10. Ever Since You

4.3K 511 38
                                    

Berbeda dengan natal tahun lalu. Pagi ini Joandra sudah berada di rumah keluarga Tantono. Duduk di sebuah sofa besar yang ada di ruang tengah, keluarga besar Alexander Tantono itu baru saja mengambil foto keluarga dengan Joandra disana.

Foto untuk natal pertama Joandra dengan status istri si bungsu, Jeffano Lew.

Memilih nairne floral-print linen midi dress dari Erdem berhasil membuat aura elegan seorang Joandra terpancar sepenuhnya.

Perempuan itu masih setia duduk di lengan sofa, dengan Jeff yang berdiri merangkul bahunya dari arah belakang.

"Akhirnya udah nggak sendirian lagi," pekik Greta menunjuk adik laki-lakinya yang tersenyum malu-malu, "biasanya berdiri di tengah sini ya, Nyo," lanjutnya menunjuk bagian belakang sofa yang biasa di tempati Jeff.

Joanpun ikut tertawa melihat wajah suaminya, "kayaknya cupu banget Sinyo, Ci," sahut Joan di tengah tawanya.

"Dia paling kemusuhan sama sesi foto, Jo, soalnya dia paling tersia-sia," sahut Jesslyn tertawa puas. "Bilang makasih sama Joan kamu, untung mau diajak gerak cepat," tambahnya.

"Tapi nggak papa, aku dulu juga gitu, terus suka dikatain sama Cece," bela Joan kali ini pada suaminya.

Sebuah pembelaan yang berhasil membuat gelak tawa kembali terdengar disana, tak terkecuali kedua pemilik rumah besar itu, Alex dan Vera yang dari tadi hanya menjadi penonton kehebohan anak-anaknya.

"Kalian ini kok ngejek adeknya terus," ucap Alex yang sudah berdiri dan berjalan santai ke area kolam renang. Diikuti kedua menantu laki-laki dan anaknya, keempat laki-laki itu memilih menjauh dari para perempuan.

Dion hanya tertawa mendengar ucapan mertuanya, "tapi emang muka Jeff melas banget setiap sesi foto," balasnya melirik Jeff.

"Kayak ada tertekan-tertekannya gitu, Pa," imbuh Glen yang ikut memandangi adik iparnya dengan memelas.

"Gimana nggak tertekan, setiap selesai sesi foto dia harus ngadepin Mamanya yang udah siap dengan segudang list," lirihnya melirik sekilas ke anak laki-lakinya yang sudah menempatkan diri di salah satu bean bag yang sengaja diletakan disana.

Jeff hanya terkekeh, menjadi pendengar celotehan Papa dan kedua kakak iparnya yang terbukti memang benar.

Semalam, Jeff dan Joan baru kembali ke rumah itu sekitar pukul sebelas malam. Setelah menghadiri ibadah malam natal, keduanya juga sempat bergabung dengan keluarga Joan di rumah Ai Erina.

Mereka berdua berhasil jadi bulan-bulanan para cucu keluarga Hardjo, terlebih si bungsu Genevieve yang menggoda keduanya mati-matian.

"Jeff nanti ke rumah Mami jam berapa?" tanya Mama yang sudah membawa beberapa gelas kopi.

Jeff membantu Mama memindahkan kopi itu ke meja yang ada di antara bean bag disana, melirik sekilas ke Breguet yang melingkar di pergelangan kirinya, "jam sebelas nanti, Ma," balasnya santai.

Acara open house dua keluarga mereka kebetulan memang memiliki waktu yang berbeda, satu hal yang benar-benar keduanya syukuri untuk acara natal mereka.

Bayangkan saja jika keluarga Tantono juga melaksanakan open house dengan jadwal yang sama seperti keluarga Hardjo, bukankah Joan dan Jeff jadi lebih pusing membagi jadwal mereka.

Keluarga Hardjo, keluarga Joan itu memiliki dua acara natal. Pertama, pada malam natal tepatnya setelah misa malam natal, keluarga besarnya akan berkumpul di rumah Ai Erina, sebuah kebiasaan yang sudah dilakukan sejak dulu.

Dulu, Oma dan Opa tinggal bersama Ai Erina, itu menjadi alasan kenapa anak-anaknya selalu berkumpul disana pada malam natal.

Kedua, acara selanjutnya keluarga Hardjo dilaksanakan siang hari pada hari-H, sebuah acara open house yang dilakukan di rumah keluarga Joan. Tidak ada prosesi tertentu, acara itu berlangsung seperti open house lainnya.

Your TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang