Note : Don't Plagiat. Enjoy and Happy Reading.
.
.
.
Sorai ke-sembilan
.
"Aku tidak berharga ya?"
-
Setelah perdamaian ayah-anak antara Cendaka dengan papanya, disusul Marvio dengan ayahnya, kini entah bergilir keburuntungan pada Haikal atau hanya sebuah khayalan anak itu saja.Diatas brankar dengan handphone ber-cassing hitam itu, Haikal terlihat tersenyum sumringah. Sembari mengetikan kalimat singkat yang tak dapat Jiko ketahui, kini Haikal menatapnya seolah-olah sedang merasa amat sangat bahagia.
"Apaan bang? Ini Jiko mau berangkat sekolah sama Bang Rey, lo ga mikir aneh-aneh kan?" tanya Jiko curiga.
"Ih kaga! Beneran dah, aku mau disini aja anteng, ntar sore kalian pulang, aku juga pulang, Ikal ga mau bertingkah banyak biar cepet sembuh."
"Tum-ben?" tanya Reynan yang sudah lengkap rapi berseragam, keluar dari kamar mandi ruang rawat Haikal.
"Duh, gimana ya, tapi jangan iri. Bang Jo barusan chat akuu aaaaaaa" jawab Haikal semangat, disertai pekikan girang darinya.
"Isss, kalemm Kal, iyaa iyaa ikut seneng gue, tapi ga usah kek gitu tingkah lo, darah lo naik ini!" Reynan menginstrupsi tingkah sang karib, sebab benar memang terlihat sedikit darah di infus Haikal karena terlalu hiperaktif bergerak. Setelah mengomel singkat senyum hangat terbit dari wajah Reynan, menenangkan dan tulus.
"Selamat yaa, yang udah dapet kepastian kumpul lagi" Reynan memeluk Haikal haru, sedang Jiko terlihat senang namun juga terlihat sedikit kesal?
"Ngapa gitu Ji? Ga seneng ya Abang aku pulang?" tanya Haikal, menyadari raut wajah Jiko.
Reynan melepas pelukan dari Haikal dan ikut memandang Jiko, "kenapa lo?"
"Ish, Bang, Bang Jo yang Abang maksud yang mana? Yang serem banget apa yang serem aja?" tanya Jiko menuai gelak tawa Reynan dan Haikal.
Dulu memang saat mereka memilih membentuk perkumpulan Sorai, mereka saling terbuka sebisa mungkin, tak terkecuali Haikal, ia menunjukan foto Abang dan Kakak nya pada para sahabat rasa saudaranya itu.
Flashback On
Haikal membuka galeri handphone nya, menunjuk sebuah foto pria tampan yang bertampang seram? Bukan, hanya sepertinya orang difoto itu sebelas dua belas dengan Renjun, galak.
"Ini Bang Joni, Haikal panggilnya Bang Jo. Dulu pas kecil Bang Jo protektif sama aku, sampe-sampe susah banget mau temenan, makanya temen aku yang awet cuma Bang Marv aja"
"Kalo ini Kak Yudistira. Kak Yudi ganteng kan?"
"Serem Kal" sahut Jendral tak bersalah.
"Iya deh, serem, dikit, tapi ganteng. Kalo Kak Yudi orangnya tsundere, kaya Bang Marv."
Flashback Off
"Yang mana deh, dulu kalian bilang semua serem" ujar Haikal dengan sedikit tawa.
"Ini anak pertama apa kedua Bang?" tanya Jiko memperjelas.
"Yang chat Bang Jo, anak pertama Ji"
"Oh, berati yang tampangnya serem Bang, kalo yang kedua itu serem banget"
"Kak Yudi, Jiko."
"Iya dah itu. Tapi bang, ntar-" belum selesai Jiko berucap, bunyi dering terdengar di ketiga handphone yang ada di ruangan itu.
"Bang Nana telpon" kata Jiko.
"Si Jendral nih nelpon ngapain?" gumam Reynan.
"Lah, ini Bang Marv nelpon Haikal" ujar Haikal ikutan bingung, lantas ketiganya memilih mengangkat bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorai
Teen FictionCompleted✓ [Part masih lengkap.] *Jangan lupa komentar dan votenya. Deskripsi : Kisah tujuh pemuda yang saling mencintai dalam lingkup saudara. Melewati banyak hal, hari-hari berat, dan masalah yang menumpuk dengan kebersamaan. Mereka tidak sedarah...