Senin kembali lagi, Naya berjalan menuju cubic kerjanya. Sesampainya di sana, ia bingung dengan Yoshi yang sudah duduk di kursi kerja Naya.
"Ngapain lo?"
"Nay, nonton yuk!"
"Nonton?"
"Iyaa, lo gak tau film Barbie yang lagi booming?"
Naya pun hanya menggeleng. Ia tidak terlalu update sesuatu yang sedang hype.
"Nah! Biar lo tau, lo harus nonton sama gue!" Ucap Yoshi semangat lalu berdiri di samping Naya.
"Kenapa harus?" Ucap Naya yang tidak tertarik dengan ajakan Yoshi. Gadis itu pun memilih duduk di kursinya.
"Ayolah, Nay! Gue gak ada temen mau nonton itu." Bujuk Yoshi dengan wajah sok imut dan sedih di buat-buat, membuat Naya sedikit ngeri melihatnya.
"Enggak bisa gue." Putus Naya. Yoshi pun semakin cemberut.
"Gak asik lo, Nay!"
"Udah, kerja sana." Ucap Naya yang malah fokus menyiapkan laptop dan berkas-berkas yang harus ia kerjakan hari ini.
Yoshi pun kembali ke tempat kerjanya dengan berat hati.
»»««
Pekerjaan hari ini berjalan dengan sebagaimana mestinya. Jam menunjukkan pukul 7.30 malam. Itu artinya 30 menit lagi jam kerja selesai.
Tanpa disengaja, Naya melihat Sena yang berjalan menuju ruangan Hyunsuk. Hal itu lumayan mencuri perhatiannya. Bohong jika Naya tidak penasaran atas maksud dari kedatangan Sena. Tapi, tidak mungkin kan Naya langsung bertanya dan menghampiri mereka di ruangan Hyunsuk.
Meski Hyunsuk sudah menyatakan perasaannya saat itu, tapi Naya belum memberi jawaban untuk lelaki itu."Nay, stay calm! Lo gak ada hak." Gumam Naya dan mencoba fokus bekerja lagi.
"Naya," panggil salah satu karyawan.
"Iya?"
"Gimana tadi file yang gue kasih sama lo? Udah selesai?"
"Sebentar lagi selesai."
"Oke, kalau udah gue minta tolong lo print file nya terus lo kasih ke pak bos, ya."
"Pak bos?"
"Iya, pak Hyunsuk. Kenapa?"
Naya pun menggeleng pelan, "Enggak, nanti saya berikan ke beliau."
"Good. Thanks, Nay."
Naya pun segera menyelesaikan file tersebut. Gadis itu benar-benar penasaran apa yang Sena bicarakan dengan Hyunsuk.
Setelah menyelesaikannya, Naya segera menuju ke ruangan Hyunsuk. Saking semangatnya, Naya sampai lupa mengetuk pintu.
Setelah membuka pintu ruangan Hyunsuk, Naya dibuat kaget dengan posisi Sena dan Hyunsuk yang sedang berpelukan.
"Naya?" Ucap Hyunsuk dan mengurai pelukannya dengan Sena. Dapat Naya lihat, bahkan tidak ada raut panik di wajah Hyunsuk.
Naya pun menarik napas sejenak dan berjalan menuju mereka berdua yang berdiri di depan meja kerja Hyunsuk.
"Saya mau menyerahkan file."
"Thanks," ucap Hyunsuk dengan tatapan yang tertuju pada Naya sejak tadi.
"Saya permisi." Ucap Naya. Tetapi tangannya ditarik kembali oleh Hyunsuk. Membuat Naya kembali menghadap Hyunsuk.
"Habis jam kerja, temui gue." Naya sedikit mengernyitkan dahinya. Biasanya jika di kantor, Hyunsuk selalu berkata formal.
"Maaf, saya-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Money for LOVE [CHOI HYUNSUK] || END✨️
Jugendliteratur"Apa yang lo mau?" "Uang" "Cuma itu?" Hyunsuk tersenyum miring, meremehkan. "Ok, gue turutin mau lo!" Music play: {Dear Moon by JeHwii} {Can you hear my heart? by IU} Note: Di cerita ini akan terdapat adegan dan kata kasar yang gak patut sama sekal...