membersihkan warna yang menempel pada tangan mereka.
Masih diam tak bersuara, karang hanya menyimak pembicaraan pemuda tersebut. Bukan dirinya lancang karena mendengar pembicaraan tersebut. Ingin dirinya tak mau mendengarkan tapi ketiga pemuda itu berbicara dengan suara lantang di tambah keadaan toilet yang sepi sehingga mampu membuat suaranya menggema di seluruh toilet tersebut.
"Fadillah ya nama gadis itu. Entah dendam apa yang pemuda itu punya Sampek ngelakuin itu." Pernyataan dari Dava sukses membuat kegiatan Karang terhenti seketika.
"Lo ngasih dosis obat tidur nya sedikit kan, sesuai arahan pemuda tersebut?" tanya Okta pada Dava karena pemuda itulah yang ngasih obat tidur sehingga saat mereka ber-aksi tidak ada pergerakan yang mengganggu sang objek.
KAMU SEDANG MEMBACA
AISHAKAR : [Transmigrasi Boy]
Science FictionKesempurnaan akan membawa bencana dalam hidupmu-Nakula Aishakar Agnibrata [PART TER-ACAK]