Worry

782 66 2
                                    

"Pesanan Americano 3, honey doughnat 2. Silahkan." ucap Naya saat melayani customer di depannya.

"Terimakasih,"

"Selamat menikmati,"

Naya pun menghembuskan napasnya pelan. Seperti biasa, gadis itu bekerja part time di cafe saat weekend.

Hari ini cukup melelahkan karena banyak pengunjung. Ditambah dengan kondisinya yang seminggu terakhir sedang sangat drop.

TRING

Bel pintu cafe berbunyi, menandakan pengunjung datang.

"Silah-" Naya terdiam sejenak menatap pengunjungnya kali ini.

Naya berdehem sejenak, mengembalikan kesadarannya. "Silahkan, mau pesan apa?"

"Kopi Americano 1,"

"Tunggu sebentar."

Naya pun membuat pesanan tersebut dan segera menyajikannya.

"Mau diberi nama cup nya?"

"Choi Hyunsuk."

Naya sempat menahan napas sejenak sebelum menulis nama itu di cup kopi.

"Totalnya 25.000"

Hyunsuk pun membayarnya dan langsung meninggalkan cafe tersebut. Bahkan Naya belum mengucapkan terimakasih.

Lelaki itu benar-benar menepati janjinya untuk tidak ikut campur dengan urusan Naya. Bahkan mereka tidak pernah berbincang semenjak satu bulan lalu, kecuali urusan pekerjaan. Itu pun sangat jarang.

"Lo gak perlu merasa bersalah, Nay." gumam Naya pada diri sendiri.

»»««

"Naya, lo sakit?" tanya Yoshi. Sekarang mereka berdua sudah berada di suatu ruangan, bersiap untuk meeting. Naya ditugaskan untuk mencatat hasil meeting.

"Enggak," jawab Naya singkat.

Yoshi pun mengernyitkan dahinya. "Yakin? Lo se-pucet ini."

Naya pun hanya mengangguk pelan, kepalanya terasa sangat berat sekarang.

Tidak lama, sosok yang ditunggu semua orang di ruang tersebut pun datang. Bos mereka, Choi Hyunsuk.

"Selamat siang," sapa Hyunsuk.

"Selamat siang, pak."

"Kita langsung saja. Saya cuma punya waktu 30 menit."

"Baik, pak."

Meeting berjalan dengan lancar, sampai suara Yoshi terdengar dan mengalihkan atensi semua orang di ruangan itu. Termasuk Hyunsuk.

"Nay, lo mimisan?"

Naya yang merasa terpanggil pun segera mengecek hidung nya. Benar saja, darah sudah menetes dari hidungnya lumayan banyak.

"Astaga! Nih, tissue nya." ucap Yoshi panik.

"Waktu saya tinggal 10 menit. Jadi silahkan keluar kalau tidak bisa hadir di meeting kali ini." ucap Hyunsuk datar. Sikap lelaki itu terlihat acuh dengan keadaan Naya.

Naya pun perlahan bangkit dengan masih memegang tissue untuk menyumbat hidungnya.

Naya menatap Yoshi yang ikut berdiri. "Ngapain?"

"Ngobatin lo, lah." jawab Yoshi dengan nada yang masih khawatir.

"Yoshi, lo di butuhin di meeting kali ini." bisik salah satu karyawan pada Yoshi.

Money for LOVE [CHOI HYUNSUK] || END✨️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang