AISHAKAR [02]

3.8K 261 3
                                    


HAPPY READING

"Ekhem," dehem Nakula yang membuat gadis di depannya segera menoleh ke arahnya.

Deg

Dapat Nakula lihat keadaan gadis tersebut yang sedang menangis. Hidung memerah, pipi sebelah kanan terdapat bekas tamparan, mata bulat yang di penuhi air mata dan beberapa noda hitam, mungkin maskara nya luntur.

Sedangkan si gadis mengerjap-ngerjapkan matanya bingung saat melihat Nakula yang berdiri di ambang pintu kafe.

"Lucu," batin Nakula saat melihat wajah gadis tersebut.

"Maaf, saya mau lewat," ucap Nakula yang sedari tadi melihat gadis tersebut hanya bergeming di tempat.

Si gadis yang mendengar tersebut langsung menyadari bahwa dirinya sedang menghalangi jalan pemuda tersebut. Dengan segera ia bangkit dari duduknya dan menggeser tubuhnya memberikan jalan untuk si pemuda.

"Jangan nangis, makeup mu jadi luntur," ucap Nakula langsung melangkah pergi tidak lupa sebuah senyuman terbit di wajahnya.

Mendengar kalimat tersebut, gadis itu langsung membuka hp nya dan melihat bayangan dirinya di layar saat dirinya membuka sebuah kamera. Betapa kagetnya ia saat makeup yang di pakai nya jadi luntur, malu itulah yang dirasakan nya saat melihat orang-orang yang sedang memandang nya lagi menahan tawanya.

Cepat-cepat ia menundukkan kepalanya dan bergegas pergi dari pandangan orang-orang. Setelah kepergian nya banyak orang yang langsung menertawai nya dan itu masih di dengar oleh si gadis karena keras nya tawaan tersebut.

"Iss, malu-maluin," gumamnya yang meratapi keadaan nya.

Beralih lagi kita ke Nakula, saat ini ia sedang berjalan di trotoar. Banyak para gadis yang ia lewati secara terang-terangan menatap nya kagum. Bahkan sesekali ada yang meminta nomor nya dan itu tentu saja tidak di kasih karena berurusan dengan gadis seperti mereka itu merepotkan dan ia tidak ingin di ganggu.

Ding

"Tuan, ada orang yang mencoba mencari data tentang anda."

Nakula yang melihat tersebut menghentikan langkahnya tiba-tiba saja rasa waspada muncul di sekitarnya. Mengingat kehidupan masa lalunya yang kacau saat seseorang mengetahui jati dirinya membuat ia sedikit trauma.

"Kunci Keamanan ku sebaik-baiknya, jangan biarkan ia tahu tentang informasi mengenai diriku sedikit pun," pinta Nakula. Cukup sudah di kehidupan sebelumnya ia menjadi target seseorang dan kali ini ia tidak akan membicarakannya.

"Ganteng-ganteng kok ngomong sendiri."

"Aduh, mana masih muda lagi."

"Sayang banget."

"Ganteng sih, tapi sayang ia gila."

Dan masih banyak lagi orang-orang menggosipi tentang dirinya bahkan orang yang melewati nya juga ikut bergosip.

"Tuan, anda bisa berkomunikasi dengan saya melalui pikiran."

"Kenapa nggak bilang dari tadi!!" teriak Nakula dan itu semakin membuat orang-orang menggosipi ditiru dan di anggap gila.

Hal itu membuat Nakula meringis malu dan bergegas pergi meninggalkan tempat tersebut.

"Maaf tuan."

"Sudah lah, cepat kau laksanakan!!"

"Baik tuan. Keamanan sedang di proses ... "

Ding

AISHAKAR : [Transmigrasi Boy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang