Note : Don't Plagiat. Enjoy and Happy Reading.
.
.
.
Sorai Ke-empat.
.
“Ternyata, sosok Papa tidak selamanya salah. Terkadang, Bunda justru yang keterlaluan.”
-Ketika dunia saling membantu, masalah apapun akan selesai, entah selesai dengan cepat ataupun dengan perlahan saja.
Cendaka mengerti, Bunda dan Papanya itu kaya sebab gila kerja, tapi anak ini masih tidak paham, bagaimana cara mereka membuat anak sepertinya hadir diantara mereka. Kadang ia berpikir, apa dahulu orang tuanya pernah jatuh miskin sehingga setelah ia hadir, mereka tidak ingin berhenti kerja agar tidak kembali ke masa itu?
Namun, sepertinya tidak. Sebab foto-foto pernikahan Bunda dan Papanya saja terlihat megah.
Atau mungkin memang Cendaka yang di sesali kehadirannya? Ya, siapa yang tahu.
13 September, entah Tuhan sedang berbaik hati atau orang tuanya ingin bertaubat, pesan singkat pada grub berjudul ‘My Fam’ itu kini memunculkan sebuah nontifikasi dari sang Bunda.
My Fam
Bunda♡:
Halo anak bundaHaloo juga bundaa
Bunda♡:
Cenda apa kabar sayang?Baik Bun, bunda sendiri apa kabar?
Bunda♡:
Baik sayang.
Kamu, sudah dewasa ya sekarang...Tentu saja!
Bunda♡:
Bagaimana jika ikut dengan Bunda? Bunda akan melanjutkan karir bunda ke luar negeri sayang...Papa:
Tidak. Cendaka dengan saya.Loh? Kalian kenapa? Cenda kan bisa sama kalian berdua.
Papa:
Maaf nak.For what Pa?
Bunda♡:
Kami, sepertinya sudah tidak lagi saling mencintai.Cendaka berharap apa tadi? Tuhan sedang berbaik hati? Atau orang tuanya yang bertaubat? Oke, Cendaka menarik pemikiran itu. Sekarang apa lagi? Orang tuanya memilih berpisah?
“Gini banget sih hidup” Ia meluruhkan tubuhnya pada kasur empuk di kamar kesayangannya.
Handphone mahal dengan gambar apel di belakang nya itu kini berdering, dengan nontifikasi chat masuk dari sang Papa dan Bundanya.
Memilih menolak panggilan Papanya, dan tak lama mengangkat panggilan sang Bunda. Entahlah, ia ingin marah tapi lemas sekali. Kini Cendaka ingin mendengar masing-masing alibi orang tuanya terlebih dahulu, dan ia akan memilih Sang Bunda terlebih dahulu.
“Cenda, bunda peng—”
“Assalamualaikum, halo Bun.” potong Cendaka, membuat sang bunda di sebrang sana terdiam sejenak.
“Wa'alaikumsalam sayang. Maaf, bunda lupa salam. Pinternya anak bunda, ga lupa sama salamnyaa”
“Hu'um di ajarin Bang Haikal. Kalo lupa, Cenda bakal di coret dari daftar adek kesayangan Abang Bun, hehe.”
“Oh, Abang kamu di Sorai itu ya?” Cendaka mengangguk, yang pastinya tidak dapat dilihat oleh sang Bunda.
“Bunda boleh cerita.” Cendaka meminta setelah sekian lama terdiam dalam saluran elektronik itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorai
Teen FictionCompleted✓ [Part masih lengkap.] *Jangan lupa komentar dan votenya. Deskripsi : Kisah tujuh pemuda yang saling mencintai dalam lingkup saudara. Melewati banyak hal, hari-hari berat, dan masalah yang menumpuk dengan kebersamaan. Mereka tidak sedarah...