Bab 10: Meet Lego again

2.2K 16 0
                                    

Tasha berjalan lebih dulu untuk membuka pintunya dengan kartu akses yang sudah Delvin berikan. Sedangkan sang pemilik justru berjalan di belakangnya dengan kerepotan karena harus membawa barang-barang milik Tasha juga; semua perlengkapan yang nantinya akan digunakan selama berada di apartement-nya.

"Hellooooo, ututututu muach," sapa Tasha pada Lego yang langsung datang ke arahnya saat pintu terbuka. Tasha dengan antusias mengangkatnya seperti sedang menggendong seorang bayi.

Delvin hanya tersenyum kecil melihatnya, ia meletakkan seluruh barang Tasha ke dalam kamar, lalu kembali ke luar dengan segera, "sepertinya Lego sangat menyukai mu," katanya melihat Tasha yang asyik memainkan ponsel sambil menggendong Lego yang tertidur di pelukannya.

"Bukankah semua orang akan menyukai ku jika mereka merasa nyaman dengan ku? Oh ayolah, banyak yang suka pada ku, termasuk pemilik kucing nya, bukan begitu?"

Delvin terkekeh, "ck, kau melupakan Hugo, lihat, dia sangat kecewa," kata Delvin melirikkan matanya, walaupun dirinya sedang memotong sayuran.

"Ah mereka berdua sama manjanya, begitu juga dengan mu," ucap Tasha kemudian menggendong Hugo yang sedari tai sudah duduk di dekatnya, seperti sedang menunggu giliran tiba untuk dimanja-manja.

Delvin mengambil sendok untuk mengkoreksi rasa masakannya, "kau membuat makanan apa?"

Delvin membalikkan tubuhnya untuk menjawab pertanyaan Tasha, "Grienockerl."

"Wowwww, kau bisa membuatnya?"

Delvin mengangguk.

Tasha dengan penuh antusias meninggalkan Lego dan Hugo begitu saja. Ia menghampiri Delvin tanpa menggunakan alas kaki, "kau tunggu saja di sana, ini akan jadi sebentar lagi,"tutur Delvin.

Namun Tasha yang keras kepala tidak menggubris perkataannya, ia justru mengambil ahli sendok yang ada di tangan Delvin dan mencicipi masakannya, sungguh terkejut karena rasanya yang sangat pas.

"Enak, kau pandai memasak," puji nya sambil menunjukkan wajah senangnya kepada Delvin.

"Sudah, kau tunggu saja di sana, biar aku yang akan menyiapkannya."

"Baiklah."

Tasha duduk sambil menyilangkan kedua kakinya, sembari menunggu Delvin selesai menyajikan makanannya. Delvin datang dengan membawa dua mangkuk beserta alat makan yang lainnya. Dengan penuh semangat Tasha mengambil satu jatah makan malamnya, ia meniupnya terlebih dahulu, karena uap yan kelua memberikan tanda jika itu masih sangat panas.

"Pelan-pelan."

Tasha mengangguk, mereka melanjutkan makannya dengan hening. Karena masih mempunyai rasa malu dan sopan, Tasha dengan penuh kesadaran diri berniat untuk mengambil ahli untuk mencuci piring, "tidak usah, letakkan saja di sana."

Tasha tak menggubris kalimat Delvin.

"Shutsss, sana mandi, biar aku yang akan mencucinya," kata Delvin dengan kekeuh justru menghentikan Tasha yang sudah menyalakan kran air, "gunakan tangan mu untuk ku saja, mengerti?"

Tasha menatapnya sambil menelan ludahnya. Raut wajahnya berubah dengan cepat, pandangannya terlepas dari kontak mata pada Delvin.

"Hei aneh sekali, kau tidak biasanya menghindar dari hal-hal seperti ini," katanya.

Tasha justru langsung berjalan menuju kamar untuk mengistirahatkan tubuhnya, "heii Tasha," panggil Delvin berlari kecil mengejarnya.

Delvin mengunci pintu kamar dari dalam, ia bahkan sengaja tak menyalakan lampu kamar. Ia membiarkan minimnya cahaya, dengan gorden yang sedikit menerawang. "Apa kucing mu tidak boleh masuk ke dalam kamar?" Tanyanya.

Hot TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang