Assalamu'alaikum All!
Don't forget to...
Vote|komen|follow|share.Ting! Ting!
Suara bel terdengar nyaring, membuat Naziya yang sedang minum di dapur merasa terganggu. Dia lantas pergi dengan kursi rodanya untuk membuka pintu. Namun tentu saja sebelum itu dia mengintip terlebih dahulu, untuk melihat siapa yang datang.
Ternyata itu adalah Adam, abinya. Gadis itu merasa lega karenanya, dia lantas langsung membuka saja pintu rumahnya itu.
"Assalamu'alaikum, nak!" sapa Adam ketika pintu sudah terbuka.
"Wa'alaikumussalam, abi," Naziya menyalami tangan kanan Adam. "Ayo masuk bi!" lanjutnya.
Adam tersenyum mengangguk, mereka lalu masuk ke dalam bersama dengan Adam yang mendorong kursi roda Naziya. Tak lupa sebelumnya dia menutup pintu terlebih dahulu.
Kini mereka sudah berada di ruang tamu, hanya berdua saja. Mertua Naziya memang sudah tidak menemani dirinya, hanya datang sesekali saja, gadis itu pun mengerti. Keadaannya pun sudah tidak seperti dulu, jadi Naziya sendiri tidak merasa keberatan sama sekali.
"Abi mau minum apa?" tawar Naziya.
"Gak usah nak, nanti saja kalau abi mau pasti ambil sendiri saja," jawab Adam terdengar tidak ingin berpisah dari anak gadisnya itu.
"Ya baiklah, senyaman abi saja," ujar Naziya tersenyum kecil.
Adam ikut tersenyum, akhirnya mereka saling bertanya kabar. Lalu melanjutkan dengan saling bercerita satu sama lain. Keduanya sadar dan memutuskan untuk saling menurunkan egonya masing-masing. Walaupun sempat ada masalah sebelumnya, tapi kini mereka memutuskan untuk sedikit demi sedikit memperbaikinya.
Hubungan mereka sempat putus, apalagi dalam waktu yang lama memang bukanlah hal mudah untuk menjalin seutuhnya lagi. Namun semua hal tidak akan ada yang mustahil, selama ada keinginan, do'a juga usaha. Mereka sadar bahwa meskipun mereka pernah merasa benci dan kecewa, tapi tetap saja ada rasa rindu yang terselip di sana.
Mungkin tidak semua orang bisa merasakannya tapi Adam dan Naziya adalah ayah juga anak kandung, mau seberapa keras mereka saling menolak tetap saja ada benang yang menarik keduanya dalam sebuah keinginan untuk bertemu. Tidak semua orang bisa merasakan keberadaan benang ini. Jika kalian merasakan maka itu adalah sebuah anugrah Tuhan yang besar.
"Jadi bagaimana nak, perkembangan kakimu? Sudah berasa lebih baik?" tanya Adam khawatir.
"Sudah membaik kok bi, nanti sore mungkin kalau jadi Ziya mau periksa lagi sama Arkan," jawab Naziya menenangkan. "Kata dokter gak lama lagi juga Ziya bisa ikut terapi jalan."
"Alhamdulillah, abi sempat khawatir, tapi kamu benar sudah baik-baik saja kan?"
"Iya, abi tenang saja aku yakin keadaan ku sudah membaik kok. Abi juga bisa melihatnya, kan?" Naziya tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAMKU BADBOY 2
RomanceKisah berlanjut dan masih panjang untuk bisa diselesaikan, Arkan dan Naziya harus kembali menjalani ujian hidup yang belum pernah mereka tempuh sebelumnya. Selain itu mereka juga perlu yang namanya pengenalan lebih dalam, karena kepercayaan itu sang...