"Sayang, dasi aku di mana ya?" Tanya Hyunsuk pada Naya yang sedang memasak sarapan pagi ini.
"Dasi yang mana?"
"Yang hadiah dari nenek dua bulan yang lalu."
"Di tempat biasanya. Emang gak ada?"
"Gak ada," jawab Hyunsuk dengan raut lelah setelah mencari dasinya yang tidak kunjung ketemu.
"Bentar, abis ini aku cariin." Ucap Naya pada Hyunsuk yang sudah berdiri di sampingnya.
"Makasih, sayang." Ucap Hyunsuk lalu mencium pipi Naya. Naya pun hanya tersenyum melihat tingkah Hyunsuk yang selalu clingy padanya setelah menikah.
"Mau aku bantuin masaknya?" Tanya Hyunsuk.
"Gak usah bentar lagi selesai, kok. Kamu ke kamar Shila aja. Coba liat udah bangun belum dia." Ucap Naya dengan masih fokus pada masakannya.
"Oke," ucap Hyunsuk dan sekali lagi mencium Naya, kali ini di puncak kepala perempuan itu.
Sesampainya di kamar Shila, Hyunsuk menemukan bayi berumur 10 bulan itu sudah terbangun di kasurnya.
"Woah, anak papa udah bangun, ya?" Ucap Hyunsuk dengan senyum merekah lalu menghampiri bayi perempuan itu dan menggendongnya.
"Anak papa pagi-pagi baru bangun kenapa udah cantik gini?" Ucap Hyunsuk sembari menciumi pipi Shila. Bayi itu pun tertawa karena geli akan ciuman Hyunsuk yang berkali-kali.
Hyunsuk membawa Shila ke dapur. Lelaki itu duduk di kursi bagian meja makan sembari mendudukkan Shila di atas meja makan tersebut.
"Liat deh, Nay. Masa bocil pagi-pagi wajahnya dah lucu banget. Mana cantik lagi." Ucap Hyunsuk yang sukses membuat Naya tertawa.
"Mana coba liat. Oh iya, cantiknyaaa. Pinter deh, bangunnya gak nangis. Tidur nya nyenyak, nak?" Ucap Naya setelah menghampiri mereka dan mencium gemas pipi Shila yang tembem.
"Shila nya aja yang di cium?" Tanya Hyunsuk dengan wajah dibuat-buat ngambek.
"Iya, wlee." Jawab Naya lalu memeletkan lidahnya menggoda Hyunsuk.
"Liat, masa mama kamu pilih kasih gitu?" Tanya Hyunsuk pada Shila yang jelas tidak di tanggapi oleh bayi kecil itu. Naya pun tertawa mendengarnya.
Tidak lama, Naya menyiapkan makanan di meja makan. Hyunsuk menatapnya dengan berbinar. Masakan Naya selalu enak bagi Hyunsuk. Awalnya Naya memang tidak bisa memasak, tapi seiring berjalannya waktu, dengan usaha juga, Naya lama-lama bisa memasak. Hyunsuk sangat menghargai setiap inisiatif dan effort Naya. Padahal, Hyunsuk tidak pernah menuntut Naya untuk memasak. Beli makanan pun, Hyunsuk tidak masalah. Masih sama seperti perkataanya dulu, dia hanya butuh Naya ada di sampingnya. Itu saja sudah cukup baginya.
"Aku cari dasinya dulu. Kamu makan duluan ya." Ucap Naya. Perempuan itu hendak beralih, tapi Hyunsuk mencegahnya.
"Makan dulu. Dasinya bisa nanti, sayang."
"Nanti gak keburu, lho."
"Makan dulu, ya?" Ucap Hyunsuk yang meskipun menawarkan dengan suara yang lembut namun Naya tau, sebenarnya itu perintah.
"Oke," ucap Naya dengan senyumnya. Naya pun duduk di hadapan Hyunsuk dengan Shila yang masih duduk di atas meja makan.
"Kamu pasti capek masak, belum makan juga. Nanti kamu kecapean kalau cari dasi dulu. Tetep utamain kesehatan kamu, oke?" Ucap Hyunsuk dengan senyum yang selalu membuat Naya candu sejak dulu.
"Siap!" Ucap Naya. Lalu mereka pun makan bersama, sesekali bermain dengan Shila.
Setelah makan, Naya mencari dasi di kamar mereka. Sedangkan Hyunsuk membawa Shila kembali ke kamar.
![](https://img.wattpad.com/cover/333840190-288-k418798.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Money for LOVE [CHOI HYUNSUK] || END✨️
Novela Juvenil"Apa yang lo mau?" "Uang" "Cuma itu?" Hyunsuk tersenyum miring, meremehkan. "Ok, gue turutin mau lo!" Music play: {Dear Moon by JeHwii} {Can you hear my heart? by IU} Note: Di cerita ini akan terdapat adegan dan kata kasar yang gak patut sama sekal...