Selama empat belas tahun Achirah hadir di dunia, dirinya tidak pernah menyangka, bahwa hidup penuh dengan tekanan yang ia alami, akan tuhan berikan begitu banyak warna melalui sosok kecil yang menggemaskan.
Jika bisa diibaratkan, Nala adalah definisi malaikat kecil lucu yang penuh harapan, Achirah tidak pernah mengerti kenapa hati bocah itu selalu dipenuhi hal hal baik, tidak ada setitik bencipun yang tertanam dihati Nala.
Achirah sama sekali tidak berbohong ketika mengatakan bahwa Nala memiliki hati seluas samudra, karena disana, tepat didepan kolam ikan mas koi milik Lisandra. Nala dan sang papa, Jotham sedang saling tersenyum, entah apa yang sedang dibicarakan.
Nala sama sekali tidak terlihat takut untuk berdekatan dengan Jotham, manik mata abu abu miliknya, tidak terdapat setitikpun kebencian, padahal sudah jelas, karena Jothamlah Nala terluka, yang terlihat sekarang, hanyalah senyuman tulus dari bocah itu.
Layaknya gula gula kapas, senyuman Nala itu manis sekali, terlalu sayang jika harus dilewatkan, maka ketika melihat Nala begitu senang akhirnya bisa dekat dengan sang papa, membuat Achirah urung untuk menghampiri, Achirah hanya berjaga jaga saja, takut Jotham akan melakukan tindak kekerasan kembali pada adik kesayangannya.
"Kaka Achi," baru saja Achirah hendak melangkah pergi, tapi suara lucu itu memanggil. Dengan reflek Achirah melihat kearah suara.
"Kaka Achi, ayo sini, papa membelikan Nala boneka sapi loh, lucu sekali, hihi," Nala dengan riang menunjukan boneka berbentuk sapi itu, hasil sogokan dari Jotham, agar Nala mau memaafkan.
Achirah tersenyum lalu menghampiri Nala, mata Achirah menatap Jotham penuh permusuhan, masih tidak terima sebenarnya karena Jotham telah menyakiti Nala, tapi Achirah segera merubah raut wajahnya setelah melihat Nala.
Mengerti maksud akan tatapan dari ponakannya, Jotham berinisiatif untuk pergi, malas juga jika harus berdebat dengan Achirah, sama seperti sifat wanita manapun, Achirah tidak mau kalah jika sudah adu mulut.
"Papa pergi dulu ya," tangan besarnya mengusap sayang pucuk kepala Nala, lalu beralih menatap ponakannya, "hati hati dengan tatapanmu Achirah, bahkan besi pun bisa terbelah jika kau menatapnya dengan tajam seperti itu," Jotham tersenyum, hendak menepuk bahu sang ponakan, tapi langsung ditepis oleh empunya.
Achirah memutar bola matanya malas, "harusnya kau yang hati hati tìo, aku bisa membuatmu terpotong dengan hanya sekali liat,"
Jotham hanya tersenyum menanggapi, jika dijawab maka sudah pasti perdebatan tidak akan selesai, Jotham melangkahkan kaki meninggalkan taman itu, membiarkan Nala menghabiskan waktu dengan kaka tersayangnya.
Sepeninggalan Jotham, Achirah segera saja duduk disamping Nala, secara lirih berbisik dikuping anak itu, "Nala kenapa mau berbicara dengan dia sih,"
Nala menatap polos Achirah, "maksudnya kaka Achi papa?,"
"Iyalah, memangnya siapa lagi," Achirah menjawab gemas, "kenapa mau diajak duduk berdua, senyum senyum pula, harusnya kan Nala marah, karena sudah dijedotin sampai berdarah,"
"Tadinya sih Nala mau malah kaka Achi, tapi tapi papa bawa ini," Nala menunjukan boneka sapi berwarna hitam putih, "kalena Nala suka sapinya, jadi Nala maafkan papa deh,"
Mendengar itu, Achirah tepuk jidat, memang ya anak kecil itu polos dan mudah sekali ditipu, "ya ampun Nala, masa dikasih boneka jelek begini saja langsung luluh sih, harusnya Nala tuh jual mahal,"
"Jual mahal?," Achirah mengangguk, "memangnya Nala jual apa, Nala kan tidak jual apa apa, apanya yang halus dikasih mahal,"
Achirah kembali menepuk jidat, "maksudnya kaka tuh jangan langsung luluh karena dikasih boneka, sekarang liat deh muka Nala, masih jelek kan, masih jadi seperti mumikan?," Nala mengangguk nganggukkan kepala, "Nala begini karena siapa?"
![](https://img.wattpad.com/cover/322857493-288-k329200.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
RAGNALA
FanfictionDia hanya ingin bahagia Hanya sesederhana itu Tapi dia lupa bahwa bahagia itu tergantung alasan Sedangkan alasannya tidak pernah menginginkannya bahagia °•°