ANDAI SAJA GLORIA TAU

3 2 0
                                    

Tanpa basabasi lagi, Sajidin masuk ke dalam rumah dan langsung nyelonong ke ruang tengah. Beberapa orang tengah bersiap untuk memulai sarapan. Lisa dan Gloria duduk saling berhadapan. Khozin duduk beradu punggung dengan Gloria. Sementara Re sibuk dengan ponselnya. Re duduk di sebelah jendela, berhadapan dengan Khozin. Re belum sarapan. Nasi kotak di hadapannya masih rapi sebab belum dibuka.

"Pagi, Glo..."

Gloria mencibir Sajidin yang cengengesan dengan muka kusut dan mata sayu kurang tidur, "Gak usah nyapa-nyapa. Males. Belom mandi."

"Halah... kayak kamu sudah mandi saja!"

"Eee... sembarangan! Sudah dong. Tanya Lisa kalo gak percaya."

Sajidin meringis, "Oke oke... aku mandi dulu. Kamar mandinya di sebelah mana?" Sajidin celingukan. Di sekitaran dapur sama sekali tak terlihat ruang rahasia yang lazim ada untuk mandi dan sebagainya.

"Di luar!"

Sajidin menautkan alis, "Di luar?"

"Hooh." Sahut Gloria ketus dan sama sekali tak menoleh pada Sajidin.

"Kok bisa di luar? Siapa yang mindahin?"

"Ya mana aku tau! Tanya aja sama yang punya rumah!"

Kali ini tak cuma sekedar menautkan alis, Sajidin tersentak kaget. Yang punya rumah! YANG PUNYA RUMAH! Sajidin mengulang-ulang bagian kalimat itu di dalam hati dengan sedikit rasa ngeri. Andai saja Gloria tahu siapa sebenarnya orang yang punya rumah ini... andai saja Gloria tahu kalau yang punya rumah ini sudah... sudah...

Sajidin tak berani meneruskan pikirannya. Dia lebih memilih untuk membongkar isi tasnya, mengambil handuk dan perlengkapan mandi, lalu bergegas menuju pintu belakang untuk mencari kamar mandi yang konon katanya berada di luar rumah.


MALAM INISIASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang