Masih di malam yang sama, Gery di bawa Angga kesebuah restoran yang memang sudah di pesan khusus oleh Angga untuk mereka makan malam. Angga tidak pernah berpikir akan mendapatkan sebuah kejutan sebelum makan malamnya dengan Gery.
" Maafkan hal yang sebelumnya mas" lirih membuat Angga yang berada di sebelah Gery menggeleng dan menggenggam tangan Gery
" Shttt itu bukan salah kamu, aku baik-baik saja, aku senang kau membela ku tapi aku ingin mengatakan bahwa hal itu tidak perlu lagi kamu lakukan, biarkan saja mereka ingin bilang apa tapi yang jelas kita bukan seperti yang mereka bilang" ujar Angga yang di balas anggukan oleh Gery.
Gery memeluk Angga membuat Angga terkejut, sudah berapa kali Angga di buat terkejut oleh Gery semenjak pertemuan mereka di sekolah tadi, mulai dari tindakan di aula dimana Gery menolong Denis untuk membantu Angga naik atas panggung, lalu kecupan di pipi saat di ruangan pribadinya, lanjut dengan pembelaan yang di berikan Gery untuk Angga dan sekarang pelukan yang di berikan Gery kepadanya.
Angga mengelus punggung Gery dan membiarkan Gery menangis di pelukannya hingga tenang barulah nanti mereka akan makan malam. Gery membiarkan Angga mengelus dan mencium pucuk kepalanya. Perlakuan Angga mampu membuat Gery tenang dan bahkan Gery hampir saja tidur jika tidak mengingat mereka akan makan malam bersama.
Gery melepaskan pelukannya dari Angga dan menghapus air matanya " maafkan Gery mas, mari kita makan" ujar Gery dengan suara seraknya karena habis menangis. Angga mengangguk jadilah mereka makan bersama dengan suasana romantis, ada alunan musik klasik, dengan lampu yang berwarna warni menghiasi tempat itu dan juga ada bunga edelweiss dan juga lilin di tengah meja tempat mereka makan.
Gery bisa menyimpulkan bahwa Angga orang yang romantis meski dingin namun sangat perhatian " kau menyukainya" ujar Angga
Gery mengangguk " hmm sangat indah dan bagaimana mas tahu kalau aku suka bunga edelweiss" heran Gery ketika bunga yang sangat jarang di berikan seseorang di acara makan malam romantis biasanya bunga mawar adalah bunga identik dengan cinta tapi Angga lebih memilih bunga edelweiss.
Angga tersenyum" aku mengetahui semua tentang mu ger" ujar Angga membuat Gery semakin tidak mengerti karena Gery asli lebih menyukai bunga tulip dan kenapa Angga memberikan bunga edelweiss. Gery menggeleng tanda tak mengerti lebih baik menikmati makan malam romantis bukan.
mereka menghabiskan malam dengan bercanda bahkan tanpa mereka sadari mereka langsung dekat, Gery dan Angga bahkan mereka melakukan kontak fisik seperti pegangan tangan dan juga pelukan.
" Ger seperti ini sudah terlalu larut malam, apa kamu ingin saya antar" ujar Angga saat mereka selesai makan dan juga melihat pertunjukan yang memang sudah di siapkan Angga.
Gery melihat jam tangan yang melingkar di tangannya dan benar hari sudah sangat malam, hampir mencapai jam 12 malam. Gery mengangguk dan mencari keberadaan Denis untuk meminta Denis membawa Angga ke dalam mobil, kini Gery dan Angga sudah berada di dalam mobil menuju mansion maheswara.
Di perjalanan mereka masih bercerita bahkan Gery tak segan menceritakan seperti apa kehidupannya di tubuh Glen dahulu, Gery bahkan menceritakan tentang lingga kalian masih ingat lingga bukan sahabat satu-satunya Glen.
" Sangat dekat ya" ujar Angga membuat Gery menatap Angga dan mengangguk.
" Hmm, lingga meski cerewet dia sangat baik bahkan saat aku sedih atau ada masalah lingga pasti ada untuk ku" ceria Gery membayang dimana lingga rela ke mansion hanya untuk menemani Glen yang sedang kesal dengan beberapa teman sekelasnya dan bahkan saat itu jam sudah sangat larut namun lingga tetap pergi ke mansion Glen.
" Bolehkah saya cemburu kepadanya" ujar Angga membuat Gery menoleh dan menggeleng terkekeh.
" Tak perlu karena lingga dan mas Angga memiliki tempat tersendiri di hati Gery jadi tak perlu cemburu" balas Gery menyenderkan kepalanya di pundak Angga. Angga tersenyum dan menatap Denis yang juga menatap Angga.
Denis mengangguk dan tersenyum membiarkan Angga untuk menghabiskan waktunya bersama orang yang sudah mengubah pola pikirnya.
Sesampai di depan mansion Gery turun sedangkan Angga langsung pulang karena memang sudah malam, Gery masuk ke dalam namun langkahnya langsung terhenti ketika lampu ruang keluarga menyala memperlihatkan Andika dan Selena berada disana. Gery menatap mereka sebentar sebelum melangkah namun langkah Gery kembali berhenti ketika suara vas jatuh. Gery menoleh dan mengangkat alisnya seolah bertanya.
" Ada apa dengan kalian" tanya Gery berjalan kearah Selena dan Andika.
" Kau bajingan" ujar Selena membuat Gery mengernyit menatap datar Selena.
" Ada apa Selena" ujar Gery lagi
" Kau benar-benar bajingan ger kenapa kau mengatakan omong kosong kepada Lei dan Leo apa tujuan kau mengatakan hal itu hah" teriak Selena membuat Gery semakin tidak mengerti dan menatap Andika yang masih saja diam di sofa.
Saat masih menatap Selena dan Andika tiba-tiba sebuah lengan memeluknya dari belakang, Gery mengernyit dan menoleh kebelakang melihat ada Lei disana. Gery mengernyit semakin tidak mengerti apa yang telah terjadi selama dia pergi.
Leo yang juga berada di sana tersenyum melihat wajah bingung Gery dan mengelus kepala Gery membuat Gery menoleh dan ikut tersenyum saat melihat Leo. " Ada apa ini bang kenapa mereka bersikap aneh dan lagi ini bang Lei kepada malah meluk Gery seperti ini, Gery lelah bang" ujar Gery mencoba melepaskan pelukan Lei namun tak bisa. Gery menyerah dan membiarkan Lei memeluknya bahkan Lei kini meletakkan kepalanya di pundak Gery melihat jengah selena dan Andika.
" Mereka bajingan ger" ujar Lei membuat Gery menoleh dan bertanya kepada Lei, Lei bangun dan berdiri di sebelah Gery jadikan Leo di sebelah kanan dan Lei sebelah kiri " mereka mengkhianati kita selama ini dengan bersandiwara seolah Melisa anak bunda padahal Melisa anak dari wanita jalang itu" ujar Lei. Gery mengangguk mengerti karena Gery sudah mengetahui hal itu bahkan Leo pun sama.
Gery menatap remeh Selena " pantas kau menolak pinangan dari mas Angga ternyata kau sudah memiliki suami" ujar Gery yang di balas tatapan tajam oleh Selena begitu juga dengan Andika.
" Ck kenapa kau menatap adik ku seperti itu bukankah apa yang di katakan adikku benar jalang" balas Lei semakin membuat Selena marah.
Plak
Sebuah tamparan mendarat di pipi Lei membuat Lei menoleh ke samping sembari memegang pipinya yang baru saja di tampar Andika. Lei menjilat darah yang keluar dari bibir nya karena tamparan Andika.
" Kau " ujar Lei namun terhenti ketika Gery memukul perut Andika
Bugh
Andika terdorong kebelakang dan di bantu Selena " seperti yang saya katakan tadi kalian pergi dari sini tinggalkan kami bawa anak kesayangan anda tuan Andika maheswara" ujar Gery pergi dari sana di susul oleh Lei dan Leo.
Thanks you guys udah mau baca cerita aku, jangan lupa vote dan coment ya, sampai jumpa di chap selanjutnya, bye
KAMU SEDANG MEMBACA
transmigrasi "who are you"
RandomGlen pemuda tampan yang harus bertransmigrasi kesebuah novel yang pernah di baca saat pulang sekolah namun naas saat akan menyeberangi jalan menuju komplek perumahan, glen di tabrak truk hingga membuat Glen harus menghentikan kehidupan pertama dan m...