Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Brookline, Boston. Musim Panas tahun 1942.
Beberapa waktu setelah kejadian, rasanya kepalaku mau meledak.
Karena Ibu biasanya menenggak wiski di kala-kala stres, jadi kusambar botol wiskinya dari meja rias dan duduk di teras. Pecahan plester patung berceceran di halaman. Pintu masih terbuka lebar di belakang punggungku. Ibu panik sepanjang bertelepon sebelas kali, mengulang janji yang sama tetapi dengan nominal berbeda.
Semua demi nama Hayward agar tak tercoreng.
Aku mencecap wiski, agak takut-takut karena itu pengalaman pertamaku. Seketika cairannya mengaliri lidah dan tenggorokan, aku berjengit. Rasanya panas menyengat, manis, dan keras. Namun aku mencicipinya, lagi dan lagi, hingga itu berubah menjadi tegukan dan tenggakan. Kemudian dengan segera rasa pusingku berkurang.
Wiski hebat. Tapi diriku di usia dua belas tahun berjanji untuk tak pernah meminumnya lagi.