Note : Don't Plagiat. Enjoy and Happy Reading.
.
.
.Sorai ke-dua belas.
."Tidak kah ia ber-hak bahagia?"
-Nathan sedikit heran, apakah hari ini memang Tuhan siapkan untuk menjadi kelam? Sebab mendung-mendung hasil alam dan sang awan yang bersentuhan mulai timbul di angkasa.
"Hujan gak ya?" gumam Nathan sembari menatap jendela kamarnya.
"Ngapain? Ayok berangkat. Gue ikut lo aja ya, bensin gue nipis, ga sempet kalo mampir beli" Jendral datang menginstrupsi kegiatan kembarannya itu.
Nathan memutar bola matanya malas, "Idih, bilang aja ga punya duitt looo"
"Nak, udah siap belum? Ayok turun, Mama mau ke pasar, jadi sekalian aja ikut mobil ya, kayaknya mau hujan juga" sosok sang Mama tiba-tiba terlihat di depan pintu, membuat Jendral mengucap istighfar karena terkejut.
"Y-ya udah deh Ma, ayok Na!" Jendral menjawab dengan nada yang masih canggung. Setelah kejadian kemarin, ia dan Nathan memutuskan menerima dengan perlahan, membentuk keluarga yang akan menjadi rumah seutuhnya bagi mereka.
Nathan tersenyum memandang Jendral dan Mama mereka, iya, kini ia dapat menyebut Mama mereka, dan Papa mereka, kini tak ada lagi perdebatan dengan sebutan, "Mama Lo!" "Papa Lo!"
•••
Marvioa, Jendral, Reynan, dan Nathan terlihat duduk di kelas, masing-masing dari mereka masih diam dan mengecek ponsel, menunggu tiga dari mereka yang belum sampai di sekolah. Sedangkan hujan sepertinya sudah siap untuk jatuh kepada pelukan bumi.
"Lama amat dah mereka, jadi pengen ngantin gue" Marvio berkata sembari mengantongi ponselnya, di ikuti oleh ketiga lainnya.
"Gak sarapan Bang?" tanya Reynan.
Marvio mengeleng, "Ayah ada kerjaan dadakan, sekretaris nya sakit, terus Bibi ga dateng. Ga ada yang masak deh, gue udah coba masak, ga enak"
Nathan dan Reynan melotot sejenak, "Masak apaan lo Bang?!" tanya Nathan tak santai.
"Dapur Lo aman gak?!" kini Reynan yang bertanya, menimbulkan tawa dari sahabat kembarnya, sedangkan Marvio tercengang pada pertanyaan mereka berdua.
"Dapur aman, cuma ya teplon gosong dikit, terus telur abis 3 gak ada yang jadi" ungkapnya kecewa. Sedang ketiganya membatin heran, 'dari dulu udah tau ga bisa goreng telur, ngapain juga masih di cobain?'
"Terus, Lo makan pake apa Bang?" tanya Jendral bingung, sebab ia tak dapat memikirkan apa yang Marvio masak.
"Makan pake nasi ayam" jawab Marka.
"Hah? Telur aja gosong, gimana bisa lo masak ayam? Lo bumbuin gak? Ayamnya utuh? Bulunya Lo cabut kagak?" tanya Reynan beruntut.
"Ga pake ayam Rey, pake nasi. Nasi nya gue bentuk jadi paha ayam" jawab Marvio kalem tanpa dosa, Jendral sudah tergelak keras. Sedang Reynan dan Nathan menahan kekesalan, mereka sedang mengandalkan kesabaran yang tersisa sedikit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorai
Teen FictionCompleted✓ [Part masih lengkap.] *Jangan lupa komentar dan votenya. Deskripsi : Kisah tujuh pemuda yang saling mencintai dalam lingkup saudara. Melewati banyak hal, hari-hari berat, dan masalah yang menumpuk dengan kebersamaan. Mereka tidak sedarah...