39|| Happy Ending?

3.2K 75 55
                                    



Udara cukup dingin di Seoul, apalagi sejak tadi sore hujan terus mengguyur kota yang menjadi destinasi wisata hampir semua orang ini.

Kanaya yang satu jam lalu baru bisa keluar kantor karena masih harus bekerja lembur, kini ia berakhir di salah satu pojangmacha dekat tempat tinggalnya.

Setelah melewati sehari yang terasa begitu berat. Tak ada salahnya jika ia mampir sebentar untuk menikmati sebotol soju dan dalkbal yang masih panas.

Dan seperti biasanya, Kanaya tak akan cukup hanya dengan sebotol soju saja. Entah sudah berapa botol yang ia minum tadi hingga membuat Kanaya kini tergeletak lemas tepat didepan pintu apartemennya, dengan pakaiannya yang basah kuyup karena kehujanan.

Sekuat tenaga Kanaya mencoba bangkit meskipun pikirannya saat ini sedang terbang kemana-mana. Gadis yang sebelumnya telah berhasil berdiri itu lantas kembali berjongkok ketika barang-barang yang ia bawa didalam tasnya terjatuh semua kelantai.

Ternyata Kanaya masih cukup sadar, karena ia masih bisa memunguti satu persatu barang-barangnya. Air matanya langsung berderai tanpa diperintah ketika Kanaya membaca nama yang tertulis di name tagnya 'Kanaya Ananta Mahardika' tentu saja yang berada dalam benaknya saat ini adalah seseorang bernama Kansa.

"Salah Nay. Harusnya kan, Kanaya Ananta Mahardika".

"Emang kak Kansa beneran mau saudaraan sama aku?".

"Saudaraan?".

"Iya. Kan kalo mama nikah sama pak Satrio, otomatis nama belakang aku juga bakalan diubah sama kaya nama belakangnya kak Kansa, dan itu artinya kita bakal jadi saudara tiri asli".

"Bukan gitu, nama belakang kamu pake Mahardika soalnya kamu nikah sama aku".

"Hah? Nikah?".

"Kenapa emangnya? Kamu gak mau?".

"Engga lucu aja sih kedengarannya".

"Biar waktu yang buktiin Nay, aku yakin suatu saat kamu pasti bakal pake nama itu, tapi bukan karena papi nikah sama mama kamu".

"Kak Kansa serius?".

"Aku serius".

Percakapannya dengan Kansa pada hari itu seolah terputar dengan sendirinya dalam ingatan Kanaya, hingga membuat hatinya terasa begitu perih.

Kanaya hanya bisa menangis sambil memegangi dadanya yang entah mengapa tiba-tiba terasa sangat sesak. Sedangkan tangan kirinya lanjut mengambil barang-barangnya yang masih berserakan.

Air mata Kanaya mengalir semakin deras tak kala ia menemukan foto polaroidnya dengan Tristan, Yesa, Calvin, Kansa, Arkana dan Aidan yang ia dapatkan dari pernikahan kak Aurora beberapa tahun yang lalu.

Kanaya tak pernah menyangka kalau keenam laki-laki dalam foto itu ternyata akan berpengaruh besar pada kehidupannya. Kerinduan pada saat-saat indah seperti pada foto yang kini ia genggam erat itu, berhasil membuat tangisan Kanaya semakin kencang.

Rasanya sakit sekali, ketika ia begitu merindukan mereka semua. Tapi Kanaya tak bisa kembali karena Jakarta menyimpan terlalu banyak luka baginya.

"Naya.. kamu kenapa?" Kanaya langsung mengangkat kepalanya dengan cepat begitu ia mendengar seseorang bertanya dengan bahasa indonesia. Dan suara itu adalah suara yang selama ini Kanaya rindukan.

Tubuh Kanaya bergetar hebat ketika ia menatap seseorang yang saat ini berdiri dihadapannya. Kanaya hanya bisa terbelalak tak menyangka sambil menutupi mulutnya yang menganga. Apakah orang ini benar-benar datang kapadanya? Ataukah hanya sebatas bayangan Kanaya saja, karena rasa rindu terhadapnya yang terlalu dalam.

FAKE STEP BROTHER🔞[NCT 127 NCT DREAM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang