Ba 35: Conversation

556 7 0
                                    

"Tasha, apa kamu tidak akan bangun?" Bisik Delvin dengan lembut membelai rambutnya. Sungguh matahari di luar sudah bersinar terang, namun Tasha masih saja memejamkan matanya di balik selimut.

"Engh.." Erangnya membuka mata sedikit, terkejut melihat Delvin ada di hadapannya, "kau tidak pergi ke kantor?" Tanyanya.

Delvin justru bingung dengan pertanyaannya, "kau berharap aku bekerja hari ini?"

Tasha bingung harus berkata apa. "Tidak hanya saja ku pikir kau ikut bersama daddy hari ini."

"Tell me, kau punya rencana untuk pergi hari ini?" Curiga nya karena Tasha bersih keras menginginkannya pergi.

"Oh ayolah, kita selalu bersama saat di apartemen."

"Dengan siapa kau berencana pergi hari ini?" Tanya Delvin.

"Tidak."

"Katakan, oh pasti dengan mommy, karena Lea baru saja pulang pagi ini, sedangkan Nheva pergi ke sekolah hari ini, right?"

Tasha terdiam, ia bungkam.

"Berapa kali harus ku katakan jika kau tidak boleh kelelahan Tasha..." Frustasi Delvin karena sangat sulit menjaga dan mengatur Tasha untuk kebaikan bayi nya.

"Delvin, dengar."

"Aku menuruti semua perintah mu, aku makan dengan baik dan teratur, aku mengkonsumsi susu, aku juga selalu meminum vitamin ku dengan baik, katakan dimana kurangnya? Aku tau kau sangat ingin menjaga bayi ini.."

"Dan juga kau," sela Delvin.

Tasha menghela nafas, "tidak, sepertinya kau hanya berfokus pada bayi nya. Jika kau ingin menjaga ku seharusnya kau tau jika aku juga bosan jika harus berada di rumah terus," jelasnya.

"Aku tidak melarang mu, hanya saja semua kegiatan yang kau rencanakan itu terlalu melelahkan untuk mu," jelas Delvin.

Tasha menatap ke dua mata Delvin, ia sudah benar-benar bingung harus dari sisi mana ia memberikan pengertian kepada Delvin.

Delvin menahan emosinya, menghembuskan nafasnya dengan berat, "kau bisa pergi kemana pun dan bersama siapapun selama di sini, asal kau selalu memberitahu ku, itu saja."

Tasha terkejut mendengarnya. "Dan hari ini, kau bisa pergi dengan mommy, aku tidak akan mengganggu, aku akan tetap di rumah."

"Kau tidak betah berada di kantor?" Tanya Tasha.

"Mereka menyuruh ku untuk melanjutkan perusahaan, jika aku ke kantor hari ini, mereka akan berpikir jika aku menerima desakan mereka," jelas Delvin.

"Kenapa kau tidak mau melanjutkan perusahaan mereka?"

"Oh ayolah, kehidupan perusahaan sangat monoton, jauh berbeda dengan menjadi guru dan mengelola cafe, itu jauh lebih menyenangkan dibandingkan harus hidup mengikuti jam yang sudah di atur," jelasnya.

"Apa mereka semua bersikap baik pada mu?" Tanya Delvin hendak memastikan jika keluarganya menerima Tasha dengan sangat baik.

Tasha mengangguk dengan antusias, "aku senang berada di sini," ucapnya.

Ia memeluk Delvin dengan sangat erat, "kau tau, rasanya benar-benar seperti keluarga," ucap Tasha.

"Tentu, mereka semua akan menjadi keluarga mu sayang," ucap Delvin.

Perbincangan yang cukup berat di pagi hari. Delvin menyuruh Tasha untuk segera mandi dan sarapan, jadwal sarapannya sudah terlewat karena malam panas yang mereka habiskan, membuat keduanya terlambat bangun. Bahkan tidak ada satupun anggota keluarga yang membangunkan mereka.

Sembari Tasha mandi, Delvin menunggu di bawah. "Dimana Tasha Del?" Tanya mommy yang baru saja selesai mengurusi tanaman-tanamannya.

"Dia sedang mandi," jawab Delvin.

"Katanya mommy akan pergi dengannya hari ini," lanjut Delvin.

Mommy mengangguk, "kenapa? kau tidak mengizinkannya?" Tanya nya.

"Aku bisa tidur di luar jika melarangnya," ucap Delvin.

Mommy terkekeh. "Baguslah, kau terlalu keras padanya."

"Kau tidak tau mom.."

"Kau bisa membuatnya stress Del, kau harus membebaskannya."

Delvin menarik nafasnya, "jika aku melepaskannya, aku justru semakin khawatir."

"Dia pasti bisa menjaga dirinya sendiri." Kata mommy meyakinkan Delvin.

Delvin menggeleng, "tolong jaga dia hari ini, aku tidak akan ikut pergi."

Mommy mengangguk. "Pasti."

"Dia pernah melakukan hal berbahaya untuk menggugurkan kandungannya," lirih Delvin yang membuat mommy terkejut.

"Itu mengapa aku melarangnya untuk kelelahan, karena aku takut jika kandungannya melemah sewaktu-waktu. Aku melakukannya hanya karena aku tidak ingin kehilangan kedua nya," lanjutnya.

"Mengapa dia ingin menggugurkannya?" Tanya mommy dengan rasa penasarannya.

Delvin sungguh sedih jika membahasnya, tapi mereka harus tau mengapa Delvin se-khawatir itu. "Dia selalu berpikir akan menjadi orang tua yang gagal, dia bahkan berpikir jika bayi itu lahir, dia tidak bisa membuatnya bahagia."

"Kasihan sekali, apa kau sudah memberitahu orang tua nya?"

Delvin mengangguk, "aku tinggal memberitahu daddy nya, namun aku di larang untuk menemui nya."

"Kenapa?"

"Kedua orang tuanya berpisah karena alasan yang menyakitkan.."

"Lalu kau sudah membicarakan tentang pernikahan mu dengan Tasha?"

Delvin menggeleng.

"Aku berniat untuk melangsungkan pernikahan setelah bayi nya lahir."

"Seharusnya kau menikah dalam waktu dekat ini, agar saat lahir bayinya sudah memiliki status yang jelas, lagi pun perutnya belum membesar," jelas mommy.

"Entahlah, tapi Tasha baru saja senang akhir-akhir ini, aku tidak tega jika harus membebaninya dulu," ucap Delvin.

"Kau harus secepatnya membicarakan itu dengannya," ucap mommy.

Terdengar suara langkah kaki yang mendekat ke arah mereka, itu Tasha yang sudah terlihat cantik. "Kau sudah siap?" Tanya mommy.

Tasha mengangguk, "kau makan dulu, kita belum sarapan karena terlambat bangun," ajak Delvin menuju meja makan. "Mommy akan siap-siap," ucapnya pergi  ke kamar untuk berganti baju.

"Apa yang kau bicarakan dengan mommy?" Tanya Tasha sambil menggenggam sendok.

"Tidak ada," jawab Delvin dengan singkat.

"Benarkah?"

Delvin mengangguk, "kemana kau akan pergi hari ini?"

"Entahlah, tapi yang jelas kita akan menjemput Nheva, aku ingin mengajak Lea, tapi sepertinya Lea masih harus beristirahat."

"Ya, dia terlihat sangat lelah jika habis melakukan tindakan operasi."

Tasha mengangguk, ia menghabiskan makanannya. Mommy sudah siap dan terlihat sangat cantik.

"Aku pergi," pamit Tasha.

Ia memberikan ciuman singkat untuk Delvin, "have fun! Hubungi aku jika terjadi sesuatu," ucap Delvin.

Tasha mengangguk, dan melambaikan tangannya sebagai tanda perpisahan.

[Bersambung]

Hot TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang