Ketika itu Kulihat Syahdu

3.2K 378 24
                                    

Note : Don't Plagiat. Enjoy and Happy Reading.
.
.
.

Sorai ke-lima belas
.

“Ada hal yang berpura-pura diakui, menipu tiap raga yang merindui.”
-


5 Agustus

“Widih, ada yang keliatan seneng nih” Reynan berucap pada satu-satunya anak yang pertama ia lihat di sekolah, di depan mading lebih tepatnya.

“Eh, Ko Rey.” Cendaka menoleh pada Reynan yang menginstrupsi kegiatannya tadi.

“Ngapain Cen? Seneng banget kayaknya? Gara-gara udah baikan sama Haikal? Jadi tenang hidup lo?” Marvio ikut menyahuti sedang Reyhan tertawa pelan.

“Salah satunya iya, tapi lihat Bang! Gue bakal ikut ini, pertandingan basket, doain gue dilirik sama pelatih timnas Bang, biar gue bisa jadi atlet!” jelas Cendaka sembari menunjuk salah satu poster pada mading di hadapannya.

Marka dan Reynan membaca poster tersebut dan mengangguk cepat memandang Cendaka, “Wah, ini mah pas banget buat lo Cen! Congrats ya, udah nemu jalan nih, good luck deh, ntar siang kan nih ya langsung tes nya?”

Cendaka mengangguk membenarkan ucapan Marvio. Kemudian mereka bertiga berjalan beriringan menuju kelas.

“Tenang, ntar gue sama yang lain nonton buat semangatin lo deh” Reynan berujar sembari merasakan tangan Cendaka merangkul pundaknya juga pundak Marvio.

“Lah, Ko Rey sama yang lain aja? Bang Marv ga nonton gue nih?” Cendaka bertanya sembari menoleh kearah Marvio yang ada disisi kanannya.

“Sorry ya Cen, gue aja ntar Dzuhur izin pulang duluan, panggilan buat ngeband kecil-kecilan, gak bisa gue skip, first time gue jadi gitaris ini”

“Widih, berati udah official dong? Udah fiks diterima bang?” Cendaka bertanya heboh dan Marvio mengangguk tak kalah heboh.

“Tapi masih di cafe Bang Jo kan Bang? Lo sama band belum ada tour atau semacamnya buat konser gitu kan?” kini Reynan angkat suara, keduanya langsung menoleh kearah kiri mereka.

“Belum-belum, rencana-nya sih 2 bulan lagi bakal konser di Jogja. Gila, gue kira band nya ga segede ini, tau-tau gue keterima udah ada manager, ada rancangan konser, sampe jadwal latihan buat konser nanti”

“Lah, tapi 2 bulan lagi bukannya ujian ya Bang? Tabrakan sama ujian kelulusan kita gak tuh?” Reynan bertanya, sedang Cendaka mengangguk membenarkan.

“Aman, dua hari setelah ujian selesai kok konsernya”

“Wah, sabi nih nonton! Sekalian healing!” Cendaka mengusulkan hal yang benar, dan tentunya diterima keduanya dengan baik.

“Oke, ntar omongin sama yang lain”

•••

“Bang Marvi manaa Na?” tanya Haikal pada Nathan yang kini sedang duduk disamping kirinya, mereka duduk pada salah satu kursi di pinggir lapangan sekolah, menunggu pertandingan Cendaka dimulai.

“Udah pulang, kan tadi izin mau ngonser Kal”

“Oh iyaa, lupa”

“Na, anterin gue kantin kuy” ajak Jendral sembari mengangkat tangan Nathan cepat.

“Apasih, sendiri Jen, males gue, mau sama Haikal aja cuy” Nathan tetap bertahan duduk, sedang siswa-siswi yang tak banyak di depan mereka menoleh, seolah bertanya apa yang mereka lakukan.

SoraiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang