Di kehidupan ini, setiap manusia merupakan sebuah keajaiban yang tak terulang. Seperti bintang-bintang di langit yang terpilih, setiap individu dilahirkan dengan potensi yang unik dan mempesona. Aku meyakini bahwa salah satu tugas utama manusia adalah untuk menggali potensi tersebut dengan tekun dan sungguh-sungguh, sehingga mereka dapat menjadi profesional sesuai dengan panggilan jiwa mereka.
Hidup ini mengarahkan kita untuk menghindari kesia-siaan dan ketidakbermaknaan. Setiap manusia tidaklah sekadar terhenti pada status quo, melainkan adalah seorang pencari, penjelajah jiwa yang haus akan pengetahuan dan kebenaran. Dalam perjalanan hidupnya, ia harus menyelami dan memahami dirinya dengan lebih dalam. Seperti seorang arkeolog yang mencari harta karun tersembunyi, mencari potensi batin manusia adalah tugas suci yang harus diperjuangkan.
Menggali potensi ini tidaklah mudah, sebab setiap insan memiliki lapisan-lapisan yang tersembunyi di dalam dirinya. Bagai sebuah lukisan klasik yang memerlukan ketelitian dalam setiap sapuan kuasnya, demikian pula manusia harus membaurkan dedikasi dan ketekunan dalam proses pemahaman diri. Namun, bagaimanapun berlikunya perjalanan ini, hasilnya sangatlah indah dan berharga.
Dalam mencari potensi, manusia juga ditantang untuk menghadapi hambatan dan rintangan. Namun, inilah yang menjadi alasan mengapa tekad dan kegigihan diperlukan. Seperti seorang atlet yang berlatih keras untuk mencapai puncak performa, demikian pula manusia harus melewati berbagai cobaan untuk sampai pada pencerahan dan pemahaman yang mendalam.
Dalam perjalanan menuju profesionalisme, manusia memperoleh hikmah dan kearifan yang memancar dari relung hatinya. Dalam kedalaman ini, ia menemukan arti sejati dari kehidupan dan bagaimana potensinya dapat mengabdi secara optimal bagi dunia dan sesama. Kehadiran seorang profesional sejati adalah bermanfaat bagi banyak orang dan lingkungan sekitarnya.
Namun, profesionalisme yang dimaksud bukanlah sekadar keahlian dalam bidang pekerjaan tertentu. Profesionalisme sejati mencakup juga kebijaksanaan dalam berpikir, kemampuan berempati terhadap sesama, dan kesadaran akan dampak tindakan yang diambil. Seorang profesional sejati adalah pemimpin batin yang bijaksana dan memiliki integritas moral yang tinggi.
Dalam mencapai puncak profesionalisme, manusia juga perlu mengenali batas-batasnya. Ia menyadari bahwa tak ada manusia yang sempurna, dan bahwa kesempurnaan hanyalah milik Tuhan semata. Namun, pengakuan akan keterbatasan ini bukanlah sebuah alasan untuk berhenti berusaha, melainkan menjadi motivasi untuk terus berkembang dan mengasah potensi yang ada.
Sekali lagi, aku percaya bahwa hidup yang menghargai potensi dan profesionalisme ini adalah hidup yang bermakna dan penuh keindahan. Saat manusia berusaha menggali potensi batinnya, ia tidak hanya menemukan siapa dirinya yang sebenarnya, tetapi juga menemukan kedalaman dan keunikan dari dunia ini.
Akhirnya, mari kita renungkan bahwa dalam perjalanan mencari potensi dan menjadi profesional sejati, manusia akan mendapati bahwa kebahagiaan sejati bukanlah pada akhir dari perjalanan itu, melainkan terletak pada prosesnya. Saat setiap langkah dijalani dengan tekun, kesadaran diri yang mendalam, dan dedikasi, manusia akan merasakan kenikmatan hakiki dari hidup ini. Hidup menjadi lebih bermakna ketika seseorang mampu menemukan dan mengasah potensinya dengan segenap hati dan pikiran yang penuh gairah.
Oleh karena itu, mari kita jalani hidup dengan semangat pencari dan penjelajah batin, untuk menggali potensi yang luar biasa dan menjadi profesional sejati dalam bidang apapun yang kita geluti. Dengan begitu, kita dapat memberikan kontribusi nyata bagi diri kita sendiri, masyarakat, dan dunia ini, serta menjadikan hidup ini sebagai karya seni yang indah dan menginspirasi.
Surabaya, 23 Juli 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Opini Pagi
РазноеHanya pendapat pribadi, siapa saja bebas beropini asal jangan rusuh dan gaduh hingga bikin suasana keruh. siapapun bebas berekspresi baik secara lisan atau tulisan asal jangan punya niatan bikin orang lain malu dan sakit hati karena Hujatan! begitul...