19. Nagazora

122 17 6
                                    

“Menarik sekali.” Ayn mengelus dagunya—seolah-olah memiliki jenggot—dengan santai.

Pandangannya tertuju pada sosok humanoid yang melayang dengan tubuh transparan dan kepala seperti burung reptil dengan paruh yang tajam.

——Delusional Demon.

Begitulah Ayn memanggil sosok makhluk ada di hadapannya.

Setelah pertarungan yang tidak memakan banyak waktu sama sekali, Ayn akhirnya memutuskan, alih-alih membunuh iblis itu, dia lebih memilih untuk memanfaatkan kekuatannya—menjadikannya Shikigami orisinil yang tidak pernah ada di klan Zenin yang asli.

Sayangnya, kekuatan iblis itu tergantung pada penggunanya dan berbeda dari keturunan langsung keluarga dukun, Ayn tidak memiliki kontrol yang baik pada energi terkutuknya.

Dan berbeda dengan energi sihir, energi terkutuk bisa diibaratkan seperti asap, yang mana lebih ringan tapi juga lebih sulit untuk dikendalikan.

Jadi rasanya agak kurang efektif digunakan dalam pertarungan jangka panjang, apalagi jika Ayn memutuskan menggunakan sihir alih-alih Shamash.

Namun jika digunakan bersama dengan Shamash, yang ada kekuatan iblisnya menjadi tidak berguna sama sekali di hadapan kekuatan penghancur ini.

Namun seperti namanya, “Demon of Delusional Space” bisa menciptakan ilusi yang mirip seperti Tsukuyomi milik Uchiha Itachi. Namun penerapan ilusi tidak hanya itu…

“Iblis adalah makhluk yang penuh akan pengetahuan, sayang sekali aku tidak mewarisi pengetahuannya…” Ayn bergumam rendah.

Jika dia memiliki akses terhadap itu, dia akan mendapatkan keterampilan pengendalian ilusi lebih jauh lagi dengan instan, mewarisi pengetahuan dari iblis.

Namun Ayn tidak mengantisipasi bahwa makhluk yang dijadikan Shikigami tidak mewarisi pengetahuan yang dibawa makhluk itu.

Tapi tidak apa-apa… kemampuannya saja sudah cukup untuk membuat seluruh dunia dalam kekacauan.

Mulai dari mempengaruhi orang-orang penting hingga mempengaruhi alam bawah sadar seluruh manusia di planet bumi sebagai budaknya. Itu semua bisa dilakukan dengan mudah. Tidak terlalu sulit, hanya perlu mempengaruhi alam bawah sadar dan mereka akan jadi robot yang sempurna.

Tapi tentu saja, Ayn tidak berniat melakukan hal itu. Lagipula, jika dia kehilangan kekuatannya di saat yang salah, dia akan kalang kabut sendiri. Walaupun… tetap ada hasrat kecil jauh di dalam hatinya untuk melakukan hal itu.

“Sudahlah… mending latihan.”

Ayn menghilang dari tempat dia duduk dan memasuki Barrack.

Seperti biasanya, walaupun ketika keluar dari Barrack dia berada di lapangan latihan, tapi ketika masuk kembali, dia secara otomatis muncul di dalam kamarnya. Akan jadi lebih efisien lagi jika ada fitur penyembuh otomatis untuk para agennya.

Dia keluar dari ruangannya dan menuju lapangan latihan. Tanpa menggunakan Shamash, dia melatih kemampuan sihir dan teknik terkutuknya. Memadukan beladiri dengan teknik Ten Shadows serta sihir, memberikan Ayn kemampuan yang cukup untuk mengalahkan hampir seluruh anggota Grup Obrolan. Kemungkinan menangnya adalah 50% jika melawan mereka secara bersamaan, selama Mei tidak menggunakan kekuatan Herrscher of Thunder secara tiba-tiba.

Jika dihitung dari yang terkuat hingga terlemah, itu adalah; Ayn dengan Shamash, Mei Herrscher, Ayn tanpa Shamash, Elaina, Ethan, Naofumi, Mei.

