Bab 33: New Family

651 10 0
                                    

Kepergian Delvin yang memilih ikut ke kantor bersama daddy nya membuat Tasha berada di rumah bersama dengan dua adik Delvin dan ibunya. Mereka semua kini berada di lantai dua untuk menonton film bersama, itu adalah ide Nheva karena bingung harus melakukan apa.

"Tasha, boleh aku bertanya?" Kata Nheva.

Tasha mengangguk, "bagaimana kau bisa jatuh cinta dengan kakak ku?"

"Betul, dia itu anak yang tidak seru," timpal mommy.

"Dia sangat kaku," sahut Lea sambil memegang remote tv.

Tasha terkekeh mendengar jawaban mereka. "entahlah, tapi Delvin sangat seru jika bersama ku mom, dia juga tidak kaku seperti yang Lea katakan," jelasnya.

"Setan seperti apa yang merasukinya," lirih Lea.

"Bagaimana kau bisa bertemu dengannya Tasha?" Tanya mommy.

"Dia adalah guru ku di sekolah baru ku," jawabnya membuat semuanya terkejut.

"Shit, Delvin memacari muridnya sendiri," kata Lea sangat terkejut dengan penjelasan Tasha.

"Apa dia menjebak mu? Katakan pada mommy yang sebenarnya, mommy akan menghukumnya jika dia memaksa mu untuk berpacaran dengannya," ucap mommy di ikuti emosinya.

Tasha menggeleng di sertai senyum kecilnya, "tidak, bahkan awalnya aku memang sengaja mendekatinya, ini rahasia karena aku tidak pernah memberitahu-nya soal ini, aku tertarik pada pandangan pertama, awalnya dia benar benar kaku, sama seperti yang Lea katakan, sulit sekali untuk aku dekati, dia bahkan tidak seru seperti yang mommy katakan, karena dia selalu ada di manapun aku berada, hingga akhirnya entah mengapa kita menjadi sangat dekat."

"Lalu aku menyadari jika kedekatan kita itu salah, jadi aku menjauhinya, namun kalian mau tau fakta mengejutkannya?" Tanya Tasha.

Semua semakin penasaran, "katakan, apa?" Tanya Nheva sudah sangat penasaran.

"Di suatu malam tiba-tiba dia datang ke apartemen ku dengan keadaan mabuk, dia bahkan memohon pada ku karena aku menjauhinya, dia seperti orang putus cinta," jelasnya.

Semua tertawa terbahak-bahak, "ini hal yang lucu, aku akan mengejeknya nanti," sahut Lea.

"Apa dia sangat berbeda dari yang kalian kenal?" Tanya Tasha.

"Sejauh ini, Delvin tidak seperti yang kau katakan, dia benar benar berbeda dari cerita mu," jawab mommy.

"Hmm.. maaf jika ini sensitif, tapi soal obrolan di meja makan tadi..." Ujar Lea bingung bagaimana menyusun kata kata di hatinya.

"Tentang telur setengah matang?" Tanya Tasha.

Semua mengangguk, "huh, Delvin memang menjaga ku dengan sangat ketat, dia melarang ku melakukan aktivitas yang membuat ku lelah, dia bahkan rutin memeriksa apakah aku sudah minum vitamin atau belum," jelasnya.

Mommy terkejut, "sungguh, dia melakukannya?"

"Ck, dia sangat jahat, bahkan saat aku sakit pun dia tidak pernah menanyakan keadaan ku," ucap Nheva.

"Oh ya? Entahlah tapi ku rasa Delvin sangat menyayangi anak ini."

Semua terdiam, "kau benar-benar hamil?" Tanya Lea.

Tasha mengangguk. Semuanya bersorak gembira, bahkan mommy memeluknya, "mommy akan segera punya cucu."

"Aku akan menjadi aunty!!!" Ucap Nheva dengan gembira. Tasha sangat terkejut melihat reaksi mereka yang seperti sangat senang, berbeda dari dugaannya.

"Berapa minggu usianya?" Tanya Lea.

"Memasuki minggu ke delapan."

Mommy mengecup keningnya karena sangat senang, "pantas saja Delvin sangat ragu meninggalkan mu tadi," katanya.

"Tapi dia memang selalu berlebihan," ujar Tasha.

"Percayalah kak, dia hanya melakukan itu pada mu, bahkan pada keluarganya sendiri dia tidak melakukannya," kata Nheva.

"Haruskah kita membawa mu berjalan jalan keluar? Ibu hamil tidak boleh stress," ucap Lea.

Mommy mengangguk, "benar, apa kau keberatan jika kita keluar hari ini untuk berjalan-jalan?" Tanya mommy.

Tasha menggeleng, "aku tidak keberatan."

"Yeayyy kita jalan jalan!" Ucap Nheva. "Aku akan berganti pakaian yang cantik," ucap Nheva berjalan memasuki kamarnya, "bersiaplah, kita akan bersenang senang."

Tasha memutuskan untuk mengganti pakaiannya juga, membawa tas kecil yang berisikan dompet dan ponselnya. Saat hendak memasukkan ponsel, ada sebuah panggilan telepon yang masuk, siapa lagi yang menghubungi selain Delvin, itu Delvin.

"Halo, bagaimana di rumah?"

"Baik."

"Apa semuanya benar-benar baik?"

"Iya Del, semua baik, kau tidak perlu khawatir."

"Huft baiklah, akan ku pukul kepalanya jika dia nakal pada mu."

"Aahhahha tidak."

"Tasha kamu sudah siap? Ayoo," ucap mommy dari balik pintu kamar, "sebentar lagi mom.." Teriak Tasha yang terdengar oleh Delvin.

"Kalian akan kemana?"

"Mommy dan adik-adik ku mengajak ku untuk jalan-jalan."

"Tidak boleh!"

"Aku tidak peduli. Aku bosan di rumah, jika kau melarang ku, kau akan tidur di sofa malam ini!"

"Tasha tapi kau tidak boleh terlalu---"

"Stop! Aku sudah sangat sehat, aku juga makan dengan baik, dan jika aku lelah, aku akan mengatakannya pada yang lain."

"Huh, aku sungguh ingin pulang sekarang juga."

"Sudahlah Del, aku senang bisa pergi bersama keluarga mu, ya?"

"Baiklah, tapi jangan terlalu lelah okay?"

"Hm, baiklah, bye!"

Tasha menutup telponnya dan segera turun, ternyata semuanya sudah menunggu dibawah. "Maaf, tadi Delvin menelpon," ujarnya. Semua mengerti. Mereka akhirnya berangkat dengan di antar oleh supir.

Mommy mengajaknya pergi ke sebuah mall yang sangat besar di tengah kota. Sepanjang hari itu, Tasha benar-benar berbincang dengan lepas, ia bahkan lupa jika ia selalu gugup. Namun entah mengapa rasanya seperti bersama dengan keluarganya sendiri. Mommy bahkan memaksanya membeli beberapa pakaian karena Tasha membawa sedikit pakaian. Sedangkan Nheva tidak henti memberikan rekomendasi restoran dengan menu makanan yang enak.

Lea sibuk menanyakan apakah Tasha baik-baik saja atau kelelahan, basicnya sebagai dokter sangat menjaga Tasha. Mereka bahkan pergi ke salon untuk menata rambut bersama. Mereka banyak membicarakan hal hal lucu tentang Delvin.

Mereka menyempatkan makan di salah satu resto rekomendasi Nheva. Semua sangat memperhatikan makanan yang Tasha pesan.

"Apa kau kesulitan saat awal-awal kehamilan?" Tanya Lea.

"Yaa, aku sedikit kesulitan karena rasa mual," jelasnya.

"Itu wajar terjadi jika baru-baru.." ucap mommy.

"Namun kata teman ku yang bekerja sebagai dokter kandungan, dia bilang di pertengahan kehamilan, itu bisa terjadi lagi," jelas Lea.

"Iya itu benar," kata mommy.

"Hal apa yang menurut mu aneh dan kau meminta Delvin untuk menurutinya?" Tanya mommy.

"Belum ada."

"Benarkah?"

Tasha mengangguk, "jika nanti kau menginginkan sesuatu, katakan pada kami," ucap Nheva di setujui oleh semua.

"Baiklah."

[Bersambung]

Hot TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang