Sebagian orang memahami agama sebagai firqoh, komunitas, atau golongan yang seolah berkompetisi, saling mengecam juga mengadili. Lebih parahnya lagi, sebagian dari mereka menjadikan agama sebagai pendongkrak popularitas serta elektabilitas politik yang diproyeksikan untuk mencapai suatu jabatan tertentu. Jika terus seperti itu, 20 tahun yang akan datang, agama mungkin akan menjadi partai politik.
Manusia dan agama adalah unsur yang berbeda. Agama merupakan suatu lembaga atau institusi yang mengatur kehidupan rohani manusia. Adanya aturan dalam agama adalah untuk kebaikan penganutnya. Namun, nilai yang terkandung dalam diri manusia tidak dilihat dari agamanya, tapi dari dasar kepribadiannya; muliakah dia? biadabkah dia? Semua kembali pada pribadinya. Menurut beberapa literasi, tak ada satupun agama yang mengajarkan kebiadaban bagi para pengikutnya. Namun begitu banyaknya para pengikut agama yang biadab, kemudian berimbas buruk pada agamanya.
Selain itu, konflik antar agama sudah mencapai titik puncak ketegangan. Terlalu sibuknya pentas drama kehidupan yang tak ada jenuhnya mempertontonkan lelucon dan pembodohan, atau mungkin karena saking banyaknya kebutuhan; seperti menghidupi keluarga, saudara atau bahkan isteri muda, kemudian agama dijadiakan mediator provokasi demi kepentingan duniawi.
Telah banyak kasus di negeri ini yang memakan banyak korban; distorsi, provokasi, hingga berujung bentrok sana-sini. Pada dasarnya, semua itu bukan disebabkan oleh agama. Akan tetapi benih penyakit utamanya adalah kesalah-kaprahan dalam beragama. "Terpecah-belahnya bangsa bukan karena agama, tapi kesalah-kaprahan dalam memahami agama!" (Gus Mustofa Bisri).
Kesimpulannya, jangan pernah memahami agama sebagai firqoh, komunitas, atau golongan. Karena puncak dari itu yang dihasilkan adalah perpecahan bahkan darah yang bertumpahan. Maka pahamilah agama sebagai keyakinan, karena puncak dari itu adalah kedamaian.
Surabaya,Juni 2019
___________________________________
🐵🐶🐱🦊🐮🐭
KAMU SEDANG MEMBACA
Opini Pagi
RandomHanya pendapat pribadi, siapa saja bebas beropini asal jangan rusuh dan gaduh hingga bikin suasana keruh. siapapun bebas berekspresi baik secara lisan atau tulisan asal jangan punya niatan bikin orang lain malu dan sakit hati karena Hujatan! begitul...