Raiden Mei bertanya-tanya, mengapa dia melakukan semua ini. Untuk diterima…? Mendapatkan pengakuan…? Tidak, tidak ada satupun yang benar bahkan jika dia menginginkan kedua hal itu.
Dia seorang gadis, kenapa dia harus melakukan latihan fisik?
"Untuk diriku sendiri…" gumaman itu berguna untuk memicu semangatnya. Entah bagaimana, dia bisa merasakan kekuatan besar dalam dirinya yang memberikannya lebih banyak tenaga untuk menggenggam pedang di tangannya.
Semua itu berkat satu orang pemuda yang baru saja dia temui hari ini. Dia bukanlah orang yang hebat secara sosial, mengingat dia tidak benar-benar bisa memberikan Mei kata-kata penghibur.
Tapi itu membuat Mei memikirkannya – menjadi sebuah pendorong untuk membawanya melakukan semua latihan fisik tanpa henti ini. Apakah dia marah? Tidak. Mei menemukan nilai lain dalam hidupnya, dan itu adalah kekuatan untuk melindungi rekan-rekannya.
Dia masih lemah. Karena itulah, dia memutuskan untuk menerima pelatihan fisik yang diberikan oleh Ayn. Dia sudah pernah belajar pedang dari ayahnya, jadi satu-satunya senjata yang bisa dia gunakan adalah katana.
Fisiknya tidak buruk, karena untuk memiliki pedang yang kuat, diperlukan tubuh yang kuat juga. – itulah yang diajarkan oleh ayahnya, Raiden Ryoma, kepadanya ketika mereka masih bersama-sama.
Berkat Ayn, dia mengingat tentang pedangnya, dan berkat pedang itu dia mengingat dengan setiap kata-kata bijak yang diucapkan oleh ayahnya untuk mendukung kehidupannya sebagai orang dewasa di masa depan.
–––Tidak apa-apa tidak memiliki banyak teman, tapi percayalah kepada mereka yang percaya kepadamu.
Apakah anggota di grup obrolan percaya padanya?
–––Tidak usah sedih. Ibu akan selalu menemanimu di dalam dirimu, tidak peduli dimanapun kamu berada, apakah itu siang atau malam, dia akan selalu bersama Mei.
Apakah ibunya masih menemaninya sampai di tempat antah berantah ini?
–––Segalanya memiliki sebab dan akan menghasilkan akibat. Semuanya punya alasan, setiap perilaku yang kamu lakukan, bahkan jika itu cuma melamun, itu punya sebab.
Lalu, apa sebabnya dia berada disini? Apa akibatnya untuk dirinya?
Keraguan dan jawaban terus menerus menumpuk di dalam kepala Mei. Pikirannya tetap mencoba untuk menyeimbangkan satu sama lain, sementara dia terus mengayunkan pedang logam asli di tangannya dalam gerakan dasar.
Kesadarannya terus terbang kesana kemari sementara tubuhnya hanya mengulang apa yang terus dia lakukan dalam sebuah perputaran semakin melelahkan dan melelahkan. Itu akan terus terjadi sampai Mei berhenti dengan paksa karena pingsan, jika bukan karena dia merasakan sensasi dingin yang menusuk di pipinya, hingga mencapai giginya.
"–––hyah–!" Itu mengejutkannya, membuat pikirannya kembali dan tangannya berhenti berayun, merespon kejutan dan menyentuh pipinya.
Matanya melirik ke sosok si pelaku dan menemukan si pemuda yang membuatnya *overthinking* berdiri dengan sebotol ion water di tangannya, memberikannya kepadanya.
"Istirahatlah, Mei. Apakah kau bahkan sadar jika kau punya kantung mata?"
Sekarang, Ayn menyinggungnya, membuat dia menyentuh bawah matanya. Dia melirik Ayn yang memberikan cermin dari sistem, sebelum melihat dirinya sendiri yang punya kantung mata seperti panda dan kulit pucat seperti orang nolep yang kurang cahaya matahari.
Ini membuatnya malu. Dia bahkan bisa merasakan temperatur wajahnya memanas sekarang. "M– maaf… dan, terima kasih atas airnya."
Ayn mengangguk. "Istirahatlah, seharusnya itu sudah cukup banyak meningkatkan kekuatan fisikmu. Aku akan melihat Iwatani sekarang." Dia melambaikan tangannya dan berjalan ke lapangan yang terpisah oleh sekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anti-Anomaly Chat Group
FanfictionAyn adalah wibu, seperti kamu dan aku. Tapi tidak seperti kamu dan aku, dia punya sistem. Sistem Grup Obrolan Anti Anomali. +++ Fanfiction. All belongs to the Rights. Sampul: https://www.pixiv.net/en/artworks/117167463