Di saat semuanya mereda, dia melihat seorang pria paruh baya dengan mengendarai mobil pickup. "Mau kemana lu, pagi-pagi buta begini?"
Ayn mengenalnya, mengingat dia berada satu kompleks perumahan dengan pria paruh baya itu. Dia adalah seorang pegawai yang bekerja di kebun buah-buahan yang tidak jauh dari sini sebagai pengirim.
"Jalan-jalan aja sih pak. Baru balik dari ngirim ya?"
"Ya biasalah, yang namanya kerjaan, bisa bukain itu portal?"
Ayn menggelengkan kepalanya. "Dikunci. Saya aja lompat pak, bawa lompat aja pick up nya."
"Lah bocah, kalau bisa ya udah gua buka kayak Transformer."
Ayn hanya tersenyum. "Tunggu ya pak, saya cari pak satpam dulu. Paling di samping."
Pemuda itu tidak menunggu balasan pria paruh baya yang mengenakan peci hitam itu. Setelah berjalan beberapa menit, dia mendapati dua orang pria dengan seragam satpam sedang jongkok dan makan lontong pecel. Ayn menghampiri mereka berdua.
"Gak keliling pak?"
Salah satu petugas menoleh dan menyeruput kopinya, sebelum menjawab. "Baru istirahat Le, ada apa?"
"Pak Ahmad baru balik, portalnya digembok."
Si satpam memberikan beberapa kunci yang digantung menjadi satu kepada Ayn. "Tahu yang mana kan, kuncinya? Nanti portalnya gak usah dikunci lagi, soalnya kita mau balik bentar lagi. Taruh aja di pos."
Ayn mengangguk. "Oke. Yah, saya tinggal coba-coba aja sih kuncinya." Dia kemudian meninggalkan kedua pria itu dan membantu Pak Ahmad untuk membuka portal.
"Udah pak! Silahkan jalan."
"Makasih Yin!" Pria itu mengambil sesuatu dari kursi di sampingnya dan memberikannya kepada Ayn. Kantong plastik isi buah! "Nih, buat kamu, gak banyak, soalnya cuma sisa tadi."
Ayn menerimanya dengan senang hati. "Makasih pak!" Dia hanya memandang pria paruh baya itu berkendara pergi dan menutup kembali portal, tapi tidak menguncinya. Dia meletakkan kunci itu di atas meja pos satpam dan memutuskan untuk pulang dan turu. Sambil menikmati buah gratis dari abah juragan buah.
Dia masih punya urusan besok dengan teman-temannya.
***
Ayn menarik nafas dalam-dalam dan menahannya di dalam paru-parunya, mencoba untuk tenang – dia berhasil, mengingat dia masih punya 'Calm Mind' dan 'Nameless Meditation Technique'.
Ayn mengambil ponselnya dan memeriksa jam. [05:23]. Masih pagi. Ayn masih punya banyak waktu untuk bersiap-siap dan melakukan olahraga.
Dia bangun dari kasurnya dan segera mencuci mukanya, sebelum mengambil sebuah roti dari jajanan kenduri dan memakannya sebelum berangkat berlari mengelilingi kompleks perumahan tempatnya tinggal. Tentu saja tanpa alas kaki, atau nyeker.
Setelah berkeliling sampai nafasnya benar-benar habis, Ayn mulai pergi ke taman dan mencuci mukanya, sebelum mulai push up, sit up, dan pull up dengan pohon sampai seluruh tubuhnya memanas dan berteriak kepadanya untuk berhenti.
Ayn beristirahat sebentar, lalu mencuci mukanya dan pulang untuk mandi dan sarapan bersama dengan ibu dan adik perempuannya.
"Buk, aku nanti mau keluar, cari barang buat karya wisata." Ayn berkata kepada ibunya, dengan adik perempuannya ikut mendengarkan.
"Ama siapa aja, Kak?" Itu adik perempuan Ayn yang bertanya.
"Sama temen sekelasku lah. Masa pembina pramukamu."
"Berarti sama kaya ibuk, ibuk habis ini ketemu sama Tante Hesti. Terus kapan Yin?"
Ayn menghadap ibunya. "Jam 9 pagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Anti-Anomaly Chat Group
FanfictionAyn adalah wibu, seperti kamu dan aku. Tapi tidak seperti kamu dan aku, dia punya sistem. Sistem Grup Obrolan Anti Anomali. +++ Fanfiction. All belongs to the Rights. Sampul: https://www.pixiv.net/en/artworks/117167463