Masa Lalu

1K 97 2
                                    

Matahari telah tenggelam dalam bayangan kegelapan, diam diam tertidur diujung langit, digantikan bulan sabit yang menerangi, tak luput bintang bintang ikut serta membuat cahaya digelapnya malam.

Jotham terduduk melamun, teringat percakapan dengan sang kakak dikala siang hari, haruskah Jotham bahagia, atau terpuruk sedih?.

Semuanya begitu tiba tiba, Jotham tidak tau harus bereaksi seperti apa, ketika Heston memberi tahu kebenaran, bahwa anak yang dipungut sang ayah memanglah anak kandungnya, anak yang dulu sempat dinanti kelahirannya, kemudian tidak lama justru kematiannya yang paling diinginkan.

Seharusnya Jotham sadar sedari awal, manik mata abu abu yang dimiliki Nala adalah tanda paling besar yang diberikan.
Manik mata abu abu termasuk manik mata paling langka di dunia.

Airmata yang jarang sekali Jotham keluarkan, sekarang terjatuh tanpa aba aba, memikirkan segala kemungkinan yang akan terjadi dimasa depan membuat Jotham bimbang, hidup kenapa harus serumit ini. Belum lagi fakta bahwa didalam tubuh Nala terdapat kunci berangkas yang diincar semua orang, membuat Jotham tidak tau harus bereaksi seperti apa, putranya tidak salah apapun tapi kenapa dunia begitu jahat padanya.

"Jo, tidak ada gunanya menangis dan terus mempertanyakan kenapa hidup tidak adil,"  seseorang menepuk bahu Jotham, "Dari sejak pertama kali manusia dilahirkan pun ketidakadilan memang sudah ada, bahkan makhluk hidup lain seperti hewan dan tumbuhan juga sering kali mengalami ketidakadilan, kita masih hidup didunia nak, bukan disurga dimana semuanya sama rata, daripada meratapi nasib lebih baik kau memperbaiki hubunganmu dengan Nala,"

"Apà," Jotham bergumam lirih, lalu smirik muncul di wajahnya, "kau masih bisa bicara tentang ketidakadilan apà?, bahkan kau sendiri yang membuat ketidakadilan terjadi padaku dan putraku," tangan Jotham menggenggam.

"Nak-,"

"Kau sendiri yang telah melanggar perjanjian apà, kau yang telah membantai seluruh keluarga Mala dengan tangan kotormu itu, dan kau yang dengan keegoisanmu menjadikan putraku yang baru lahir menjadi kambing hitam, hingga semua orang berencana membunuhnya, dan sekarang apà berbicara tentang ketidakadilan," Jotham menangis tergugu, gelapnya malam menjadi saksi betapa hancurnya Jotham saat ini.

"Kau sudah berjanji apà, dulu kau sudah berjanji akan merestui hubunganku dengan Mala, jika kami berhasil membantai seluruh keluarga mafia paling berkuasa pada saat itu, kau telah membuat aku membunuh banyak orang, bahkan orang yang tidak bersalah pun tak luput kubunuh demi rasa cintaku yang besar pada Mala, demi sebuah restu yang kau janjikan, tapi kenapa kau malah menghianati aku apà?, kenapa kau membunuh seluruh keluarga dari orang yang paling aku cintai, hingga membuat Mala depresi dan berniat membunuh darah daging kami," Jotham berdiri tepat dihadapan Savastyan, tatapan mata yang begitu redup dan kosong menatap lurus, tepat pada manik mata safir milik Tyan.

Tyan hanya bisa terdiam menatap Jotham, ini semua memang salahnya, salah dirinya yang begitu egois menginginkan semua berjalan atas kemauannya, tanpa Tyan sadari bahwa setiap manusia memiliki perasaan dan keinginan menjalani hidup masing masing. Tyan ingat sekali kejadian delapan tahun lalu.

"Manusia bajingan!!!!," suara Mala menggelagar memantul diruangan. Mala memeluk erat sang ibu yang sudah tergeletak tak berdaya penuh darah, disamping kepala keluarga Gadangga yang sudan tidak bernyawa.

"Apakah ini kelakuan dari keluarga yang katanya paling berpengaruh?, ternyata kau tidak lebih dari seorang pengecut brengsek!!," Mala dengan lancang berucap.

Tyan berdiri disana, kedua tangannya menggenggam erat sebuah pistol. Tatapan matanya sama sekali tidak ada raut kasihan ataupun menyesal, matanya kejam menatap sekitar.

RAGNALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang