Mungkin Akhirnya Tak Jadi Satu

4.1K 434 44
                                    

Note : Don't Plagiat. Enjoy and Happy Reading.
.
.
.

Sorai Ke-dua puluh.
.

Enjoy and Happy Reading.
-

27 Juli 2023.

Haikal bersenandung pelan, membelah jalanan malam yang cukup sepi dengan kecepatan dibawah rata-rata. Ia ingin menikmati udara malam yang lumayan tenang, lenggang dari manusia yang berwira-wiri kala siang hari.

Suara getar ponsel yang berbeda dari nontifikasi lainnya terdengar dari saku celana Haikal, membuat ia mau tak mau berhenti sejenak, mengangkat telepon dari kakak keduanya. Yudi.

“Assalamualaikum kak, kenapa kak?”

“Wa’alaikumsalam. Adek dimana? Ini udah malem, hampir tengah malem, kenapa belum pulang? Katanya mau main game bareng gue”

“Wo, wooo, santai kak, pelan-pelan jangan ngegas gitu, jadi kok, mau main game bareng kakak, minggu depan kan kak Yudi balik kuliah buat sidang. Ini udah di pertengahan jalan kok.” jelas Haikal.

“Cepetan, tapi jangan ngebut, awas lo ngebut-ngebut!” peringat Yudi.

“Nggak boleh ngebut tapi suruh cepet, maksud nya gimana ya kak?” Haikal bertanya heran.

“Ah, pokoknya pulang Haikal. Sekarang. Ini udah tengah malem.” pinta Yudi dengan suara tegas, membuat Haikal tersenyum canggung, merasakan takut akan aura Yudi yang bahkan jauh darinya.

“Iya, Haikal pulang.”

Telepon mati saat mereka akan sama-sama mengucap salam. Tiba-tiba saja tubuh Haikal sudah ditarik paksa turun dari motor, menyebabkan dirinya terjatuh kedepan, ponselnya jatuh terlepas dari genggamannya.

“Mau diapain nih bro?” satu dari dua orang tadi berucap, dan satu lainnya menjawab, “Poles dulu biar manteb, haha.” Ucapan itu selesai bersamaan dengan Haikal yang berusaha lari, namun kakinya di jegal dan membuat ia terjatuh lagi.

“Sat! Lepasin!” Haikal memberontak, melindungi tubuhnya kala tendangan dan pukulan menyapa telak tubuhnya.

“Wow, cakep juga, boleh kali?” salah satu berucap.

“Anj*Ng, bener-bener nggak tau adab nafsu Lo!” jawab salah satu preman itu yang dengan cepat menahan tubuh Haikal.

Ia raih ponsel Haikal, kemudian ia tatap Haikal dengan seringai.

“Ide bagus c*k, lo pake gue rekam, bos bakal nambahin pasti.”

Tawa keras itu terdengar nyari, bersama Haikal yang berteriak meminta tolong, juga berusaha melepaskan diri dari seretan dua setan itu.

Haikal memberontak kala dua orang itu menyeretnya menjauh dari motornya, ia berhasil dibawa kedalam bangunan tak bertuan yang ada diseberang jalan, detik setelahnya adalah kehancuran bagi Haikal.

Dalam gudang kosong yang berada dekat dengan lokasi motor, Haikal di hancurkan. Ia, lelaki yang tak lagi merasa dapat melihat dunia lagi.

Ia, menerima hal yang tak seharusnya patut manusia dapatkan, ia benar-benar malu pada semua isi dunia.

Malam dingin itu dipenuhi rintihan dan pertanyaan Haikal dalam hati, mengapa ini dilakukan padanya? Apa salahnya?

Waktu berjalan begitu lambat bagi Haikal, sampai penyiksaan itu berhenti dan rambutnya ditarik, membuat kepalnya terdonggak mengarah kepada kamara ponselnya yang terjatuh tadi.

SoraiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang