7 Doctors Life [Terbit]

40. Jawaban

7 Doctors Life

***

"Kamu nunggu lama, ya? Maaf aku buat kamu nunggu, jalanan juga macet," ucap Sefa pada sang istri yang baru masuk ke dalam mobil nya dan mengambil tempat di kursi penumpang samping kemudi.

Olivia dari memasang sabuk pengaman, menatap suami nya. "Nggak apa-apa, jadi gimana keadaan Julian?"

"Kaki nya cidera yang lain nggak apa-apa. Udah?"

Begitu mendapat anggukan kepapa dari Olivia, Sefa langsung menjalankan kembali kemudi nya.

Malam ini pasangan suami istri itu mempunyai janji makan malam dengan Mama nya Sefa, karna itu Sefa  menjemput Olivia yang biasa nya bisa pulang sendiri dari jadwal nya. Sebelum nya Sefa juga sudah memberitau perihal Julian yang menjadi alasan kenapa dia terlambat menjemput istri nya itu.

Tak ada lagu yang di putar di dalam mobil itu, hingga Sefa bisa mendengar jelas Olivia yang menarik nafas panjang beberapa kali.

"Kenapa, Sayang?" Sefa akhir nya bertanya.

"Kenapa?" Olivia bertanya balik.

"Kenapa kamu tarik nafas panjang?

"Nggak apa-apa."

Mobil Sefa berhenti karna lampu merah, dia menggunakan kesempatan itu untuk menatap pada Olivia, juga mengambil tangan istri nya itu.

"Nggak perlu sempurna atau kuat di depan aku. Aku mau bantu kamu, tapi aku bukan peramal yang bisa tau tanpa kamu bilang. Terbuka ya sama aku,"

Biarpun pencahayaan nya kurang, tapi Olivia bisa melihat tatapan Sefa yang menatap nya dengan tulus.

"Aku takut," jujur Olivia yang sudah menggenggam balik tangan suami nya.

"Takut kenapa? Bilang sama aku apa yang kamu takutin,"

"Aku..aku takut kalo nanti Mama kamu nggak bakalan suka sama aku. Mungkin ini bakalan kedengaran seperti alasan, tapi selama ini aku nolak ketemu sama Mama kamu sendiri karna aku takut kalo semakin lama Mama sama aku, Mama semakin tau kekurangan aku dan Mama.." Olivia berhenti berbicara karna air mata nya sudah banyak yang jatuh.

Sungguh, Olivia benci menjadi lemah apalagi di depan suami nya sendiri tapi akhir-akhir ini dia terus menunjukan sisi itu dan banyak kali menangis di depan Sefa.

"Hey, kok nangis?" Tangan Sefa segera bergerak menghapus air mata di wajah istri nya itu.

"Kalau itu yang kamu takutin? Itu nggak bakalan terjadi. Kamu tau Mama sayang banget sama kamu, bahkan Mama lebih sering nyebut menantu nya kamu daripada aku anak nya sama temen-temen Mama,"

"Dan juga berhenti bilang Mama kamu, Mama kita."

Olivia segera memeluk suami nya itu yang juga langsung di balas oleh Sefa.