Dua hari telah berlalu sejak hari dimana Ayn bersama teman-temannya menjelajahi tempat terbengkalai. Tidak banyak hal yang terjadi di dua hari ini, tapi Ayn melihat selain Naofumi, Mei juga mengunjungi barak walaupun jarang-jarang mengingat dia masihlah seorang pelajar.

Dia juga pelajar sih, jadi tidak bisa dianggap sebagai pengecualian, walaupun dia punya lebih banyak waktu luang daripada Mei … yah, Ayn bukan orang yang benar-benar butuh banyak belajar untuk paham sesuatu. Dia adalah pembelajar yang cepat.

Dan lagi, dua hari lagi adalah acara karya wisata, Ayn tidak punya hal yang harus dia pikirkan setelah ini. Bisa dibilang, dia bebas sekarang. Dan kebetulan sekali.

“Maaf…?” Mei mengedipkan matanya beberapa kali, untuk memastikan kebenaran dari sosok di hadapannya yang tengah makan ayam geprek dengan lahap.

“Aku akan mengunjungimu, Mei.” Ayn menyatakannya sekali lagi, tanpa keraguan dan rasa malu seolah-olah hal yang normal untuk mengunjungi rumah teman perempuan. Sementara bagi Mei…

Mau tidak mau, rona merah muda muncul di wajahnya, memikirkan bahwa akan ada seorang laki-laki mengunjungi rumahnya secara mendadak membuat jantungnya berdegup kencang.

Ayn tidak tahu tentang pikiran Mei—apalagi memperhatikan reaksinya, semenjak dia masih fokus dengan makanannya—lanjut berbicara. “Aku mungkin akan datang setelah aku menyelesaikan sekolah, yah… seharusnya itu masih cukup pagi ‘kan? Apakah aku harus pergi agak malam?”

Jika dihitung, Ayn yang pulang pukul empat sore, akan datang ke Nagazora pada sekitar pagi hari—di akhir pekan. Agak terlalu pagi sebenarnya, jadi Ayn akan pergi agak malam dari dunianya, agar sampai di dunia Mei di pagi hari, menjelang siang.

Mei di sisinya, menundukkan kepalanya, mukanya merah, menunjukkan betapa malu dan gugupnya dia mendengar Ayn akan mendatanginya ke rumahnya. Seorang laki-laki mengunjungi kamarnya…

Laki-laki…

Naofumi masuk ke dalam barak, berniat untuk memulihkan Hit Point-nya lebih cepat, sekaligus makan masakan dari bumi, tapi tidak ada yang berniat memperhatikan dirinya.

[——.]

Mei mendengar notifikasi dari sistem tentang sesuatu, tapi dia mengabaikannya dan memandang Ayn, kali ini ekspresinya menjadi lebih terkendali. Dia mengajukan sebuah pertanyaan kepada sosok di depannya. “Ayn-san, apakah kamu pernah ke rumah perempuan sebelumnya?”

Sebuah pertanyaan yang akan membuat Ayn mendapatkan antara saus tomat atau “saus tomat”...

“Eh, tentu saja tidak.” Ayn menggelengkan kepalanya, dia tersenyum mengejek pada dirinya sendiri. “Sejak lahir, aku belum pernah ke rumah perempuan sebaya denganku, lagipula, aku juga tahu diri.”

“...”

Mei tersenyum mendengarnya.

“Aku menantikan kedatangan Ayn-san.” Masih dengan senyuman yang manis, Mei berkata kepada Ayn yang meneguk es teh manis … mau tidak mau merasakan manis yang berlipat ganda.

“—Uhuk! Uhuk!”

“Biar ku bantu, Ayn-san!”

Naofumi yang melihat dua sejoli itu hanya bisa terdiam. Melihat ke arah Ayn … dia berharap remaja itu bisa memilih jalan yang benar dan hidup cukup lama. Karena dia tahu–

Perasaan yang terlalu kuat selalu menjadi mimpi buruk.




((A/N: Masih adakah yang baca ini?))








Anti-Anomaly Chat GroupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang