35|| Kenyataan Dan Hati Yang Patah 2

2K 61 42
                                    



Mata Kanaya yang semula sudah mulai bengkak, langsung terbuka lebar begitu ia melihat seseorang yang sudah lama sekali tak ia dengar kabarnya itu.

"Mama.." panggil Kanaya lirih, ia lantas melepaskan tangan Kansa begitu saja lalu segera berlari menghampiri mamanya yang masih berada diposisinya.

Sedangkan Kansa kini hanya bisa mematung karena terkejut dengan apa yang sedang ia lihat. Karena seumur hidupnya Kansa tak pernah sekalipun bertemu dengan wanita yang selama ini ia panggil dengan sebutan tante Juwita.

Kanaya lalu memutuskan pergi bersama mamanya, meninggalkan Kansa yang kini sudah tak mampu lagi untuk menahannya.

"Mama kan nyuruh kamu buat tinggal disana biar gak ngemper dipinggir jalan, bukannya buat jatuh cinta" ujar tante Juwita sambil fokus mengemudikan mobilnya.

Kanaya lantas dengan cepat menoleh untuk menatap mamanya yang baru saja berbicara "Kamu pikir mama gak tau? Mama tau semuanya Naya" kedua mata Kanaya kembali terbelalak lebar, entah apa dibalik kata 'semuanya' yang mamanya maksud kali ini, yang jelas Kanaya sungguh terkejut karena mamanya mengetahui tentang hubungannya dengan ketiga laki-laki itu.

"Lebih baik kamu hilangin semua perasaan itu sekarang. Karena kamu sebenarnya gak boleh sampai jatuh hati sama mereka" Kanaya seakan tak bisa berhenti terbelalak, dari mana mamanya tau tentang semua ini?.

"Mama udah nikah sama pak Satrio?" Tanya Kanaya setelah ia beberapa saat hanya bisa terdiam sambil terus menatap mamanya dari samping.

"No darlingg— bukan karena itu. Kamu pikir kenapa Doni Rahadyan yang selama ini sayang banget sama kamu, tiba-tiba ngusir kamu dari rumah?" Wanita itu diam sejenak sambil menoleh untuk membalas tatapan anaknya "Dia udah tau kalo dia bukan bapak kandung kamu— Satrio Mahardika itu bapak kandung kamu" kejutan apa lagi ini?.

Jantung Kanaya rasanya berhenti berdetak untuk beberapa detik. Tak cukupkah kenyataan mempermainkan dirinya hari ini? Dan sekarang ia harus mendengar fakta yang lebih mengejutkan lagi. Kanaya adalah anak kandung Satrio Mahardika.

"Yang berarti darah yang mengalir di tubuh ketiga laki-laki itu dan kamu itu darah yang sama" bisa-bisanya mamanya dengan santai mengatakan semua ini, padahal tubuh Kanaya kini sudah bergetar hebat karena tak percaya dengan apa yang ia dengar dari mulut ibu kandungnya sendiri "Mulai sekarang kamu harus hidup damai tanpa ada perasaan yang lebih dari adik kakak sama mereka bertiga".

"Mama jahat!" Umpatan itu keluar begitu saja dari mulut Kanaya yang seolah kebingungan untuk berkata apa lagi. Ia ingin menangis sekeras-kerasanya, tapi air matanya yang seolah sudah mengering berhasil membuat hatinya terasa semakin sakit sekali.

"Bukan mama yang jahat— tua bangka itu lebih jahat sama mama. Dia ngaku belum punya istri, ngehamilin mama dan ninggalin mama gitu aja" ujar mama Kanaya sambil kembali mengalihkan fokusnya pada jalan raya yang tampak begitu sengang.

"Terus kenapa mama balik sama dia dan bikin rumah tangganya hancur?" Satu-satunya hal yang membuat Kanaya begitu membenci ibunya adalah karena wanita itu telah tega merusak keluarga orang lain. Merusak kebahagiaan Tristan, Calvin dan Kansa, dan juga membuat ibu mereka menderita disisa akhir hidupnya.

"Dia juga harus ngerasain kehancuran yang mama rasain. Mama terpaksa nikah sama papa kamu, pura-pura cinta, pura-pura hamil anak dia. Mama gak akan pernah lupain semua yang udah Satrio Mahardika lakuin ke mama" Kanaya kembali bungkam setelah mendengar perkataan mamanya yang terdengar begitu penuh dengan kebencian.

Jadi ini alasan mama Kanaya dan pak Satrio belum resmi menikah sampai hari ini. Hubungan mereka berdua sebenarnya tak dilandasi dengan rasa cinta melainkan keinginan mama Kanaya untuk balas dendam.

"Turunin aku ma" Kanaya yang sudah tak tahan lagi dengan setiap kata yang terdengar begitu menyakitkan lantas melepas seatbeltnya dan segera turun dari mobil mamanya.

Anehnya wanita itu membiarkan anaknya turun begitu saja. Meskipun ia tentu sudah tau kalau kondisi anaknya sekarang semakin berantakan karena tekanan yang seolah datang dari segala penjuru.

Kanaya yang baru saja turun dari mobil mamanya langsung dicegat oleh Kansa. Ternyata ia sengaja mengikuti Kanaya karena takut gadis itu akan ikut pergi jauh bersama mamanya.

Melihat wajah Kansa hati Kanaya semakin sakit rasanya, apalagi setalah ia tau kalau laki-laki ini adalah saudara sedarahnya. Rasa kecewa itu masih utuh dan sekarang harus ditambah dengan luka baru karena kenyataan yang ternyata begitu menyakitkan.

"Naya.."

"Jangan ikutin aku lagi Kak!" Kanaya terus berusaha untuk menghindar dari Kansa, jujur saja ia tak sanggup jika harus lama-lama menatap wajah Kansa setalah mendengar tentang kebenaran diantara mereka.

"Aku cuma sayang sama kamu Nay" Perkataan Kansa berhasil membuat Kanaya menghentikan langkah kakinya, mengapa kalimat yang biasanya sangat Kanaya sukai, kali ini terdengar begitu memilukan.

"Tapi kita gak akan pernah bisa lebih dari ini Kak" Kanaya berbicara tanpa mau menghadap Kansa yang sekarang masih berdiri tepat dibelakang tubuhnya.

Ia lantas meneruskan langkahnya dan meninggalkan Kansa begitu saja. Entah laki-laki itu mengerti atau tidak dengan apa yang Kanaya maksud. Tapi yang jelas kali ini Kanaya benar-benar butuh waktu untuk sendiri.

Kanaya lalu segera naik bus dan pergi menuju apartemen Yesa. Tak ada tempat lain yang bisa menjadi tujuannya ketika sedang hancur selain tempat itu. Lagipula Yesa pernah mengatakan kalau Kanaya bisa datang kapan saja ia mau.

Setelah sampai tentu saja Kanaya hanya bisa menghabiskan waktunya dengan terus berlinang air mata. Mungkin ia tak akan mendapatkan solusi hanya dengan menangis, tapi setidaknya hatinya bisa merasa sedikit lega dan rasa sakitnya bisa ia luapkan semuanya.

Kanaya yang baru saja terbangun dari tidurnya langsung melebarkan matanya ketika melihat 28 panggilan tak terjawab dari Arkana. Karena terlalu banyak menangis Kanaya sampai ketiduran dan tak dapat mendengar satupun notifikasi yang masuk di handphonenya.

"Naya— " panggil Yesa yang baru saja membuka pintu dengan tergesa-gesa.

Kanaya lantas segera bangkit dari posisi tidurnya sambil mengucek matanya dengan kasar "Kenapa bang?".

"Ikut aku sekarang— dia nungguin kamu".

Ini lanjutan dari bab sebelumnya yah, emang sengaja aku pisah biar gak kepanjangan

Stay Tune and Love you all❤️🫶🏻
Jangan lupa votenya❤️

FAKE STEP BROTHER🔞[NCT 127 NCT DREAM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang