Bab 39: Stressful night

615 5 0
                                    

Bukannya berjalan menuju dapur untuk menghampiri Delvin, Tasha justru berdiri dari kejauhan dapur dengan wajah yang pucat.

"Kamu kenapa Tash?" Khawatir Delvin yang menanyai nya dari arah dapur, ia masih mengangkat sup rumput laut yang ia buat, jadi ia menuangkannya ke dalam wadah terlebih dahulu.

"Aku gak mau makan ya Del," ucap Tasha lemas.

"Kenapa sayang?"

"Aku mual, kepala aku pusing banget," ucapnya menjelaskan kondisinya. Delvin berjalan hendak menghampirinya, tapi sial karena Tasha tiba-tiba langsung terjatuh. Dengan cepat Delvin langsung menangkapnya, menggendongnya dan memasukkannya ke dalam mobil.

Delvin melajukan kendaraannya dengan perasaan yang gelisah, ia mencium tangan Tasha yang masih pingsan itu. Sambil fokus menyetir, sesekali ia selalu melihat ke arah Tasha.

Sampainya di rumah sakit, dokter kemudian memeriksa Tasha. Delvin tidak lupa untuk mengabari mommy Tasha dan juga Om Ferry. Mereka bilang jika mereka akan segera menyusul ke rumah sakit.

Dokter akhirnya selesai memeriksa dan pergi keluar ruangan untuk berbicara dengan Delvin. "Begini pak, dia hanya kelelahan, mengingat kembali hamil di usia yang masih muda sehingga tubuhnya mudah lelah."

"Mengenai bayi nya, dia kuat, mungkin karena kelelahan jadi ber-efek pada rasa mual dan pusing yang dia alami, nanti akan saya berikan beberapa vitamin, di usahakan untuk istirahat dalam beberapa hari ini dulu," jelasnya kemudian permisi pergi.

Delvin langsung masuk ke dalam ruangan, yang mana Tasha masih terpejam di sana, Delvin menghampirinya dan membelai wajah Tasha dengan penuh kelembutan. Tak berselang lama dari itu mommy dan om Ferry datang.

"Gimana kata dokter?" Tanya mommy dengan penuh kekhawatiran dan langsung menghampiri Tasha yang masih terpejam.

"Tadi kata dokter cuman kelelahan aja."

"Maaf ya Del, harusnya mommy larang Tasha buat belajar masak dulu," ucapnya.

Delvin menaikkan satu alisnya, "apa mom? Belajar masak?" Tanya nya.

Mereka berdua mengangguk, "dia setiap hari itu dateng buat belajar masak."

"Iya, dia juga yang minta di ajarin dan selalu semangat, walaupun dia gak tau rasa masakannya sendiri," jawab om Ferry.

"Iya karena mommy selalu larang dia makan masakannya sendiri, mommy takut nanti dia keracunan, jadi dia selalu makan makanan mommy."

"Bukannya dia selalu bawa makanan pulang Del?" Tanya om Ferry.

Delvin mengangguk, "iya, dia selalu bawa makanan tiap habis dari rumah mommy."

"Nah itu masakan dia yang di bawa pulang."

Delvin masih bingung dengan semuanya, "tapi setiap hari dia selalu izin ke rumah mommy karena dia kesepian kalo harus di rumah terus, jadi aku izinin, dia gak bilang kalo ke sana untuk belajar masak," jelas Delvin membuat mommy dan om Ferry juga bingung.

"Jadi selama ini dia belajar masak?" Tanyanya sendiri.

"Mungkin Tasha ingin menjadi pasangan yang baik, dia ingin bisa melayani kamu dan anak kalian nanti," jelas om Ferry.

Terdengar masuk akal. Mereka menjaga Tasha hingga beberapa jam. Sampai akhirnya sudah semakin larut malam, Delvin menyarankan untuk mommy dan om Ferry tidur saja karena sudah semakin malam, waktunya untuk beristirahat. Lagi pun ia bisa menjaga Tasha sendirian. Lalu akhirnya mommy pulang bersama dengan om Ferry.

Hanya tinggal Delvin yang berjaga di sana, namun dirinya sangat mengantuk, hingga ia tertidur di kursi yang letaknya di samping Tasha.

Beberapa jam berlalu, Tasha terbangun lebih dulu sebelum Delvin, ia mengelus rambut Delvin yang masih tertidur di sebelah-nya. Gerakan tangannya membuat Delvin akhirnya terbangun, "kamu udah bangun? Dari tadi?" Tanya Delvin.

