Bab 47: I want baby girl!

1.1K 6 0
                                    

Sudah seminggu mereka tiba di Prancis. Seperti yang terjadi sebelumnya, Tasha banyak menghabiskan waktu bersama mommy, bahkan mommy mengenalkan Tasha kepada teman-teman arisannya. Sedangkan Delvin sedang sibuk bertemu dengan beberapa kolega agar tidak mencabut saham mereka.

Hari ini Tasha berniat untuk pergi ke mall untuk membeli beberapa keperluan untuk anaknya. Delvin berjanji akan menyusul setelah selesai dengan rapatnya. Jadi kini mereka hanya berempat, dengan mommy, Lea, dan Nheva.

Sampainya di sana, mereka langsung menuju tempat perlengkapan bayi yang sangat lengkap, bahkan toko nya sangat luas. Tasha menyerahkan semuanya kepada mommy, tak banyak yang ia tau jadi ia bingung harus menyiapkan apa.

Ia hanya tertuju pada baju bayi yang sangat lucu. "Hei, bukan kah dial laki-laki? Di sebelah sana tempatnya," ucap Lea melihat Tasha yang justru memandang baju bayi yang berwarna merah muda dan terlihat seperti princess.

Tasha langsung mengangguk dan mengikuti langkah Lea. Lea mengambil salah satu baju yang sangat lucu, "ini lucu, dia akan terlihat seperti seorang pelaut," ucapnya. Tasha hanya tersenyum, lalu Lea memasukkannya ke dalam keranjang.

Hingga beberapa saat Tasha masih belum menemukan pilihannya, justru Nheva dan Lea memasukkan banyak baju hingga usia 8 bulan.

"Kamu gak pilih sayang? Atau di sini kurang bagus? Mau pindah tempat aja?" Tanya mommy hanya dalam satau tarikan nafas.

Tasha menggeleng lemah, "enggak kok mom, di sini bagus, Tasha suka, gak usah pindah tempat," katanya.

"Trus? Kenapa gak pilih?"

Tasha dengan lirih mengatakan, "entahlah, aku menginginkan anak perempuan."

Mommy tersenyum ke arahnya, "Delvin tau?" Dan Tasha mengangguk.

"Apa yang dia bilang?" Tanya mommy.

"Dia bilang, kita bisa membuatnya setelah yang ini lahir, huft, aku hanya ingin memakaikannya dress dan baju lucu lainnya," jelas Tasha.

Mommy justru menggeleng karena mendengar jawaban anaknya itu. Tiba-tiba seseorang datang dari belakang mereka dan langsung merangkul Tasha, itu adalah Delvin yang baru saja datang, "sudah selesai?" Tanya nya.

Mereka berdua menggeleng, Nheva dan Lea datang dengan membawa belanjaan yang sudah mereka pilih, "kak ayo liat, di sana sepatunya lucu-lucu," ajak Nheva dengan semangat.

Tasha mengangguk dan berjalan menuju tempat yang Nheva bilang. Benar, semua sepatu di sana sangat lucu, Tasha bahkan tertarik dengan beberapa sepatu sampai ia memasukkannya ke dalam tas belanja. Di sisi lain Delvin mengetahui ke tidak antusias an Tasha dalam berbelanja kali ini setelah di beri tahu oleh mommy.

"Bayar dengan ini, aku dan Tasha akan ke tempat lain," ucapnya kemudian merangkul Tasha dan membawanya keluar dari sana, "kenapa?" Tanya Tasha.

"Tidak apa apa, hanya ingin berdua dengan mu," kata Delvin membukakan pintu mobil untuk Tasha.

"Mau kemana?" Tanya Tasha ketika Delvin justru melajukan mobilnya meninggalkan mall.

"Kemana saja yang hanya ada kita berdua," katanya.

Tasha hanya mengangguk pelan saja, tidak bertanya lebih banyak, "apa aja yang kamu beli tadi?"

Jelas mendapatkan pertanyaan itu membuat Tasha bingung harus menjawab apa, "banyak, tadi mommy banyak ngasih tau apa aja yang harus di beli," jelasnya.

"Kamu senang?" Tanya Delvin lagi.

"Yaps, tapi rasanya melelahkan karena banyak yang harus di beli, mereka terlihat antusias menyambut kelahirannya," kata Tasha.

Delvin tertawa pelan, "jelas, karena dia akan menjadi cucu pertama." Tasha bahkan melupakan hal itu. Delvin memberhentikan kendaraannya di tepi jalan yang mengarah pada pemandangan laut.

"Ayo turun," ajak Delvin.

Mereka hanya berdiri di depan mobil sambil bersandar pada mobil. Kepala Tasha tepat berada di bahu Delvin.

"Kau masih menginginkan anak perempuan?" Tanya Delvin.

Tasha mengangguk, "tapi bukan kah aku jahat?"

"Mengabaikannya hanya karena dia bukan perempuan?" Lanjutnya.

"Kau hanya perlu waktu untuk menerimanya sayang," ucap Delvin dengan lembut.

"Dia pasti tampan seperti mu," ucap Tasha.

"Ya, dan aku akan cemburu karena ada laki-laki yang dekat dengan mu," ucapnya.

Tasha tertawa, "kamu cemburu sama anak kamu sendiri?"

"Apapun itu jika dia laki-laki aku akan cemburu Tasha."

"Ahahahhha, aku akan tetap mencintai mu Del, jika bukan karena kamu, dia tidak akan ada di sini, seharusnya kamu berdoa pas membuatnya, agar dia tidak jadi anak laki-laki," jelas Tasha.

"Nanti aku akan berdoa ketika membuat anak perempuan yang selanjutnya," ucapnya mendapat pukulan pelan dari Tasha.

---

Keadaan rumah menjadi sangat ramai, bahkan ramai sekali, ada banyak hidangan yang di masak lebih banyak dari biasanya, "ada pesta?" Tanya Delvin yang baru saja kembali dan langsung di suruh duduk untuk makan malam bersama.

Daddy mengangguk, "Nheva lolos masuk universitas negeri."

Delvin terkejut, "benarkah?"

"Pengumumannya sudah keluar?" Tanya Tasha.

Nheva mengangguk dan menunjukkan pengumumannya kepada Tasha, "lihat, aku sangat senang," ucapnya.

Semua mengucapkan selamat kepada Nheva karena berhasil lolos. Mereka menyelesaikan makan malam dengan penuh kegembiraan. Sehabis itu mereka semua berniat untuk bermain game bersama di ruang santai. Tasha ikut berada di sana walaupun tidak ikut bermain, ia tak ingin berada di kamar sendirian menunggu Delvin yang masih mandi.

"Bagaimana dengan Lucas?" Tanya Tasha teringat dengan Lucas.

Nheva yang masih fokus dengan gamenya, "dia akan pindah kesini," ujarnya.

"Really?" Ucap Delvin yang baru saja datang karena sudah selesai mandi, ia duduk di sebelah Tasha.

"Ya, dia minta pindah agensi ke Prancis, jadi dia bakal kerja di sini," jelas Nheva.

"Dia benar-benar menyukai mu?" Tanya Bryan.

Nheva mengangguk, "dia tidak mungkin pindah ke sini jika bukan karena aku, akan ku ajak kesini nanti," ucap Nheva.

"Bagaimana dengan mu Bryan?"

Bryan memasang wajah malas menjawab, "sabar kak, semua butuh waktu, dia sangat sulit aku dekati, karena banyak yang mendekatinya," jelas Bryan.

"Sebanyak apapun, jika kamu lebih terlihat menonjol, dia pasti akan merespon mu," ucap Tasha di setujui oleh semuanya.

"Hm, nanti akan ku usahakan terus," ucapnya.

[Bersambung]

Hot TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang