26|| A Night With Jovan

4.9K 83 58
                                    


BAB INI MENGANDUNG UNSUR 18+
HARAP BIJAK DALAM MEMBACA🔞🔞

"Raa..." panggil Jovan sambil sedikit mengguncang tubuh Yara yang masih menempel kepadanya. Tapi Yara tampaknya tak peduli sama sekali, ia malah makin mengeratkan pelukannya dan menyamankan kepalanya untuk bersandar pada dada Jovan yang bidang.

Jovan menghela nafasnya panjang lalu tangannya perlahan melingkar membalas pelukan Yara. Dibelainya dengan pelan punggung gadis yang tampak begitu hancur malam ini "kamu kenapa Raa? Rakka nyakitin kamu lagi?" Tanya Jovan padahal ia juga mengerti kalau Yara yang sedang mabuk berat ini, tak akan bisa menjawab pertanyaannya.

"Kamu bisa cerita sama aku, untuk hal apapun. Aku siap dengerin semua cerita kamu, sampai kamu capek ngomong dan hati kamu lega. Jangan kaya gini Raa" tutur Jovan terdengar begitu lembut dengan tangannya yang tak berhenti mengusap punggung Yara untuk membuat gadis itu semakin tenang dalam dekapannya.

Tak dapat dipungkiri jika jantung Yara kini berdetak begitu kencang. Rakka bahkan tak pernah memperlakukan Yara dengan selembut ini. Begitupun Jovan, Yara sampai bisa mendengar dengan jelas detak jantung Jovan yang begitu menggebu-nggebu, padahal mereka kini sedang berada di tempat yang full music.

Yara lalu mengangkat kepalanya dari dada Jovan, ia  tiba-tiba muntah hingga mengenai pakaiannya dan juga kemeja hitam yang digunakan oleh Jovan.

"Sorry bang.." ujar Yara sambil mendongak menatap kedua mata Jovan. Sepertinya separuh kesadaran Yara sudah mulai kembali, buktinya ia bisa meminta maaf setelah tak sengaja mengotori kemeja Jovan.

Jovan lantas tersenyum sambil merogoh saku celanannya untuk mengambil sapu tangan "it's ok Raa. baju kamu.." Jovan berbicara sambil menunjuk dress berwarna putih tulang yang kini sudah basah karena muntahan Yara.

Laki-laki 27 tahun itu lantas memberikan sapu tangannya pada Yara tapi gadis itu tak menerimanya dan malah memegangi kepalanya yang tiba-tiba saja terasa sangat pening "kenapa Raa?".

Yara tak menjawab, ia hanya menggelengkan kepalanya sambil menahan tubuhnya yang kembali melemas dan sempoyongan "ayo aku anterin pulang".

Tanpa menunggu jawaban dari Yara, Jovan lantas membopong tubuh Yara yang sudah sangat lemas untuk segera keluar dari bar ini.

"Gila si Jo! Gue suruh telfon Rakka biar cewenya gak dibungkus cowo lain. Malah dia sendiri yang bungkus cewe adeknya" gumam Yesa pada Tristan yang baru datang, setelah Yesa melihat Jovan keluar dari pintu utama bar sambil merangkul Yara.

"Emang yang menantang itu lebih enak, lo deh sekali-sekali cobain" jawab Tristan dengan santai setelah ia menengguk minumannya.

"Menantang palalo!" Yesa melemparkan lirikan sinisnya pada Tristan. Sejak dulu ia memang terkenal sebagai pemain wanita, tapi Yesa tak pernah sekalipun menyentuh wanita yang telah menjadi milik orang lain, apalagi milik orang terdekatnya.

"Raa aku kan gak tau rumah kamu dimana" ujar Jovan sambil menoleh pada Yara yang kini duduk disebelahnya. Mobilnya baru saja keluar dari parkiran bar dan Jovan baru ingat kalau ia tak tau alamat rumah Yara, karena tempo hari sepulang dari rumah Tritsan, Yara memang hanya minta diantar ke parkiran Kantor untuk mengambil mobilnya.

Sudah beberapa menit Jovan menunggu, tapi Yara tak kunjung menjawab pertanyaannya, gadis berambut pirang itu malah senyum-senyum sendiri dengan matanya yang terpejam.

Jovan pun akhirnya memutuskan untuk membawa Yara ke apartemennya. Setidaknya gadis itu harus mengganti bajunya terlebih dahulu agar tidak masuk angin. Lagipula Yara juga tampaknya tak bisa pulang kerumahnya dengan kondisi yang seperti ini.

Setelah sampai, Jovan lantas merebahkan tubuh Yara yang telah ia gendong dari parkiran bawah hingga ke kamarnya. Ia lalu meninggalkan Yara tidur sendirian diatas ranjangnya dan segera masuk kedalam kamar mandi untuk membilas badannya yang lengket.

FAKE STEP BROTHER🔞[NCT 127 NCT DREAM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang