Heston adalah anak sulung, seperti layaknya perisai, maka anak sulung di haruskan menjadi kuat, harus bisa melindungi orang tua beserta adik adik, tidak peduli bagaimana kondisi fisik maupun hatinya.
Heston di didik begitu keras untuk menjadi kepala keluarga yang kuat, di didik untuk selalu wasapada akan segala kondisi yang mengancam dan di ajarkan agar tidak mudah pernah percaya dengan siapapun bahkan dengan anggota keluarganya sendiri.
Maka dari itu ketika sang ayah kembali datang ke mansion setelah delapan tahun lamanya tidak kembali, membuatnya merasa curiga, terlebih dengan anak yang di bawa sang ayah.
Ayahnya tidak mungkin membawa orang asing ke dalam keluarganya, jika tidak dengan maksud tertentu, apalagi yang di bawa adalah bocah kecil yang terlihat ringkih itu, setau Heston, ayahnya adalah orang yang begitu tidak suka dengan anak lemah, ayahnya adalah orang yang begitu memuja kesempurnaan.
"Sejak kapan ayahku yang egois ini berubah menjadi malaikat penolong," suara Heston memulai percakapan.
Tyan tersenyum miris, "apa aku terlihat begitu buruk di matamu?,"
"Bukankah semua orang dapat berubah nak?, manusia itu seperti bunglon, dia akan berubah warna sesuai benda yang di tempelinya, bisa menjadi warna yang lebih cerah atau bahkan lebih gelap," mendengar itu Heston tertawa sinis.
"Kau bukan bunglon apà, berhenti membuat perumpamaan, bahkan jika benar manusia seperti bunglon, kau pasti tidak mungkin berubah menjadi warna cerah, yang ada kau akan berubah menjadi warna yang sangat gelap," Heston menjeda kalimatnya, lalu menarik nafas dalam dalam dan membuangnya pelan pelan, "dan satu hal yang harus kau ingat, dunia ini terlalu luas untuk menyimpulkan sifat manusia," dengan sedikit emosi Heston mengatakan itu.
"Aku tau Heston, tau sekali kenapa kau bersikap seperti ini," Tyan menghampiri Heston dan memegang bahunya, tapi dengan kasar Heston menepis tangan Tyan.
"Jangan berpikir selama ini aku tidak tau apa yang kau lakukan dan kau perintahkan kepada Kai, asistenmu, anakku,"Tyan tersenyum penuh arti, "kau berencana membunuh anak itu kan, hanya karena dia anak kandung dari Mala?, hei sejak kapan anak sulungku yang penyayang ini berencana membunuh anak kecil?,"
"Ku pikir kau sudah mengenal diriku apà, tapi ternyata kau hanya sekedar tau, jika aku anakmu," Heston berjalan menuju sofa, mendudukan nyaman dirinya disana
"Kau sendiri yang mengatakan apà, jika anak sulung, tidak peduli bagaimana kondisinya harus bisa melindungi keluarganya, lalu sekarang, aku sedang berusaha memenuhi kalimat itu, aku hanya ingin melindungi keluargaku, tidak peduli jika aku harus membunuh semua orang," dengan santai Heston berucap.
"Tapi Nala juga adalah bagian dari kita, dia anak kandung dari adikmu Haston, di dalam tubuhnya mengalir darah Whitney," Tyan berusaha memberi tahu fakta yang sebenarnya.
Heston hanya terkekeh ditempatnya, "justru itu apà, justru itu aku ingin membunuhnya, karena dia adalah ancaman terbesar keluarga ini, tubuhnya membawa hal besar yang bisa membuat keluarga kita hancur,"
Tawa Tyan menggema di seluruh ruangan kedap suara itu, begitu lucu mendengar ucapan dari putra sulungnya, "apà tidak menyangka nak, apa di didikan yang kuberikan kepadamu kurang?, hingga kau menjadi sepengecut ini, " Heston mengeryitkan dahi bingung mendengar kalimat ayahnya.
"Heston, jangan menjadi seorang pencundang, karena berpikiran membunuh adalah cara terbaik melindungi diri,"
"Tutup mulutmu apà, sebelum berbicara lebih baik kau berkaca, bahkan dulu kau membunuh seorang perempuan hanya untuk keegoisan akan kesempurnaanmu itu dan mengobarkan nyawa satu bayi yang baru lahir, bagiku kau sama sekali tidak pantas di sebut sebagai manusia," Heston tersenyum sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAGNALA
FanfictionDia hanya ingin bahagia Hanya sesederhana itu Tapi dia lupa bahwa bahagia itu tergantung alasan Sedangkan alasannya tidak pernah menginginkannya bahagia °•°