7 Doctors Life [Terbit]

27. Kehilangan

7 Doctors Life

***

"Anjir! Satu rumah sakit di prank sama Bang Revan," celetuk Arka.

Ridel mengangguk. "Iya sih, gue kira dia yang di putusin ternyata dia yang mutusin."

"Mana Bang Revan yang galau lagi." Timpal Aldi.

Gosip terpanas di rumah sakit sekarang ini memang adalah Revan dan Wulan. Kisah mereka yang sudah tenggelam sebelum nya, sekarang bak bangkit lagi ke permukaan.

Saat pertama kali tersebar nya kabar kalau hubungan kedua Dokter Anak itu kandas, banyak yang bertanya-tanya alasan kenapa hubungan mereka berakhir. Pun dugaan yang muncul kalau Wulanlah yang mengakhiri hubungan mereka, tetapi baru saja satu fakta terungkap kalau Revanlah yang memutuskan Dokter cantik itu.

Dan sama seperti lain yang terus membahas perihal itu, para sahabat Revan sendiri pun juga ikut bergabung di dalam nya.

Atau mungkin hanya Arka, Aldi dan Ridel, sementara Sefa, Ken dan Julian hanya tim pendengar sembari menikmati makan siang mereka.

"Eh, Bang Revan datang." Arka setengah berbisik melihat kedatangan Revan menuju meja mereka.

"Nggak apa-apa sih. Lebih baik di depan orang nya langsung, daripada ngomongin di belakang." Balas Ridel.

"Van, kenapa lo mutusin Wulan?" Ridel langsung bertanya begitu Revan sampai di meja mereka.

Aldi dan Arka yang nampak nya tidak setuju, ingin menghentikan tapi sudah terlanjur. Alhasil kedua nya hanya menyengir pada Revan.

Revan pun berdecak, sebelum membalas. "Ko gue belum makan loh ini. Lo nggak bisa nunggu gue selesai makan dulu gitu, biar selera makan gue nggak hilang?"

Dan Ridel menggelengkan kepala, sebagai tanda tak perduli.

Revan yang sudah mengambil tempat di samping Julian baru akan menyuap makanan nya ke mulut, tidak jadi menyadari ada mata-mata penasaran yang melihat pada nya. Revan pun meletakan kembali sendok nya.

"Nggak jodoh. Puas?" Balas Revan.

Arka menggeleng. "Alasan nya?"

"Rusuk nya nggak pas buat gue." Jawab Revan.

"Yah, padahal Bang Revan sama Dokter Wulan cocok banget," kata Aldi yang menyayangkan.

"Orang lain cuma bisa menilai, tapi mereka yang jalanin. Lebih baik putus dari sekarang kalau emang nggak bisa, dari pada terus cari alasan mempertahankan, tapi nanti nya bakalan lebih sulit." Sefa bersuara.

Revan mengangguk pada Sefa. "Emang cuma lo yang bisa ngerti Mas."

"Terus, ngapain lo ngaku di putusin kalau sebenar nya lo yang mutusin?" Tanya Ridel.