Tasha menggeleng.

"Ada yang sakit? Masih mual? Pusing?" Tanyanya berturut-turut.

Tasha menggeleng lagi di ikuti senyum di wajahnya.

"Sorry..." Lirihnya dengan sayu.

Delvin menggeleng, "it's okay, kalian baik-baik aja kok, aku ngerti kalo kamu itu emang gak bisa diem anaknya," jelasnya.

Tasha terkekeh, itu adalah fakta. Dari dulu Tasha bahkan tak betah jika harus seharian di rumah, itu alasannya bisa memiliki banyak teman di luar sekolah. Hampir semua orang Tasha mengenalnya karena ia pergi ke berbagai tempat.

"Tadi mommy jenguk, tapi aku suruh pulang karena udah malem," ucap Delvin memberitahu Tasha.

Tasha terkejut dengan itu, "really?"

"Iya, mereka keliatan khawatir banget sama kamu," jelasnya.

"Sama om Ferry juga?" Tanya Tasha. Delvin hanya menjawabnya dengan anggukan.

---

Tasha kembali ke rumah setelah mendapatkan persetujuan dokter. Delvin bahkan mengambil cuti untuk seharian itu. Tasha memilih duduk di depan televisi sambil memakan camilan dan juga susu ibu hamilnya. Sedangkan Delvin langsung menuju dapur untuk membuat makan siang.

"Aku jadi khawatir kalo harus ninggalin kamu," ucap Delvin sambil memotong wortel.

Tasha menoleh ke arahnya, "kalo gitu jangan tinggalin aku."

Delvin terkekeh, "aku juga mau nya gitu," ucapnya kemudian menghampiri Tasha dan duduk di hadapannya.

"Denger, aku harus pergi ke luar negeri, jadi kamu harus jaga diri baik-baik."

Tasha terkejut, "kapan? Kenapa baru bilang?"

"Besok pagi, aku niatnya mau kasih tau kamu kemarin malem, tapi kan kamu pingsan, jadi baru sempet kasih tau sekarang."

"Urusan apa?" Tanyanya.

"Nganterin siswa buat olimpiade renang," jelasnya sambil merapihkan rambut Tasha yang sedikit berantakan.

Tasha memanyunkan bibirnya, "nanti selama aku pergi, kamu tidur di lantai satu aja, kamarnya udah aku beresin, gak usah naik-naik ke lantai dua, aku gak mau terjadi apa apa," ucap Delvin.

Tasha sedikit kecewa karena view laut yang hilang, walaupun di lantai satu juga masih ada view laut di jendela, hanya saja lebih enak jika di lantai dua.

Bel pintu berbunyi, Delvin membukakannya. Tasha terkejut melihat siapa yang datang. Mereka semua berpelukan. "Mommy, aku merindukan mu," ucap Tasha.

"Jahat, apa kau tidak rindu pada ku?" Tanya Nheva.

Tasha tertawa kecil melihat Nheva yang cemburu. Sedangkan Delvin justru membawa koper mereka masuk dan menutup pintu kembali. Mommy beralih memeluk Delvin, "mereka akan menemani mu selama aku pergi," ucapnya.

Tasha sangat senang, "jadi mereka akan menjaga mu," lanjutnya.

"Kamar kalian ada di lantai dua, untuk sementara Tasha akan tidur di lantai satu," jelas Delvin kepada mommy dan Nheva. Mereka berdua langsung menuju kamar untuk melihat tempat tinggal sementaranya.

"Aku akan sedikit tenang karena meninggalkan mu bersama mereka," bisiknya.

"Tapi mereka jauh-jauh hanya untuk itu?" Tanya Tasha.

Delvin mengangguk, "aku tidak memaksa mereka, aku cuman mengabari jika akan meninggalkan mu, lalu mereka berencana kesini, lagi pun Nheva sudah libur sekolah," jelasnya.

Mommy dan Nheva turun dari atas, "kalian sudah makan?" Tanya Delvin.

Mereka berdua menggeleng, "kalo begitu ayo kita makan, aku masak banyak," ajak Delvin. Delvin memang sengaja masak banyak karena sudah tau akan kedatangan mommy dan Nheva. Dia juga sudah mengatakan jika tidak bisa menjemputnya di bandara karena harus mengurus kepulangan Tasha dari rumah sakit.

[Bersambung]

Hot TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang