Lihat Hati Mana (?)

3.2K 399 10
                                    

Note : Don't Plagiat. Enjoy and Happy Reading.
.
.
.

Sorai ke-enam belas
.

“Pastikan kau tak pernah mengenalku, jika pada akhirnya kau pergi dengan separuh jiwaku yang ku titipkan pada ragamu.”
-


“Haikal, ngapain sih lo kek begitu? demen banget nyiksa gue” Jendral menatap foto Haikal pada room chat dirinya bersama Yudi.

Mereka berenam sedang berada di basecamp terkecuali Haikal. Tadinya Jendral dan yang lain sudah ber-overthinking ria mengira Haikal kembali sakit, saat ia menghubungi Yudi, kakak kedua Haikal, ternyata anaknya sedang ngambis gemes di rumah.

“Nyiksa gimana maksud lo Jen? Bocahnya beneran sakit kah? Kesana yok?” Reynan bertanya heboh, namun segera terhenti kala Jendral menunjukkan ponselnya pada mereka semua.

“Ya ini, bocah kematian yang hari-hari teriak gue gemesin, padahal dirinya jauh gemesin kek bayi cuy” Reynan berceletuk sembari menggigit bibir bawahnya, agh, gemas sekali rasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Ya ini, bocah kematian yang hari-hari teriak gue gemesin, padahal dirinya jauh gemesin kek bayi cuy” Reynan berceletuk sembari menggigit bibir bawahnya, agh, gemas sekali rasanya.

“Menurut kalian nih, ni beneran umurnya sama kaya kita?” Jendral melebarkan senyum saat melihat mereka juga terlihat gemas pada sosok Haikal di foto tersebut.

“MasyaAllah Bang Jendral, lo mau gue traktir gak? Send dong foto Bang Ikal” Cendaka mengeluarkan ponselnya, lalu menaik turun kan alisnya, meminta persetujuan pada Jendral.

“Gak ah, limited edition, buat gue aja”

“Bro, gue punya banyak, barter mau kaga? Satu buat dua foto dari gue” Marvio berujar, sudah, mereka terdiam aja, kalau dua tsundere yang mereka sebut sebagai leader dan captain Sorai ini sudah saling bernegosiasi, maka kesempatan dan kesepakatan hanya untuk mereka.

“Deal deh, send dulu satu buat dp, ntar Lo nipu” Jendral berujar ketus, dan Marvio hanya merotasikan matanya malas.

“Gue jadi mikir, kalo kalian punya pacar, apa mereka gak cemburu kalo tingkah kalian sama Bang Haikal kek begini?” Jiko berceletuk penuh tanya.

“Gue sih keknya ga bakal bisa punya cewek, kalo semua cewek permasalahin persahabatan kita, apalagi kalo bawa-bawa sikap gue ke Bang Haikal” bukan Jendral ataupun Marvio, tetapi Cendaka. Ia menjawab pertanyaan Jiko tadi, sedang mereka tersenyum hangat.

“Ugh, kita penting yaa buat lo daripada cewek, aaa, lucuuuunyaa” Nathan memekik gemas, dan berusaha meraih Cendaka kedalam pelukannya.

“BANG NANA GA USAH MULAI ANJIR” Cendaka merapat pada Jiko yang lebih tinggi darinya, berusaha menjauh dari jangkauan Nathan.

SoraiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang