RASA TAKUT YANG TERAMAT SANGAT

11 6 0
                                    

Pada akhirnya, dimulai dengan Toro yang jongkok sambil melipat kakinya, satu demi satu orang-orang yang masih berdiri di bak truk memilih untuk duduk. Ana, Eka, Via, Nita, lalu Dono. Di seberang keranda, Khozin memutuskan untuk tak hanya jongkok sembari melipat kaki, tapi Khozin langsung duduk selonjor memanjangkan kaki. Ujung kakinya menyentuh tiang pemikul keranda sehingga ujung keranda di bagian sana menyentuh lutut Eka.

"Tuhan..." Eka menjerit tertahan. Matanya terpejam rapat. Tubuhnya menggigil hebat.

"Eh... maaf... maaf... aku gak sengaja..." Khozin menarik keranda agar menjauh dari lutut Eka.

Di sebelah Khozin, Gloria meringkuk kedinginan. Angin jam setengah tiga pagi bukanlah angin yang bagus untuk kesehatan. Gloria merapatkan jaketnya. Saat ini posisi Gloria sudah duduk di lantai bak truk dan kepalanya lebih memilih terbenam di balik pundak Khozin ketimbang harus duduk tegak seperti Khozin yang langsung memelototi keranda lekat-lekat.

Di pojokan, di dekat pintu bak truk, Lisa meringkuk di sebelah Re. Kepalanya hilang dalam balutan jaket yang tidak dikenakannya. Lisa lebih memilih kedinginan asalkan kepalanya tertutupi jaket dan kedua matanya jangan sampai melihat keranda keparat itu, terlebih melihat bagian dalamnya. Demi apa pun, imajinasi Lisa bisa sangat liar saat matanya melihat sesuatu yang tidak seharusnya dia lihat.

Jalanan yang rusak membuat badan truk terombang-ambing. Sekali waktu, truk menabrak lubang di tengah jalan yang lumayan dalam. Badan truk seperti terbanting. Yang seperti itu mengakibatkan benda apa pun yang ada di dalam truk akan ikut melayang lalu terbanting pula.

Saat truk menabrak lubang, keranda di bak belakang melayang beberapa jengkal lalu terbanting ke lantai dan menimbulkan suara bergemerincing. Ini dikarenakan keranda memang terbuat dari baja ringan yang antara penutup dan alasnya sudah tidak rapat lagi.

Setiap kali keranda terbanting, Eka akan menjerit. Pun demikian dengan Ana, Eka, dan Via. Adakalanya keranda bergerak dan bergeser mengikuti ban sebelah mana yang terperosok ke dalam lubang. Eka adalah orang yang terlalu sering terkena sial lantaran keranda begitu kerap bergeser ke arahnya. Benda yang masih menguarkan bau wangi kembang kuburan itu beberapa kali menyentuh lututnya dan itu membuat Eka menjerit histeris. Upaya Khozin dan Re untuk menenangkan Eka sudah tak mempan lagi.


MALAM INISIASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang