Malam itu Andika, Selena dan Melisa masih tinggal disana karena tidak mungkin mereka pergi saat tengah malam seperti yang di katakan Gery namun paginya Gery bangun dan menemukan Andika dan keluarganya masih saja disana begitu juga dengan Lei dan Leo. Gery tidak mengatakan apapun. Seperti biasa Gery akan ke dapur dan membuat makanannya sendiri. Gery enggan untuk ikut bergabung dengan keluarga maheswara.
Gery membuka kulkas dan mengambil beberapa bahan untuk membuat sarapannya sendiri, Leo dan Lei ikut ke dapur dan membuat sarapan mereka sendiri. Gery tidak mengambil pusing karena Gery sudah tahu apa yang membuat Lei berubah dan Gery tidak masalah akan hal itu.
" Kenapa Abang tidak sarapan bersama mereka" tanya Gery setelah Lei dan Leo ikut membuat sarapan mereka di dapur
Gery menghela napas " kalian jangan bersikap seperti ini, aku melakukan ini karena memang aku sudah terbiasa sedangkan kalian, kalian melakukan hal itu karena kalian merasa di khianati coba lah berpikir lebih dewasa" ujar Gery pergi setelah menyelesaikan memasak sarapan untuknya.
Gery senang karena Lei dan Leo memihaknya tapi Gery tidak ingin mereka membenci ayah mereka sendiri karena itu akan jauh membuat keluarga hancur. Gery mengatakan hal itu juga karena Gery kesal tadi malam bukan berarti Gery akan mengusir mereka.
Gery ke kamar dan melihat ponselnya ada 3 panggilan tak terjawab dari Angga. Gery mengernyit dan menyetel nama Angga untuk memanggil.
Beberapa saat setelah tanda tut terdengar Angga langsung mengangkat " hallo mas kenapa kau memanggil ku" ujar Gery
" Maaf tuan Gery, tuan Angga sedang sakit bisakah kau ke sini" suara Denis terdengar disana.
" Denis baiklah aku akan kesana, tolong jaga mas Angga aku akan lebih cepat kesana" ujar Gery khawatir dan langsung pergi kesana.
Gery mengambil Hoodie dan topi, Gery berlari ke bagasi dan melajukan motornya ke rumah Angga. Sungguh Gery sangat khawatir tak tau apa yang terjadi kepada Angga padahal tadi malam masih baik-baik saja.
Selama di perjalanan Gery terus merapalkan dia untuk Angga, perasaan gery mulai tidak enak " sial kenapa harus lampu merah" marah Gery saat di persimpangan dia bertemu dengan lampu merah.
Cukup lama Gery menunggu akhirnya lampu merah usai dengan sekali tancap Gery menjalankan motornya memotong dan menyalip beberapa kendaraan hingga Gery sampai di komplek perumahan Angga. Gery masuk kedalam hingga sampai di rumah atau mansion Angga.
Gery dipersilakan masuk oleh penjaga rumah Angga dan Gery langsung masuk tanpa sepatah katapun. Gery bertemu dengan Denis dan langsung di suruh ke kamar Angga. Gery langsung berlari dan ketika akan masuk Gery mengatur napasnya terlebih dahulu dan barulah masuk. Dapat Gery lihat Angga terbaring di ranjang.
Gery mendekat dan dapat gery lihat Angga terbaring dengan keringat dan juga saat Gery memegang dahi Angga sangat panas.
" Mas kamu kenapa" tanya Gery saat sudah duduk di samping Angga. Angga tak menjawab namun menggeliat tak nyaman dalam tidurnya.
Gery menggenggam tangan Angga mengelus lembut membuat Angga sedikit tenang. Gery menghela napas dan bangkit ingin membuat Angga bubur.
Gery turun dan bertemu dengan Denis " bang Denis boleh Gery minta tolong temani mas Angga dulu soalnya Gery ingin membuatkan mas Angga bubur" Denis mengangguk dan pergi ke kamar Angga sedangkan Gery langsung pergi ke dapur disana ada maid yang mungkin biasanya yang membuatkan Angga makan.
Awalnya Gery di larang karena Angga sangat tidak bisa memakan makanan sembarangan namun Gery kekeh untuk membuatkan Angga makanan hingga maid membiarkan Gery memasak. Gery membiarkan bubur dan juga jahe hangat untuk Angga.
Gery tersenyum melihat bubur dan jahe hangat sudah selesai, Gery membawanya ke kamar Angga dan sedikit terkejut ketika melihat Angga sudah bangun dengan bersandar di sandaran ranjang di kamarnya. Gery mendekat dan meletakkan nampan di atas nakas sedangkan Denis sudah keluar saat Gery akan masuk. Gery melihat Angga dan mengangkat tangannya untuk menyentuh dahi Angga yang masih panas namun tidak sepanas tadi. Gery tersenyum dan kini mengambil mangkuk bubur.
" Mas makan dulu setelah ini mas minum obat biar cepat sembuh" ujar Gery menyuapi Angga yang di terima baik oleh Angga namun saat mulut Angga menerima bubur itu, Angga berhenti mengunyah dan menatap Gery membuat Gery ikut menatap Angga hingga mengga mengernyit. Gery yang melihat Angga tak melanjutkan makanan nya sedikit takut jika saja bubur yang di buatnya tak enak.
" Apa buburnya tak enak" lirih Gery " maaf seharusnya tadi Gery membiarkan bibi membuatnya" sesal Gery karena masih tidak mendapatkan jawaban dari Angga.
Angga menghela napas dan menarik dagu Gery agar mendongak menatapnya " bukan begitu tapi ini benar-benar masakan mu" ujar Angga lembut yang di balas anggukan oleh Gery.
" Hiks Gery pikir hiks mas akan hiks menyukainya hiks karena Gery yang hiks buat hiks" air mata dan Isak tangis Gery terdengar membuat Angga tak tega dan membawa Gery kedalam pelukannya.
" Hei shuttt jangan menangis aku suka sungguh ini masakan yang lezat yang pernah aku makan jadi aku sedikit terkejut mendapatinya di mulut ku" ujar Angga yang membuat Gery menatap Angga dan tersenyum memeluk Angga erat sangat erat karena Gery sangat bahagia.
Gery menyuapi Angga hingga tandas dan juga Gery memberikan obat kepada Angga tak sampai disitu Gery juga menemani Angga tidur sampai benar-benar terlelap namun sebelum Angga tidur, Angga sempat mengatakan bahwa Gery akan tinggal bersamanya mulai sekarang hingga pernikahan jadi bisa di katakan bahwa Gery akan pergi dari mansion maheswara.
Gery bangkit dan menemui Denis karena Gery sudah berjanji saat Angga bangun Gery sudah ada di rumahnya dan barang-barang milik Gery " bang bisa temani aku mengambil barang-barang ku karena mas angga ingin aku tinggal bersama sebagai simulasi untuk hidup bersama" Denis mengangguk dan membukakan pintu untuk Gery. Mereka pergi ke kediaman maheswara hingga sampai disana Gery langsung turun tanpa mempedulikan tatapan bingung dari penghuni rumah terutama Selena dan Melisa.
Gery menyiapkan barang-barang yang akan di bawa ke kediaman Angga dan juga Gery tak lupa memasukkan boneka kesayangannya" finish saat berangkat sebelum mas Angga bangun" ujar Gery semangat dan menggeret kopernya sekitar ada 2 koper milik Gery dan isinya semua barang kesayangan Gery dan di tangan Gery ada bunga edelweiss pemberian Angga saat makan malam. Bunga itu masih ada bahkan Gery sengaja mengawetkan nya agar tahan lama dan mengingatkannya kepada Angga.
" Kau akan kemana" ujar Selena menghentikan langkah Gery sedangkan Denis dan beberapa bodyguard sudah mengambil alih koper yang akan di bawa Gery.
Gery menatap Selena " menginap di rumah mas Angga" balas Gery datar
" Ck dasar murahan belum menikah sudah ingin hidup bersama" ujar Melisa yang di balas anggukan oleh Selena.
" Oh jadi kalian ingin saya disini dan kalian yang pergi oke, saya terima" ujar Gery namun sebelum Selena dan Melisa menjawab Andika datang.
" Pergilah jika tuan Angga yang meminta mu" ujarnya membuat Gery tertawa hambar dan menatap Andika
" Kau beruntung tuan karena saya tidak akan tinggal disini lagi jika saya masih tinggal disini kau akan kehilangan kekayaan semua ini" ujar Gery menatap Andika dengan tatapan ingi membunuh dan pergi meninggalkan mereka.
Gery dan Denis keluar dari mansion maheswara kembali ke ruang Angga dan benar saat mereka sampai Angga sudah bangun dan menunggu mereka di gazebo yang ada di rumah Angga.
Thanks you very much sudah Mau membaca cerita ini jangan lupa vote dan coment, sampai jumpa di chap selanjutnya bye
KAMU SEDANG MEMBACA
transmigrasi "who are you"
RandomGlen pemuda tampan yang harus bertransmigrasi kesebuah novel yang pernah di baca saat pulang sekolah namun naas saat akan menyeberangi jalan menuju komplek perumahan, glen di tabrak truk hingga membuat Glen harus menghentikan kehidupan pertama dan m...