Bab 49: New mom

350 6 0
                                    

Beberapa hari berlalu, akhirnya Tasha sudah di perbolehkan untuk kembali ke rumah. Hanya saja mereka berdua di himbau untuk tidak melakukan hubungan badan untuk sementara waktu, hal itu tidak membuat Tasha keberatan, berbeda dengan Delvin yang sangat keberatan.

Kini rumah semakin ramai, di lengkapi dengan suara tangis Kharel di waktu waktu yang tak terduga. Ditambah kehadiran mommy dan om Ferry yang juga ada di sana. Tasha membuka matanya, melihat Delvin dengan tampilan yang jauh berbeda dari biasanya, ternyata ia baru saja selesai memandikan Kharel, pantas karena kaos yang dipakai Delvin sedikit basah.

Lalu Delvin meletakkan baby Kharel di tempat khusus untuk memakaikan baju, ditemani dengan obrolan Delvin kepada baby Kharel tanpa dijawab.

"Kau berbicara dengannya?" Tanya Tasha menghampiri mereka.

Delvin tersenyum, "dia sudah mengantuk, langsung kasih dia susu," ucap Delvin membiarkan Tasha memberikan baby Kharel untuk minum. Sembari menunggu, Delvin membereskan semua barang-barang yang bertebaran karena terburu-buru. Ia bahkan mencuci botol yang semalam di gunakan untuk memberikan susu kepada Kharel.

Tak butuh waktu lama, Kharel tertidur. "Sekarang giliran ku, ayo mandi bersama," ajak Delvin menggendong Tasha memasuki toilet. Mereka meninggalkan Kharel tanpa rasa khawatir sedikit pun.

Tasha membuka kaos milik Delvin yang basah, matanya memandang ke arah wajah Delvin, "kamu gak tidur ya semalam?" Tanya Tasha.

"Tidur kok, tapi kebangun aja," ucapnya. Mereka masuk ke dalam bathup untuk berendam bersama.

"Apa Kharel rewel kalo malam?"

"Sedikit," ucap Delvin mengelus punggung Tasha.

"Kenapa gak bangunin aku?" Tanya Tasha.

"Gak mau buat kamu capek aja, kamu cukup jaga Kharel setiap pagi sampe sore, biar malem, aku yang jaga," jelas Delvin.

Mereka saling menggosok punggung satu sama lain. Sial karena Delvin terangsang dengan sentuhan Tasha, "mau aku bantu?" Tanya Tasha menawarkan bantuan.

Belom memberikan izin kepada Tasha, sudah terdengar suara Kharel yang menangis. Suara tangisannya membuat Delvin hanya bisa pasrah, "cepat tenangkan Kharel," ucap Delvin menyuruh Tasha untuk cepat membilas diri dulu.

Tasha dengan berat hati langsung meninggalkan Delvin dengan keadaan yang seperti itu. Padahal dirinya ingin membantu, namun sepertinya Kharel tidak berpihak pada Delvin. Tasha menggendong Kharel keluar dari kamar, sepertinya Kharel menangis karena merasa bosan.

"Kharel udah bangun Tas?" Tanya mommy-nya yang sedang memasak di dapur, kedua mommy nya sedang membuat kue.

"Udah, bangun dari tadi," ucapnya.

"Paling bentar lagi dia tidur, semalam kan dia nangis terus setiap beberapa jam sekali," kata mommy.

Sialnya Tasha tidak mendengar suara tangisan Kharel semalam. Mungkin karena lelah mengurus Kharel dari siang jadi ketika tidur, Tasha tidak mendengar suara apapun, itu mengapa Delvin selalu terbangun karena harus mengurus Kharel.

Benar saja, baru beberapa menit berada di luar kamar, Kharel sudah kembali tidur. Tasha akhirnya membawa Kharel kembali ke kamar. Pantas saja Delvin tak menghampirinya turun ke bawah, karena Delvin justru tertidur dengan bertelanjang dada.

Tasha bisa melihat betapa lelahnya Delvin. Setelah meletakkan Kharel di dalam baby box, ia justru berbaring di sebelah Delvin, sambil terus memandang ke arahnya.

---

Tepat saat hendak makan malam, Delvin terbangun dari tidurnya, melihat Tasha yang baru saja menggantikan popok Kharel.

Ia mengucek-ucek kedua matanya, rasanya masih sangat mengantuk baginya, "sepertinya aku tidur terlalu lama," katanya.

Tasha hanya tersenyum ke arahnya sambil menggendong Kharel dan membawanya mendekat pada Delvin, "lihat, dia tersenyum kepada mu," ucap Tasha.

Senyum Delvin langsung mengembang saat itu juga, diiringi dengan suara ketukan pintu. "Kak, mommy suruh makan malam," suara Bryan dari luar kamar.

"Iya aku akan segera menyusul," teriak Delvin.

Ia mengambil ahli untuk menggendong Kharel. Mereka memutuskan membawa Kharel turun karena ia tidak sedang tertidur, bisa menangis jika harus ditinggalkan di kamar sendirian.

Semua yang melihat Delvin menggendong Kharel langsung mendekati ke arahnya dan ingin menggendongnya.

"Dia benar benar dicintai banyak orang," lirih Tasha memilih duduk dan makan karena ia sudah lapar. Berbeda dengan kedua grandma yang sibuk menggendong tanpa memperdulikan makan.

"Kayaknya Kharel pusing karena jadi bahan rebutan," ucap Lea melihat Kharel kini sudah berpindah di tangan daddy.

Delvin dan Tasha hanya tertawa kecil, "buat lagi dong, biar gak rebutan kayak gitu," ucap Nheva. Ucapannya sontak membuat Tasha tersedak, Delvin memberikan segelas air mineral kepadanya.

Om Ferry yang mendengar obrolan itu hanya tertawa, betapa polosnya Nheva melontarkan permintaan yang sensitif.

Makan malam selesai. Mereka tidur lebih malam karena sibuk bermain dengan Kharel. Tasha yang melihat anaknya ditemani oleh banyak orang memilih untuk menikmati segelas coklat panas sambil menonton televisi di ruang santai, bersama dengan Delvin, Lea, dan Om Ferry.

"Apa mommy akan pulang dalam waktu dekat ini?" Tanya Tasha membuat Om Ferry merasa terpanggil untuk menjawab pertanyaannya.

"Hmm, kurasa begitu, mommy masih harus ada perjalanan bisnis. Mungkin kita akan kembali lagi nanti," jelas Om Ferry.

Tasha hanya diam setelahnya. Tidak ada lagi percakapan, yang ada hanyalah suara tv yang menyala. Hingga jam menunjukkan semakin larut malam. Bersamaan dengan ditandai oleh tangis Kharel yang sudah mengantuk. Tasha membawanya ke dalam kamar untuk mendapatkan susu.

Ditengah Tasha yang sedang memberikan susu kepada Kharel, Delvin sibuk membereskan semua barang barang yang terlihat berantakan. Benar kata orang, jika memiliki anak, semua tidak bisa terlihat rapi.

“Bangunkan aku jika dia menangis, aku tidak keberatan,” ucap Tasha masih sambil menyusui Kharel. Delvin saat itu juga menoleh ke arahnya, “hm, aku tidak keberatan jika harus berjaga di malam hari,” katanya.

“Tapi kamu juga butuh istirahat yang cukup, bukan cuman aku aja, kita jaga Kharel sama sama, okey?”

Delvin mengangguk diikuti dengan senyum bahagianya. Ia membaringkan tubuhnya di sebelah Tasha, melihat Kharel yang seperti kehausan.

“Pelan pelan baby boy, aku tidak akan memintanya darimu,” blushhh, Tasha tersipu, ahahahhha Delvin membuat Tasha ingin menghilang detik itu juga.

“Kau harus bisa berbagi pada nya, jadilah daddy yang baik.”

“Sure! Selagi aku mendapatkan jatah ku dengan lancar, aku tidak keberatan,” jelasnya membuat Tasha justru tertawa, “kamu tetap tidak bisa mengalah huh?”

Delvin menggeleng, “shutsss, dia sudah terlelap, biar aku yang pindahkan,” ucapnya.

Delvin menggendong Kharel dengan perlahan agar tidak membangunkannya. Kemudian dengan bersemangat memindahkannya ke dalam baby box, “sekarang giliran ku baby boy,” bisik Delvin langsung kembali menaiki ranjang dan memeluk Tasha dengan sangat manja.

[Bersambung]

Hot TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang