He is...

1K 81 4
                                    

"Sialan!" desis Naya setelah melihat saldo di rekeningnya tidak bertambah sedikitpun. Padahal lelaki tadi sudah menjanjikannya uang. Ternyata dia tertipu. Harus berapa kali lagi ia tertipu di kehidupannya sekarang?

Iya, maksud Naya lelaki yang ia temui di samping gedung kantornya tadi seusai Naya mengurus administrasinya sebagai karyawan di sana.

Lelaki yang tiba-tiba datang kepadanya dan meminta ia untuk tutup mulut. Padahal Naya tidak tau apapun. Ia juga tidak melihat apa-apa, sebab ia fokus menahan pusing. Naya pusing sebab kemarin ia tidak makan sama sekali. Sehingga ia tidak sengaja menabrak tong di depannya. Namun, otak nya mendorong dia untuk mendapatkan keuntungan. Ya, uang.

Dengan kesal, Naya pun berjalan menuju kontrakan kecil dan kumuhnya. Seperti biasa, malam sunyi dan sepi. Selama perjalanan ia hanya berdoa semoga Junkyu tidak datang ke kontrakannya dan menagih hutang sialan itu.

Namun, untuk kesekian kali, Tuhan enggan mengabulkan doanya. Junkyu sudah berada di depan kontrakannya, bersandar di samping pintu dengan rokok yang terselip di bibirnya.

"Gue kira lo kabur, jam segini gak ada di rumah."

Naya pun hanya menatap lelaki itu datar. Muak dengan senyuman miring meremehkan dari lelaki di depannya.

"Gue belum ada duit."

Naya yang hendak membuka kunci pintu, terhalang oleh cekalan tangan Junkyu di lengannya.

"Sejak kapan gue nunggu lo ada duit?"

Junkyu pun tertawa kecil dengan tatapan sinis tepat di kedua mata Naya.

"Gue cuma mau lo bayar utang ke gue. Gak peduli lo ada duit atau nggak!"

"Besok gue bayar double."

Junkyu tertawa keras. Membuat Naya bertambah muak.

"HAHAHA! Double? Hidup lo yang kayak gini bikin lo tambah bego ya."

Cengkraman Junkyu semakin erat dengan perubahan ekspresi wajah yang menajam. Membuat Naya menahan gemetar takut dengan berusaha menatap balik Junkyu.

"Lo bisa apa buat bayar double, hah?! Sekarang aja lo gk ada duit. Bego!"

"Gue bisa jual diri."

Naya memang mencari masalah. Kalimat itu adalah kalimat keramat yang Junkyu benci. Tapi hanya itu yang bisa Naya perbuat, agar Junkyu pergi. Meski dengan...

PLAK

PLAK

"UDAH BERAPA KALI GUE BILANG, HAH?!! JANGAN PERNAH LO LAKUIN ITU!"

Junkyu pun mendekat ke arah Naya dan menarik kerah baju Naya.

"Sampai lo lakuin itu, mati lo di tangan gue!" bisik Junkyu dengan penuh penekanan.

Naya langsung menangis setelah kepergian Junkyu yang masih diliputi amarah.

Naya tidak menangisi ancaman Junkyu. Dia menangisi garis takdir yang Tuhan tetapkan untuk Junkyu dan dirinya. Hingga Junkyu menjadi orang yang menyeramkan seperti ini.

Jauh di dalam lubuk hatinya, Naya rindu Junkyu yang dulu.

------------

Pagi ini para karyawan kantor terdengar sangat berisik dengan pekikan dan seruan excited. Bagaimana tidak, CEO dari Black Diamond corporation akan kembali ke kantor setelah perjalanan bisnisnya selama dua minggu di Paris. Mereka dengan setia menunggu sang CEO tampan, muda, dan kaya raya itu di sekitar pintu masuk kantor.

"Gila! Pak CEO ganteng mulai kerja lagi di kantor kita!"

"Kyaa! Jadi semangat lagi gue kerjanya."

"Gimana? Gue udah rapi belum? Gue harus tampil paripurna di depan dia."

Obrolan seperti itulah yang keluar dari para karyawan perempuan.

Obrolan mereka sedikit terjeda karena melihat Naya yang memasuki area kantor dengan mengenakan kemeja hitam lengkap dengan kacamata hitamnya. Sangat kontras dengan penampilan karyawan perempuan lainnya. Membuat orang-orang menatap Naya aneh, sebab di luar mendung dan matahari tidak terik sama sekali.

Atensi para karyawan kembali ke depan pintu masuk dari kantor megah itu ketika kedatangan mobil dari CEO kantor tesebut.

Semua karyawan menunduk dan menyambut CEO tampan dengan aura yang sangat rich itu. Kecuali Naya yang terpaku dan tidak percaya dengan apa yang sedang dilihatnya sekarang.

Lelaki itu tersenyum ramah kepada karyawan dan berjalan menuju ruangannya. Diiringi dengan seorang sekretaris lelaki di belakangnya.

"Selamat datang, pak! Bapak sudah bekerja keras selama di Paris." ucap seorang karyawan perempuan di depan CEO itu.

"Saya selalu melakukan yang terbaik untuk perusahan."

Setelah sang CEO pergi melewati karyawan itu, ia reflek berteriak kegirangan bersama teman-temannya. "Gilaa! Ganteng banget CEO kita!"

"Dia... CEO perusahaan ini?" ucap Naya lirih.

"Mampus lo Nay.."

-----------

Setelah menyelesaikan pekerjaannya malam ini, Naya sengaja menuju ke rooftop kantor. Ia sengaja berencana pulang tidak tepat waktu agar tidak bertemu Junkyu. Dia belum ada uang untuk membayar hutang kepada lelaki itu.

Naya menikmati udara yang segar di malam hari dengan berdiri di belakang pagar beton pembatas rooftop. Gadis itu memejamkan matanya ketika angin meniup helaian rambutnya yang sengaja ia gerai.

Hari ini ia menggerai rambutnya untuk menutupi kemerahan di pipi bekas tamparan Junkyu dan memakai kacamata hitam untuk menutupi lingkaran hitam di matanya karena menangis semalaman.

"Belum pulang?"

Ucapan itu membuat Naya reflek membuka matanya dan berbalik ke arah suara datang. Matanya membulat ketika melihat orang tersebut.

"M-maaf. I-ini... Ini saya mau pulang sekarang." ucap Naya sambil segera melangkah meninggalkan rooftop.

"Lee Naya" panggil lelaki itu yang sukses membuat Naya menahan napas dan menghentikan langkahnya.

"Padahal gue mau tebus jaminan ke lo."

Lelaki itu berjalan ke arah Naya sampai wajahnya berada tepat di samping telinga Naya. "Hebat juga lo bisa memeras bos sendiri!" bisiknya.

Naya pun membulatkan matanya dan refleks mundur.

"Maaf. S-saya mohon maaf, pak! Saya benar-benar tidak tau kalau-"

"Kalau gue bisa pecat siapapun karyawan yang kurang ajar sama gue?"

"Maaf! Saya benar-benar mohon maaf. Saya akan bekerja dengan sebaik mungkin. Saya akan lakukan apa saja, asal bapak jangan pecat saya. Saya mohon!" ucap Naya yang mulai panik.

Hyunsuk memicingkan matanya mendengar penuturan Naya. "Apapun?"

"Iya, pak. Apapun. Tapi mohon jangan pecat saya, pak."

Lelaki itu yang tidak lain adalah Hyunsuk, tersenyum miring. Ia mengangguk kecil beberapa kali dan kembali menatap Naya dengan tatapan yang susah diartikan.

"Oke" ucap Hyunsuk dengan tampang songong dan kedua tangan dimasukkan ke saku celana.

"Beneran, pak? Terimakasih. Saya benar-benar akan bekerja keras!" ucap Naya lega dengan sedikit senyum tipis.

"Well, the first thing that you should do is... besok lo harus kerja buat gue."

"Besok?" tanya Naya bingung, sebab besok adalah weekend.

"Iya, besok gue akan bayar jaminan itu beserta bonusnya."

"Baik, pak." ucap Naya pasrah

"Untuk another thing, nanti-"

"Naya?" panggilan itu menginterupsi pembicaraan Hyunsuk dan Naya.

"Lo.. Lee Naya, kan?"

"Park Jihoon..."

$$$

xLUNAKIMx

Money for LOVE [CHOI HYUNSUK] || END✨️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang