Bab 31: Confession

688 8 0
                                    

Sepanjang perjalanan Tasha tak henti menggigiti kukunya, ia benar-benar gugup. Ia kini masih dengan baju seragamnya. Delvin memilih waktu sehabis pulang sekolah agar Tasha bisa ikut dan bertemu juga. Delvin yang menyadari kegelisahan Tasha, langsung menggenggam tangan Tasha agar berhenti menggigitinya.

Mereka sampai di depan gerbang, Tasha semakin gugup. Jika Tasha saja se-gugup itu, bagaimana dengan Delvin?

Delvin membuka sabuk pengamannya, "kamu tunggu sini, biar aku yang berbicara lebih dulu.."

Tapi Tasha justru menahan tangannya, "kamu yakin?"

Delvin mengangguk, "kamu tunggu disini, aku akan kembali secepatnya."

Tasha mencoba untuk percaya. Ia melihat Delvin yang sudah berjalan memasuki rumahnya.

Delvin mencoba untuk terlihat kuat di hadapan Tasha, ia menarik nafasnya saat mendengar langkah seseorang menuruni tangga.

"Ada apa ya ingin bertemu saya?" Ucap Mommy Tasha yang sudah berdiri di hadapan Delvin.

"Sebelumnya perkenalkan, saya Aryantama Delvino Marsillus."

Mommy mengangguk, "saya seperti pernah melihat kamu, tapi dimana ya.."

Delvin menelan saliva-nya, ia bingung bagaimana memulainya. "Saya ke sini untuk memberitahu jika saya berkenan untuk menikahi putri anda."

Mommy terkejut, "putri saya? Tashalla?"

Delvin mengangguk.

"Maaf jika mungkin ini menjadi kesalahan yang fatal, tapi jika ini tidak terjadi sekalipun saya benar-benar akan menikahinya."

"Coba jelaskan latar belakang mu."

Delvin mengangguk dan mulai menjelaskan. "Saya seorang guru di Academy Estate Northside, saya juga mempunyai cafe yang saya kelola sendiri, kedua orang tua saja tinggal di prancis, dan saya memiliki 3 orang adik."

Mommy terkejut ketika mendengar jika dia adalah seorang guru di sekolah Tasha, "bagaimana jika saya tidak mengizinkan mu untuk menikahi putri ku?"

"Saya akan tetap menikahinya karena saya akan bertanggungjawab sepenuhnya," ucap Delvin.

Mommy terkejut bukan main, "apa kalian...?"

"Tasha hamil, usianya baru menginjak tiga minggu."

Plak!

Satu tamparan mengenai pipi Delvin diikuti dengan air mata Mommy yang menetes, "tapi saya benar-benar mencintainya," lirih Delvin.

"Dimana Tasha sekarang?" Tanya Mommy.

"Dia menunggu di mobil, dia terlihat begitu gugup jadi saya menyuruhnya untuk menunggu di sana lebih dulu," jelas Delvin.

"Apa dia baik-baik saja?"

Delvin menggeleng, "dia melakukan percobaan untuk menggugurkan bayinya sebanyak tiga kali.."

Mommy terkejut mendengarnya, ia sudah yakin bahwa Tasha akan sulit menerimanya, "dia masih sangat muda, bagaimana bisa kalian melakukannya?"

Delvin tertunduk, "maaf..."

"Dia pasti sangat takut..."

"Bagaimana dengan bayinya?" Kata mommy, "dia sehat, dia sempat melemah namun untunglah karena masih bisa di selamatkan tepat waktu..."

"Dia selalu berkata jika dia takut akan menjadi orang tua yang gagal... Dia selalu bilang jika dia takut menjadi ibu yang jahat, dia takut jika nantinya anak itu lahir, dia tidak merasa bahagia atas keluarganya sendiri.."

Mommy menangis mendengar semua ungkapan Delvin, semua mungkin terjadi karena perceraian itu. "Kau tau, aku dan suami ku baru saja berpisah.."

"Perselingkuhan yang terjadi berulang kali, berusaha aku maafkan, hanya saja, untuk yang kali ini, wanita itu hamil, jadi aku melepaskannya..."

"Sepertinya Tasha sempat terpuruk karena hal itu," kata Delvin.

"Dia anak yang baik, walaupun selalu membuat ku repot karena harus berpindah-pindah sekolah, namun aku menyadari jika ia hanya ingin di perhatikan.."

"Bagaimana dengan keluarga mu? Apa mereka menerimanya?"

Delvin mengangguk, "aku berencana untuk membawanya ke Prancis untuk bertemu dengan keluarga ku jika kondisinya sudah stabil.."

Mommy menghela nafas lega, "berikan dia kesan terbaik tentang keluarga, maka dia akan merasa nyaman.. Bawa dia masuk.."

Delvin mengangguk dan bergegas menuju mobil, terlihat Tasha yang masih juga gugup. Delvin mengatur nafasnya agar semua terlihat baik baik saja. Ia membuka pintu mobil.

"Apa kau baik-baik saja? Apa mommy memukul mu?" Tanya Tasha dengan khawatir mengecek seluruh tubuh Delvin.

Delvin tersenyum.

"Mommy tidak melakukan hal apapun."

"Huhh benarkah? Setau ku dia sangat ringan tangan."

Delvin membatin,"ya dia menampar ku tadi.."

"Ayo, mommy ingin bertemu dengan mu," ajak Delvin untuk memasuki rumah.

"Sungguh? Apa mommy tidak marah?"

Delvin menggeleng.

"Bohong, bagaimana jika mommy kecewa pada ku? Bagaimana jika mommy tidak menganggap ku lagi sebagai anaknya?"

Delvin tertawa kecil, "mommy tidak akan melakukan itu, dia sangat ingin melihat mu, ayo cepat,"ucapnya.

Langkahnya terhenti saat hendak membuka pintu, "aku takut," lirihnya.

"Aku ada di sampingmu, kau akan baik-baik saja, trust me."

Tasha menarik nafasnya dengan berat. Dia melihat mommy yang sedang duduk di sofa sambil menikmati teh nya. Mata Tasha berkaca-kaca saat itu juga, ia berdiri di hadapan mommy dan menangis.

"Kok nangis?" Ucap mommy memeluk Tasha saat itu juga dengan erat, ia berusaha menahan air matanya, "maafin mommy ya Tashaa..."

Tasha menggeleng, mommy menatap kedua matanya, "jangan nangis lagi, it's okay.."

"Cucu mommy baik-baik aja kan disini?" Tanyanya sambil mengelus perut Tasha yang masih datar.

Tasha mengangguk, "dia anak yang hebat, sama seperti kamu, pasti dia bangga jika tau bahwa dia memiliki ibu yang hebat seperti mu Tasha.." ucap mommy.

"Kau sudah makan?" Tanya mommy.

"Belum.."

"Baiklah kalau begitu kalian makan malam di sini saja, mommy akan buatkan makanan yang bergizi untuk mu, cucu mommy harus tumbuh dengan sehat," ucapnya mengajar Tasha ke dapur, "kamu duduk saja di sana okei, ibu hamil tidak boleh terlalu lelah."

"Aku akan membantu," ucap Delvin melipat lengan kemejanya agar tidak terkena noda. Mommy menugaskan Delvin untuk memotong beberapa bahan, makanan apa cepat jadi jika di masak bersama sama bukan?

"Boleh aku membantu?" Tanya Tasha di tengah keribetan yang ia lihat.

"Tidak!" Ucap mommy dan Delvin bersamaan.

Tasha terkekeh, "ahhahha okei baiklah."

[Bersambung]
-Halo guys, jangan lupa follow dan vote ya, terimakasih!!!♡

Hot TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang